Tafsiran Modern
Beberapa waktu lalu, buku Arysio Nunes do Santos nan berjudul Atlantis: The Lost Continent Finally Found sempat membuat kita bertanya-tanya. Dalam buku tersebut, Santos menyatakan bahwa Indonesia ialah representasi paling tepat dari benua Atlantis. Santos juga menyebutkan bahwa Indonesia ialah lokasi Taman Eden nan sebenarnya. Sejak diterbitkannya buku tersebut, banyak orang nan merasa bangga sekaligus konfiden bahwa Indonesia memang merupakan sebuah kekuatan luar biasa pada masa lalu.
Lalu, bagaimana sebenarnya sejarah Atlantis ? Apakah itu hanya legenda, mitos, atau imajinasi biasa?
Sebenarnya, Atlantis ialah pulau hasil fitnah Plato, filsuf kenamaan Yunani, dalam buku Timaeus dan Critias karya Plato . Dalam Timaeus, dijelaskan bahwa terdapat sebuah kekuatan hebat nan melakukan ekspedisi melawan seluruh Eropa dan Asia.
Kekuatan nan dikabarkan terhebat di seluruh global dan terhebat dalam masanya. Kekuatan tersebut berasal dari pulau Atlantis, nan ukuran pulaunya lebih besar daripada ukuran Libya dan Asia jika disatukan. Sayang, Atlantis musnah sebab banjir dan gempa dalam waktu semalam.
Dalam Critias, Atlantis digunakan sebagai oposisi Athena kuno, kekuasaan nan dibela Plato. Atlantis digambarkan sebagai kekuatan terbesar pada masanya, tapi dapat dikalahkan oleh Athena kuno. Dengan demikian, Athena Antik ialah kekuatan paling superior pada masa tersebut.
Sinisme Plato
Dari kedua karya Plato itulah cerita tentang Atlantis berkembang dari masa ke masa. Banyak nan percaya bahwa Plato tak sekadar mengarang cerita, tetapi juga menjelaskan tentang keberadaan sebuah peradaban nan memiliki teknologi tinggi. Keyakinan ini didasarkan pada bukti-bukti nan terekam dan jejak-jejak nan ditinggalkan. Oleh sebab itu, tak heran kalau banyak peneliti nan berusaha mencari lokasi Atlantis nan sebenarnya. Para peneliti ini mencoba buat menggali dan mereka ulang apa nan ditinggalkan Plato dalam kisahnya.
Maka bertebaranlah peneliti nan mengklaim Atlantis terletak di Malta, India, Troya, Sardinia, Antartika, Samudera Atlantik, hingga Indonesia. Akan tetapi, bagaimana pun, semuanya hanyalah tafsir dari kisah fiktif nan dibangun Plato. Buku Santos, Atlantis : The Lost Continent Finally Found , ialah tafsiran keberadaan Atlantis nan paling menyenangkan bagi kita. Setidaknya, ada pengakuan dari seorang peneliti terkenal global tentang kejayaan Indonesia pada masa lalu.
Barangkali kasus Atlantis sama seperti Majapahit nan kekuasaannya mulai dipertanyakan. Cerita-cerita dan tafsiran-tafsiran liarlah nan menyebabkan nama Atlantis, nan aslinya fiktif, menjadi nama nan identik dengan kehebatan dan kecanggihan teknologi peradaban masa lalu.
The Lost City of Atlantis Fakta atau Fiksi
Seperti Plato menganggap, The Lost City of Atlantis ialah loka lahir dari peradaban. Apakah itu sebuah kota nyata? Kita mungkin tahu ... suatu hari jika ilmu pengetahuan dapat membuktikan hal itu. Ada banyak cerita selama bertahun-tahun nan telah menangkap khayalan manusia tetapi tak begitu banyak seperti cerita Plato tentang Lost City Atlantis. Jadi ini sebenarnya cerita atau fiksi? Yah... tak ada nan benar-benar tahu, tapi ada banyak dugaan dan teori-teori selama bertahun-tahun, beberapa dengan bukti dan sebagian teori tak hanya angan angan fiksional, seperti dalam karya film Holiwut.
Tidak sebelum Plato nan pertama memberi kita cerita tentang kota Atlantis sekitar 355 SM. Dalam bukunya, Plato menggunakan jenis tulisan mana ia menggunakan percakapan antara orang nan berbeda buat mengekspresikan ide-idenya. Dalam kisah Atlantis ada seorang pria bernama Kritias menceritakan kisah Atlantis nan rupanya telah tinggal dia bersama keluarganya selama beberapa generasi. Syahdan ialah Poseidon nan mendirikan kota Atlantis, kota itu nan merupakan suatu keajaiban bagi semua orang nan memiliki beragama sumber daya nan luar biasa beruntung bagi semua bangsa, nan dapat melihat suatu kejayaan bangsa lainnya.. Kota ini memiliki dinding dan kanal, air mancur air panas dan air mancur air dingin, sistem irigasi buat pertanian nan berada di luar kota, itu ialah keajaiban itu sebelum waktu segala sesuatu telah ditemukan!
Mungkin benda nan paling latif di seluruh kota tersebut ialah candi nan berada di sebuah bukit di tengah-tengah kota, di gedung ini Anda dapat menemukan patung besar dari Poseidon mengendarai sebuah kereta nan terbawa oleh kuda bersayap .... seluruh kota memang menyembah Poseidon, dewa laut.
Tafsiran Modern
Orang pertama nan percaya bahwa kota Atlantis lebih dari sekedar mitos ialah orang nan hayati pada 1800-an bernama Ignatius Donnelly. Dia percaya bahwa kota itu benar-benar ada tetapi dihancurkan oleh bala alam. Pada tahun 1882, Donnelly menerbitkan sebuah buku bernama Atlantis, global kuno, dalam buku ini Donnelly menyatakan bahwa kota Atlantis berada di suatu loka di tengah lautan Atlantik dan bahwa peradaban Atlantian ialah loka dimana peradaban nan dimulai dan melalui loka nan memulakan manusia tersebar, seperti peradaban Mesir, peradaban antik nan tersebar di seluruh dunia.
Satu-satunya masalah dengan semua ini ialah fakta bahwa telah terbukti secara ilmiah mustahil bagi kota nan hilang dari Altanis telah berada di tengah lautan Atlantik sebab ada terlalu banyak sedimen nan meliputi segala sesuatu di bawah sana dan tak cukup waktu sejak jatuh Atlantis buat sepenuhnya menutupi semuanya. Karena buku nan keluar, ada banyak teori ke mana kota itu terletak, beberapa mengatakan Swiss, nan lain Kalimantan, Bolivia dan bahkan Selandia Baru.
Ada satu orang nan memiliki argumen nan sangat meyakinkan dan logis tentang lokasi kota Atlantis; namanya KT Frost, seorang profesor sejarah, ia berkata bahwa kota Atlantis berada tak begitu jauh dari lokasinya si Plato seperti nan banyak orang berpikir, Frost menyatakan bahwa kota Atlantis tak lain ialah peradaban Minoan terletak di pulau Kreta.
Bagaimana Dengan Minos?
Pulau Kreta ialah pusat Kekaisaran Minoan, dengan angkatan bahari nan besar dan salah satu peradaban paling canggih dari waktu itu; Kerajaan Minoan memiliki apa nan dapat dimiliki... sampai akhirnya mereka menghilang. Sebuah gunung berapi besar, hanya sepuluh mil dari pulau Kreta, meledak dan apa nan kemudian dikenal sebagai kekaisaran terbesar dunia, terpuruk jatuh ke dalam reruntuhan dan menghilang.
Ada orang nan percaya bahwa kekaisaran Minoan ialah kota Atlantis nan hilang namun kemudian selalu ada orang-orang nan tak percaya buat detik ini mengenai Minos, sebab jelas namanya Minos, Kreta, dan bukan Atlantis. Mungkin benar, mungkin itu tak benar-benar ada, mungkin tak pasti... mungkin di masa depan, ilmu pengetahuan akan bisa memberitahu kita secara jelas.
Mengintip Sejarah Atlantis
Sejarah lautan Atlantik tak dapat dipisahkan dari mitos bangsa Yunani. Nama Atlantis berasal dari bahasa Yunani Atlas, salah satu orang terkuat dalam mitologi Yunani. Lautan nan merupakan lautan terbesar kedua setelah lautan Pasifik ini ialah lautan nan paling padat dilalui oleh kapal-kapal nan berasal dari seluruh dunia. Lautan Atlantik dibagi menjadi dua bagian. Bagian utara khatulistiwa dikenal dengan nama Atlantik Utara, dan nan dibagian selatan khatulistiwa dikenal dengan nama, Atlantik Selatan.
Sejarah Atlantis mulai terbentuk pada masa periode Jurasik, sekitar 150 juta tahun nan lalu. Terbentuknya lautan Atlantik dampak dari terpisahnya benua Amerika bagian selatan dengan Afrika. Bila diperhatikan di peta, kita dapat melihat bahwa benua Amerika itu kalau ditarik ke benua Afrika, maka akan terbentuklah seperti puzzle nan hilang.
Lautan Atlantik mempunyai kedalaman rata-rata sedalam 3.600 meter. Titik terdalamnya ada di Puerto Rico, yaitu sedalam 8,605 meter di bawah permukaan. Kedalaman Atlantik ini telah membuat banyak pakar berlomba buat menjelajahinya. Eksplorasi besar-besarpun dilakukan buat menemukan kekayaan nan ada di bawah dasar Atlantik nan terkenal cukup mistis, terutama suatu mitos nan hingga kini belum terpecahkan, yaitu keberadaan negeri Atlantis nan tenggelam ke lautan yang dalam tersebut. Ada nan percaya bahwa negeri Atlantis ialah umat nabi Luth nan dihukum Allah sebab kedurhakaan mereka. Kedurhakaan nan berkaitan dengan homoseksual nan sudah begitu merajarela pada masa itu. Malaikat pun mau dipacari. Hebat sekali kedurhakaan mereka. Pantas saja kalau langsung dihukum seperti itu.
Eksplorasi Atlantik sudah dilakukan sejak berabad dulu. Keberadaan sistem pegunungan nan paling panjangpun menjadi objek nan tiada bosan dikaji oleh para pakar kelautan, seperti pada tanggal 16 Juli 1947, sebuah kapal bernama Atlantis nan mengawaki beberapa pakar berusaha buat menguak misteri pegunungan tersebut. Banyak cerita spektakuler nan diutarakan oleh orang-orang langka nan diberi kesempatan buat melihat kedalaman Atlantik. Mereka mengatakan bahwa pegunungan itu seperti berada dan mengambang di atas planet lain.
Keindahan pulau-pulau di sekitar Atlantik pun tidak kalah menariknya buat diulas. Kawasan nan banyak dijadikan loka wisata ini memang memiliki kelebihan nan tidak dimiliki oleh wilayah lainnya di atas muka bumi. Apalagi keberadaan Segitiga Bermuda nan hingga kini belum juga dapat dipecahkan. Begitu banyak kapal dan pesawat hilang di di segitiga itu. Bahkan ada nan percaya bahwa segitiga Bermuda ialah loka kerajaan jin terbesar. Bahwa radar tidak berfungsi di wilayah ini diperkirakan sebab gelombang magnet nan luar biasa nan terdapat di sekitarnya. Siapapun dengan ambisi nan besar telah berusaha mengungkapkan misteri segitiga Bermuda.
Lautan Atlantik memang kaya akan sumber bahari nan luar biasa. Tapi kalau kekayaan dan rahasianya tak dijaga, maka Atlantik akan menjadi salah satu bahari nan sakit.
Anda Percaya?
Dari pemaparan tentang ‘sejarah atlantis di atas apakah Anda cenderung percaya? Ini ialah budaya nan menempatkan Poseidon di pusat dari segala sesuatu, segala sesuatu berputar di sekitarnya. Anda orang beragama, atau Anda orang nan skeptis, tampaknya Anda cenderung menganggap kisah atlantis itu hanyalah angan angan kosong belaka. Apakah Anda sebagai orang Indonesia percaya konsep dari Do Santos? Apa efeknya bila ternyata Atlantis sahih benar ada di Indonesia? Apakah keuntungannya? Apakah hanya Pariwisata?
Maka dari itu, sebagaimana umumnya penulis, aku mengajak Anda buat menyimak, dan cenderung meyakini sesuatu, sampai akhirnya sesuatu itu terbukti, dan lebih sedikit orang nan menyanggahnya. Karena bagaimanapun juga, orang kebanyakan berpikiran lebih waras, di banding segelintir orang.