Mandiri Bank pun Membesar

Mandiri Bank pun Membesar

Kita tahu, Berdikari Bank sampai saat ini, tak hanya menjadi loka menabung, peminjaman uang maupun deposit nan paling terpercaya dan sudah mendunia, khususnya di Indonesia. Tapi tahukah Anda bagimana perjalanan dan pengembangan Berdikari Bank hingga menjadi Bank nan mendunia sampai saat ini? Mari kita simak sejarah lahirnya Berdikari Bank nan sekarang ada di tengah-tengah Indonesia dan global nan membutuhkannya.

Mandiri Bank ialah salah satu bank terbesar nan dimiliki Indonesia baik dalam hal aset, pinjaman maupun depositnya. PT Bank Berdikari (Persero) Tbk, atau akrab disebut Berdikari Bank ini berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 nan kantor pusatnya berada di Jakarta.

Mandiri Bank juga ialah bagian dari restrukturisasi perbankan dilakukan oleh pihak pemerintah Indonesia atau sering dari kita menyebutnya Mandiri Bank sebagai bank pemerintah, bukan bank swasta. Tidak hanya Berdikari Bank saja nan dimiliki pemerintah Indonesia.

Selain Berdikari Bank, ada nama-nama seperti Bank Bumi Daya atau disingkat BBD, Bank Dagang Negara (BDN), Bank Exim (Bank Ekspor Impor Indonesia), dan Bank Pembangunan Indonesia atau Bapindo. Keempat Bank ini lahir pada bulan Juli 1999 nan kemudian digabungkan ke dalam Bank Berdikari atau Berdikari Bank.

Jauh sekitar 100 tahun lebih, sebelum keempat Bank tersebut, (BBD, BDN, Bank Exim, dan Bapindo) bergabung menjadi Bank Mandiri, bank tersebut telah ikut memajukkan perkembangan khususnya dalam global perbankan di Indonesia. Masing-masing dari bank tersebut tentu saja telah memiliki sejarah dan telah berperang krusial dalam membantu tumbuhnya pembangunan dalam bidang ekonomi Indonesia.



Empat Bank Penguat Berdikari Bank

Sebelum kita berbicara jauh mengenai Berdikari Bank, ada baiknya kita terlebih dulu mengenal sejarah bank-bank nan memperkuat dan bergabung dengan Berdikari Bank. Bank nan pertama ialah Bank Dagang Negara. Ini ialah bank tertua nan dimiliki Indonesia. Akan galat kiranya jika kita mengatakan bahwa Berdikari Bank ialah bank Pertama.

Bank Dagang Negara awalnya dikenal dengan nama Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij nan didirikan pada 1857 di Kota Batavia Jakarta. Seiring perkembangan waktu, bank ini mengalami perubahan nama, menjadi Escomptobank NV pada 1949. Bank pemerintahan nan konsen buat membiayai dari segi industri dan pertambangan ini, pada 1960 namanya kemudian dinasionalisasikan menjadi Bank Negara Dagang.

Bank nan kedua ialah Bank Bumi Daya. Bank ini berdiri dari sederet proses panjang. Bank nan semula milik sebuah perusahaan Belanda, De Nationale Handelsbank NV ini, kemduian pada 1959, bank ini diganti namanya menjadi Bank Generik Negara.

Bank ini, seperti nan disebutkan mempunyai proses panjang, pada tahun 1964, Chartered Bank nan sebelumnya milik Inggris, kemudian dinasionalisasikan, seterusnya Bank Generik Negara diberikan kewenangan hak dalam melanjutkan operasional Bank Chartered.

Bank Generik Negara kemudian digabungkan dengan Bank Negara Indonesia pada 1965, nan kemudian diberi nama Bank Negara Indonesia Unit IV dan kembali lagi menjadi Bank Bumi Djaya.

Bank nan ketiga ialah Bank Exim atau Bank Ekspor Impor Indonesia. Bank pemerintah ini konsen dalam membiayai kegiatan ekspor maupun impor. Bank ini ialah gabungan dari dua bank. Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Bank ini awalnya ialah perusahaan dagang Belanda N.V. Nederlansche Handels Maatschappij, nan berdiri pada 1842.

Bank selanjutnya ialah Bank Pembangunan Indonesia atau Bapindo. Bank ini awal mulanya dari Bank Industri Negara (BIN), ialah bank nan didirikan pada 1951. Misi besar dari Bank Bapindo ialah mendukung pengembangan dalam sektor ekonomi tertentu, seperti perkebunan, pembangunan atau industri.

Bapindo resmi dibentuk menjadi bank milik negara yaitu pada 1960. Nah, kemudian Bank Pembangunan Indonesia digabung dengan Bapindo. Sejak 1970, Bapindo lebih konsen buat membantu dalam hal pembangunan nasional lewat pembiayaan jangka menengah ataupun jangka panjang. Bank ini difokuskan lebih pada mendukung dalam sektor pembangunan manufaktur, kemudian transportasi dan juga pariwisata.

Mandiri Bank dan empat Bank asalnya (BBD, BDN, Bank Exim, dan Bapindo) sebenarnya mulai efektif beroperasi sebagai bank gabungan yaitu pada pertengahan tahun 1999. Langkah berikutnya, setelah selesainya proses merger atau penggabungan dengan empat bank tersebut, Berdikari Bank kemudian mulai melakukan proses konsolidasi dalam menentukan keputusan pengurangan cabang dan juga pegawai.

Sebagai langkah awal mengenalkan Berdikari Bank pada publik, Berdikari Bank kemudiaan melakukan serangkaian cara agar brand Berdikari Bank dikenal luas. Yaitu dengan cara peluncuran brand di seluruh jaringan melalui iklan dan promosi. Sekadar informasi, bahwa logo atau brand lama Berdikari Bank digunakan sejak bulan Oktober 1998 hingga Desember 2007.

Mandiri Bank terus melakukan perubahan setiap saat, bahkan salah satu pencapaian nan terpenting ialah Berdikari Bank melakukan penggantian secara meyeluruh dalam hal menghadirkan teknologi canggih atau platform teknologi. Berdikari Bank sudah mewarisi sembilan sistem perbankan dari keempat perbankan nan bergabung menjadi satu tersebut.

Setelah investasi awal selesai, Berdikari Bank kemudian dalam sejarahnya melakukan penggantian platform selama tiga tahun. Tentu saja semua pembaharuan itu dimaksudkan Berdikari Bank sebagai langkah pemugaran dan peningkatan kemampuan dalam hal perubahan dalam bidang retail banking.

Dari terobosan Berdikari Bank dalam infrastruktur teknologi informasi, Bank Berdikari sudah melakukan pengembangan-pengembangan pada segmen: e-channel & produk retail serta pelayanan pada nasabah atau pasar nan lebih baik lagi.



Mandiri Bank pun Membesar

Setelah Berdikari Bank bergabung dengan empat banking tersebut, sekarang memiliki 17.620 karyawan. Sementara jumlah cabang nan dimiliki Berdikari Bank sekarang sebanyak 829 cabang nan tersebar di sepanjang Indonesia dan enam cabang ada di luar negeri, terhitung sejak Maret 2005.

Jumlah ATM nan dimiliki Berdikari Bank sebagai bentuk memanjakan nasabah serta memudahkan dalam pengambilan uang. Berdikari Bank mempunyai sekitar 2.500 ATM. Berdikari Bank juga memiliki tiga anak perusahaan utama, seperti nan sudah kita kenal di antaranya, Bank Syariah Mandiri, Berdikari Sekuritas, dan AXA Mandiri.

Nama-nama seperti Robby Djohan kita kenal sebagai Direktur Primer Berdikari Bank. Namun kemudian pada bulan Mei 2000, posisi Robby digantikan dengan ECW Neloe. Neloe hanya mampu bertahan selama lima tahun saja dapat duduk di kursi Direktur Utama, sebelum digantikan Agus Martowardojo sebagai Direktur Primer sejak Mei 2005. Neloe mundur sebab didugan terbelit kasus korupsi di bank tersebut.

Nasabah Berdikari Bank ialah penggerak primer dalam perekonomian Indonesia. Berdikari Bank bergerak pada banyak macam sektor usaha. Hal ini juga sebagai upaya dalam penerapan prudential banking & best-practices risk management .

Banyak perubahan nan dilakukan Berdikari Bank dalam pelayanan terhadap masyarakat, dalam persetujuan kredit serta supervisi keamanan nan dilaksanakan dengan sistem four-eye principle . Sistem ini dalam melayani persetujuan kredit dipisahkan dari kegiatan pemasaran dan business unit.

Selain itu, banyak kemajuan nan dialami Berdikari Bank. Salah satu kemajuan itu, Berdikari Bank sukses mencetak kemajuan secara signifikan dalam soal melayani Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan nasabah ritel. Nah, itulah sepintas sejarah mengenai Berdikari Bank Indonesia. Semoga dapat menjadi surat keterangan kita dalam melihat sejarah mengenai perjalanan Mandiri Bank.