Sejarah Antara
Antara ialah salah satu kantor warta di Indonesia milik pemerintah. Kantor Warta Antara ialah salah satu Badan Usaha Milik Negara. Perusahaan milik negara ini bertugas buat melakukan peliputan serta penyempaian informasi secara cepat, akurat, dan penting, ke seluruh wilayah Indonesia hingga skala internasional.
Kantor warta milik Indonesia ini memiliki kantor pusat di Jakarta. Untuk membantu penyebaran serta peliputan nan terjadi di daerah-daerah, maka kantor warta ini mendirikan kantor biro nan terdapat di hampir seluruh wilayah Indonesia. Sementara di luar negeri, kantor warta ini menempatkan kantor-kantornya di berbagai negara, seperti Kairo, Canberra, Kuala Lumpur, New York, Sanaa, Tokyo, dan Beijing.
Sejarah Antara
Kantor warta Antara sudah berumur sangat tua. Kantor warta ini pada awalnya bernama Naamloze Vennootschap (NV). Kantor warta nan namanya mirip-mirip dengan nama Belanda ini didirikan oleh empat orang Indonesia asli. Mereka ialah Adam Malik, Soemanang, Pandoe Kartawigoena, dan A.M. Sipahoetar.
Gagasan mengenai pendirian kantor warta tersebut diprakarsai oleh seorang wartawan muda bernama A.M. Sipahoetar atau Albert Manoempak Sipahoetar. Dalam memprakarsai hal ini A.M Sipahoetar tak sendiri, ia ditemani oleh seorang mahasiswa hukum bernama Raden Mas Soemanang Soeriowinoto nan juga menjabat sebagai Ketua PWI nan pertama pada 1946.
Pemikiran buat mendirikan kantor warta ini didasari sebab ketidakpuasan mereka berdua terhadap pemberitaan nan mengulas tentang peristiwa-peristiwa nan terjadi di Hindia-Belanda. Terutama, nan terjadi dengan kehidupan sosial dan politik di Indonesia. Saat itu, warta mengenai kehidupan masyarakat Indonesia banyak disiarkan melalui Aneta ( Algemeen Nieuws-en Telegraaf Agentschap ).
Saat itu, semangat kemerdekaan nasional masih bergejolak di kalangan muda Indonesia. Pendiri serta pengurus dari kantor warta ini pun ialah kaum muda Indonesia. Kantor warta ini pertama kali didirekturi oleh Sugondo Djojopuspito nan saat itu berusia 33 tahun dan selaku wakil direktur nan juga sebagai redaktur ialah Adam Malik nan saat itu masih berusia sangat muda, 20 tahun.
Dari awal didirikan hingga resmi diakui sebagai kantor warta nasional, mereka membutuhkan waktu berpuluh-puluh tahun. Kantor warta ini pertama kali didirikan pada 13 Desember 1937 dan diresmikan pada 1962 lalu. Peresmian kantor warta ini dilakukan oleh presiden Republik Indonesia saat itu. Meskipun berstatus milik pemerintah, prakarsa berdirinya kantor warta ini sepenuhnya ialah usaha dari pihak-pihak swasta.
1. Antara di Zaman Penjajahan Jepang
Pada zaman penjajahan Jepang, kantor warta tersebut memiliki kantor di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat. Sebuah gedung bertingkat nan sebelumnya dihuni oleh pihak Belanda. Gedung tersebut terdiri atas berbagai tingkat. Di gedung itu pula, terdapat kantor warta milik pihak Jepang bernama Domei. Nama Antara pun diganti oleh pihak Jepang menjadi Yashima pada 29 Mei 1942.
2. Antara Masa Kini
Perkembangan terus terjadi, diakhir 1990-an, pengiriman warta kepada 300 pelanggan dilakukan melalui satelit dan bisa diakses melalui jaringan internet. Bukan hanya dalam kecanggihan penyebaran berita, kantor warta ini sudah banyak melakukan kolaborasi dengan pihak-pihak luar negeri.