Jangan Mempermainkan Lambang Pancasila
Lambang Pancasila nan notabene ialah sebagai lambang negara masihkah ada di hati rakyat Indonesia? Bila memang masih ada, mengapa ada begitu banyak pertumpahan darah di negeri ini? Hanya sebab masalah sepele, pembunuhan dapat terjadi. Sungguh, akan semakin majunya bangsa, "harga" nyawa manusia semakin tidak ada artinya. Padahal, para pejuang/pahlawan tentu sudah mengerahkan seluruh jiwa raga demi Indonesia.
Lambang Pancasila - Menghormati, bukan Mengkultuskan
Ada sebagian kelompok nan mengatakan bahwa ketika kita mengelu- elukan lambang Pancasila, saat itu kita sudah mengkultuskan dan menuhankan dia. Benarkah?
Coba kita "tengok" esensinya dan tidak hanya sekadar simbol saja nan kita perhatikan. Pak Soekarno dan Bung Hatta, serta beberapa pejuang nasional nan ada pada waktu itu sedang berada dalam dilema. Bagaimana cara mengatur bangsa nan jumlahnya tak sedikit ini? Disparitas latar belakang, pendidikan, suku, serta budaya, tidak serta merta dapat disatukan begitu saja.
Butuh sesuatu nan dapat membuat banyak ragam tersebut terikat nan merasa "hanya" memiliki satu nyawa, yaitu Indonesia. Hingga pada akhirnya, setelah melalui perjuangan panjang, lambang Pancasila-lah nan kemudian dianggap sebagai reminder bagi seluruh rakyat Indonesia dengan majemuk latar belakangnya tersebut. Diharapkan, ketika mereka ingat bahwa tanah air mereka satu, Indonesia, pertumpahan darah tak akan sampai terjadi sebab mereka merasa menjadi saudara.
Hal tersebut sebenarnya sama saja dengan kegunaan seragam buat anak sekolah. Apa jadinya bila pihak sekolah membebaskan siswa- siswanya buat memakai baju sesuka hati?
Bisa dipastikan kesenjangan sosial akan terjadi. Siswa nan kaya akan menunjukkan kekayaannya melalui baju nan ia pakai, sedangkan siswa nan tak punya akan rendah diri atau malah melakukan apa saja agar dianggap di lingkungan pergaulan. Dengan adanya baju nan diseragamkan atau lebih familiar disebut dengan seragam, maka siswa-siswa dari majemuk jenis latar belakang tersebut dapat dengan mudah bersosialisasi.
Hal tersebut sama halnya dengan lambang Pancasila nan seharusnya sebagai pengingat dalam mempersatukan bangsa. Jadi, bila ada nan berkata bila mengingat atau memakai lambang Pancasila itu sama dengan mengkultuskan, hal tersebut ialah salah. Sama seperti ketika kita memasang bros "Save Palestine", apakah itu artinya kita menuhankan Palestina? Tidak, bukan?
Simbol-simbol tersebut setidaknya kita pergunakan sebagai pengingat buat menjadikan diri kita lebih baik. Bila disikapi dengan bijak, tidak seharusnya bila lambang Pancasila diperdebatkan apalagi dilecehkan. Cobalah buat memaknai esensinya dan jangan hanya tampilan luarnya saja.
Masih Ingatkah dengan Pancasila?
Bila saat ini kita disuruh menyebutkan kelima sila nan ada dalam pancasila, apakah kita masih ingat? Kebanyakan dari kita mungkin akan menjawab, "TIDAK". Sungguh tragis ya, sebenarnya. Bagaimana perasaan kita bila kita ialah pejuang zaman kemerdekaan, nan sangat ingin Indonesia merdeka. Kita berjuang tidak kenal nyawa, nan krusial Indonesia dapat merdeka. Kita juga mengorbankan semuanya demi masa depan anak cucu agar lebih baik.
Alhamdulillah, kita patut bersyukur sebab pada akhirnya Indonesia dapat merdeka. Kemudian, ternyata generasi-generasi kita buta mata hatinya. Banyak di antara mereka nan menggampangkan dan meremehkan, bahkan tidak sedikit nan melecehkan perjuangan kita, baik secara langsung maupun tak langsung. Padahal, bila dulu kita tidak berjuang, apakah mungkin Indonesia dapat merdeka. Bukankah selain doa juga sine qua non usaha nyata?
Ehm… tentu kita dapat membayangan bagaimana sakitnya para pejuang dulu bila saat ini generasi muda hanya sibuk mencerca. Lalu apa hubungannya dengan lambang Pancasila ? Tentu saja ada.
Lambang Pancasila ialah salah satu nan diperjuangkan oleh pahlawan pada masa itu. Mereka harus mencari cara jitu agar Indonesia nan majemuk ini dapat kompak. Untuk itu, dibuatlah formula nan dilambangkan dengan burung garuda. Lambang-lambang nan ada, seperti: ranting, padi kapas, pohon beringin, banteng, dan bintang ialah simbol nan fungsinya buat mengingatkan bangsa Indonesia bahwa apapun latar belakanganya, kita ialah sama, Indonesia.
Hal tersebut juga dijelaskan pada sila-sila dalam pancasila, nan isi dan maknanya ialah sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Sungguh aneh, bila antarumat beragama di Indonesia saling bentrok. Padahal di awal kita sudah berkomitmen buat saling menghormati satu sama lain, termasuk masalah bertuhan ini.
2. Humanisme nan adil dan beradab
Aneh juga bila banyak nan tak toleransi dan menganggap disparitas sebagai masalah, padahal kita mengaku bangsa nan humanis.
3. Persatuan Indonesia
Adalah miris bila banyak pertumpahan darah hanya sebab masalah sepele. Padahal slogan kita, Berbeda-beda Tunggal Ika nan artinya bhineka tapi tetap satu jua, sudah tercermin pada sila ketiga pancasila ini.
4. Kerakyatan nan dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Sangat mengecewakan bila ternyata kekerasan dipergunakan buat menyelesaikan masalah, padahal katanya kita ialah bangsa nan menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Kesenjangan sosial dan tidak ada nan memedulikannya. Padahal, katanya kita ialah bangsa nan menjunjung tinggi keadilan, termasuk dalam hal saling membantu buat mencapai kesejahteraan sosial.
Jadi, benarkah bila lambang Pancasila memang hanya sekadar lambang? Sungguh miris. Coba bayangkan, bagaimana susahnya para pendahulu kita membuat sila-sila dalam Pancasila hingga harus merevisi berkali-kali. Semua itu buat kepentingan bersama, semua rakyat.
Namun, nan diterima beberapa puluh tahun kemudian ialah hal nan sungguh mengecewakan. Tanyalah anak sekolah tentang Pancasila, apa mereka mengerti? Parahnya lagi, kedua orang tua mereka mungkin tidak mengajarkan sebab mereka sendiri juga tidak peduli.
Jangan Mempermainkan Lambang Pancasila
Bangsa nan besar ialah bangsa nan menghormati perjuangan para pahlawannya. Pernyataan tersebut dipertegas lagi dengan pernyataan Bung Karno nan katanya JAS MERAH atau jangan sekali-sekali melupakan sejarah. Maka, apa nan terjadi ketika sejarah dilupakan? Arogan dan merasa nan paling hebat ialah salah satunya. Padahal, bila boleh jujur, generasi sekarang dapat seperti sekarang ini ialah sebab generasi pendahulunya.
Lalu, apakah lambang Pancasila masih memiliki daya saat ini? Mengenaskan. Nyatanya, kebanyakan generasi sekarang kurang dapat menghargai lambang Pancasila, entah simbolnya atau isinya.
Lihatlah, di jejaring sosial di global maya banyak sekali umpatan-umpatan nan ditujukan buat menghina atau menyindir lambang Pancasila. Kalimat-kalimat nan seolah-olah bangga sebab sudah dapat "melupakan" Pancasila dianggap sebagai kalimat keren. Kalau generasi muda masih ingat lambang Pancasila itu artinya mereka jadoel , begitulah kita-kira.
Dulu, ketika ada seseorang nan baik dengan sengaja maupun tak menghina lambang Pancasila dan segala hal nan berhubungan dengan negara, sanksi berat niscaya akan menantinya. Hal tersebut setidaknya menjadi barometer dan "rem" pribadi agar sebagai seorang rakyat nan walaupun boleh memberikan aspirasinya, tapi tidak berarti berkata semaunya sendiri.
Saat ini? Kondisinya sungguh berbeda. Lambang Pancasila mulai dilupakan. Keberadaannya tidak berarti lagi. Dengan segala macam kesombongannya, banyak nan merasa hebat dan merasa keberhasilannya ialah murni sebab dirinya sendiri dan bukan sebab orang lain, salah satunya ialah sebab para pejuang zaman dulu. Bicara seenaknya tidak ada nan peduli. Tak ada lagi ikut merasakan dan simpati. Yah, sekalipun masih ada, tapi jumlahnya tak banyak.
Bisakah kita monoton membiarkan hal tersebut terjadi? Bila kita memang masih peduli terhadap generasi berikutnya, setidak-tidaknya mulai saat ini kita harus mencintai negeri ini. Kita dapat mengambil sisi positifnya. Bayangkan bila tidak ada para pejuang, apakah kita dapat sekolah ke luar negeri atau hal lainnya? Tidak, bukan? Bila begitu, pantaskah kita melupakan jasa pahlawan?
Bila kita memang masih peduli, setidaknya kita menghormati hal-hal nan menurut kita mungkin kecil nan diperjuangkan oleh pahlawan terdahulu. Dan hal tersebut ialah lambang Pancasila.