Status Universitas Pancasila Menjadi PTN?
Universitas Pancasila (UP) merupakan gabungan dari Universitas Pancasila (lama) dengan Universitas Bung Karno. Universitas nan terletak di Jalan Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, ini telah berdiri sejak 28 Oktober 1966. Universitas ini dikelola dan dibina oleh Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila.
Sejalan dengan misinya, memberikan peranan positif terhadap pengembangan ilmu dan teknologi disertai pengembangan masyarakat ber-Pancasila, UP bertekad menghasilkan sarjana- sarjana nan berjiwa Pancasila dan memiliki nilai dan sikap, kecerdasan, pengetahuan, keterampilan serta kemampuan berkomunikasi.
Fasilitas di Universitas Pancasila
UP menawarkan berbagai fasilitas buat para mahasiwanya. Fasilitas nan bertujuan buat mendukung kegiatan belajar dan mengajar, di antaranya sebagai berikut.
- Laboratorium. Terdapat sekitar 37 laboratorium nan siap dipergunakan oleh mahasiswa buat mempraktikkan teori nan didapat di ruang kuliah. Ke-37 laboratorium tersebut terbagi dalam beberapa fakultas, seperti Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, dan Fakultas Farmasi.
- Pusat Studi Pancasila. Pusat Studi ini berfungsi sebagai loka kajian mengenai Pancasila.
- Mesjid. Mesjid hasil sumbangan Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila ini disediakan buat loka ibadah.
- Gedung serbaguna. Gedung nan berada di kampus Srengseng lebih difungsikan buat kegiatan mahasiswa, sedangkan gedung nan ada di Jalan Borobudur difungsikan sebagai aula.
- Poliklinik dan apotek. Poliklinik Pancasila berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan di kampus ini. Selain itu, tersedia apotek nan dikelola dan dijadikan sebagai loka kegiatan praktik mahasiswa Fakultas Farmasi.
- Koperasi mahasiswa, wahana olah raga, dan huma parkir nan luas, merupakan fasilitas penunjang dari universitas ini.
Selain itu, universitas nan telah meluluskan lebih dari 16 ribu orang ini memberikan fasilitas berupa beasiswa buat mahasiswa berprestasi. Mahasiswa nan ingin menyalurkan bakatnya dapat masuk ke berbagiai unit kegiatan kampus, seperti unit futsal, paduan suara, fotografi, basket, musik, tari, dan lain lain.
Fakultas di Universitas Pancasila
UP terdiri dari 7 fakultas dan satu program pascasarjana.
- Fakultas Ekonomi dengan dua program studi, Manajemen dan Akuntansi.
- Fakultas Hukum dengan Program Studi Hukum.
- Fakultas Teknik merupakan fakultas dengan jurusan terbanyak di kampus ini, Jurusan Elektro, Industri, Mesin, Sipil, Arsitektur, dan Jurusan Teknik Informatika.
- Fakultas Psikologi dengan Program Studi Psikologi.
- Fakultas Komunikasi dengan Program Studi Komunikasi.
- Fakultas Pariwisata dengan Program Studi Wisata.
- Fakultas Farmasi dengan Program Studi Farmasi. Fakultas ini merupakan fakultas favorit di UP. Fakultas Farmasi juga telah memulai kolaborasi dengan beberapa rumah sakit dan perusahaan industri farmasi nan ada di Jakarta dan sekitarnya.
Status Universitas Pancasila Menjadi PTN?
Salah satu program nan dimiliki oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ialah mengubah Perguruan Tinggi Partikelir (PTS) jadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Program ini dibuat buat memenuhi kebutuhan kursi sekaligus peningkatan mutu pendidikan tinggi di Indonesia.
Salah satu perguruan tinggi partikelir nan dikabarkan akan berubah statusnya ialah Universitas Pancasila (UP). Terkait dengan hal ini, Taufik Kiemas nan menjabat sebagai Ketua MPR sangat mendukung pengalihstatusan UP menjadi PTN. Dukungan nan sama pun terlontar oleh Ketua DPR, tetapi semuanya dikembalikan pada persetujuan serta kewenangan yayasan kampus. Menurut Ketua DPR, hal ini ialah persoalan teknis.
Bila memang memiliki kegunaan besar, pengubahan status UP menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) merupakan sebuah hal positif. Hal ini semakin diperkuat dengan pedagogi Pancasila nan tetap konsisten diajarkan di UP, sedangkan di kampus lainnya tidak diajarkan lagi. Saat ini, model baru kebangsaan semakin tidak mencerminkan Pancasilais karena ada sesuatu nan hilang dari perjalanan bangsa. Jika yayasan secara ikhlas menyerahkan, ini bukanlah sebuah hambatan.
Sementara itu, Jumly Asshidiqie, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, juga menyetujui wacana tersebut. tanpa pikir panjang, Jimly setuju dengan pengubahan status UP menjadi PTN. Bahkan, kampus ini bisa dijadikan sebagai pusat penelitian tentang Pancasila.
Wacana ini harus sudah dijadikan agenda negara. PTN tidak perlu lagi mendapat donasi dari APBN sebab sudah mampu berdiri sendiri. Di tengah isu mengomersialkan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui BHMN, di masa nan akan datang, akan ada dua jenis kampus, yaitu PTN nan di-BHMN-kan dan PTS nan diubah menjadi PTN dengan cara independen.
Dies Natalis 45 Universitas Pancasila
UP merayakan Dies Natalis atau hari jadi nan ke-45 dengan meluluskan sekitar 1.004 wisudawan (program sarjana, program magister, program doctor, program diploma, dan program profesi apoteker). Sejak didirikan pada 1966 lalu sampai saat ini, UP sudah sukses meluluskan sekitar 34 ribu wisudawan.
Ketua Dewan Pengurus UP mengatakan bahwa acara Dies Natalis UP nan ke-45 ini tidak hanya dijadikan sebagai ajang seremonial. Tapi, pihak pengurus UP berkewajiban menyumbangkan generasi mudanya nan bermoral dan terampil kepada masyarakat umum. Para generasi muda, termasuk nan menimba ilmu di UP, memang wajib dipersiapkan menyokong pendidikan sehingga menciptakan sebuah negara dengan perekonomian terkuat di dunia.
Dalam hal ini, cara meningkatkan Sumber Daya Manusia yaitu lewat pendidikan. Peningkatan ini dilatarbelakangi oleh sebuah prediksi, yaitu negara Indonesia akan memiliki pertumbuhan ekonomi terbesar ketiga di global pada 2025 mendatang. Jika prediksi ini benar, masa depan bangsa Indonesia niscaya jaya.
Seperti diketahui bersama bahwa negara Indonesia mempunyai laba letak geografis nan sangat strategis. Oleh karena itu, laba tesebut harus ditunjang dengan SDM berkualitas. Pihak UP harus membentuk generasi nan percaya diri dengan cemerlang.
Dalam acara Dies Natalis ini juga, Ketua Dewan Pembina nan dijabat oleh Siswono Yudo Husodo mengingatkan semua wisudawan UP agar mempunyai semangat berwira usaha. Siswono menambahkan, kini, ada banyak lulusan UP nan meraih berhasil di bidangnya, contohnya Rusdi Kirana sebagai pemilik Lion Air dan pengacara Trimedya Pandjaitan.
Universitas Pancasila Kerja Sama Riset Gempa dengan Batan
Indonesia ialah salah satu negara nan taraf kegempaannya nisbi tinggi. Negara kita pun disebut dengan julukan Ring of Fire sebab memang berada di antara tiga lempeng (lempeng Eurasia, Hindia-Australia, dan Pasifik). Oleh sebab itu, Indonesia sangat rentan terhadap bala gempa, tsunami, dan gunung api.
Ancaman bala alam ini merupakan sebuah tantangan dalam membangun instalasi serta bangunan berisiko tinggi. Untuk menjawab tantangan tersebut, Batan atau Badan Tenaga Nuklir Nasional dan UP telah menandatangani kolaborasi (MoU) dalam hal pengembangan iptek.
Dekan Fakultas Teknik UP mengatakan bahwa pengajaran, pendidikan, penelitian, dan darma masyarakat, mampu menghasilkan SDM nan bermanfaat bagi user , yaitu masyarakat. Oleh karena itu, para generasi muda diharapkan banyak nan bisa mengembangkan iptek, khususnya masalah kegempaan serta mitigasi masalah bahaya alam dampak kegempaan.
Perjanjian kolaborasi ini memperlihatkan bahwa Universitas Pancasila dan Pusat Pengembangan Energi Nuklir Batan saling membutuhkan. Terkait dengan MoU, isinya akan saling mendukung seperti iptek dan energi, penggunaan wahana dan prasarana, serta banyak hal nan lain.