Pengaruh Perkembangan Islam Bagi Indonesia
Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan
Pada sekitar tahun 132 H/750 Masehi keturunan dari Bani Umayyah mulai redup dan sudah tak punya pengaruh nan besar. Bahkan pada akhirnya mengalami keruntuhan. Namun meski begitu masih ada salah satu keturunan dari dinasti ini nan bernama Abdurrahman, mampu pergi ke Andalusia.
Di wilayah nan merupakan bagian dari Eropa ini, dia membangun sebuah dinasti baru nan dinamakan Umayyah II. Dari sinilah beberapa ratus tahun kemudian peradaban Islam pada abad pertengahan dapat lebih maju dan berkembang lagi.
Sejarah Islam secara garis besar dibagi menjadi tiga periode, yaitu: 1) Periode Klasik (650-1250 M), merupakan zaman kemajuan. Periode ini dikotomi fase: Fase ekspansi, integrasi, dan puncak kemajuan (650-1000 M) serta Fase disintegrasi (1000-1250 M); 2) Periode Pertengahan (1250-1800 M), terdiri dari dua fase: Fase kemunduran (1250-1500 M) dan Fase tiga kerajaan besar (1500-1800 M); Periode Modern (1800-sekarang), merupakan periode kebangkitan umat Islam.
Perkembangan peradaban Islam pada abad pertengahan dapat maju pesat melalui tiga jalur. Yang pertama yaitu jalur Barat melalui Afrika Utara dengan melalui daerah semenanjung Liberia di bawah pimpinan thariq bin ziyad (711 M). Kemudian nan kedua ialah jalan tengah nan dimulai dari daerah Tunisia hingga Sisilia kemudian menuju ke wilayah Apenina. Islam sukses menduduki Sisilia dan Italia selatan, tetapi kemudian direbut kembali oleh bangsa Nordia pada abad ke-11.
Sedangkan nan ke tiga ialah jalan Timur nan dimulai dari Byzantium hingga mencapai Wina Austria. Di bawah pimpinan Sultan Muhammad II, tentara Turki Usmani menguasai Kontantinopel selama kurang lebih empat abad. Hingga pada abad ke-19 daerah ini sukses melepaskan diri dari kekuasaan Islam dan mengganti namanya menjadi Istanbul.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan
Banyak sekali peradaban Islam nan mempengaruhi Eropa, seperti dari spanyol, perang salib dan Sisilia. Spanyol sendiri merupakan loka nan paling primer bagi Eropa dalam menyerap ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam, baik dalam bentuk politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan pendidikan.
Bidang politik
Terjadi balance of power sebab di bagian barat terjadi permusuhan antara bani Umayyah II di Andalusia dengan kekaisaran karoling di Perancis, sedangkan di bagian timur terjadi perseteruan antara bani Abbasyah dengan kekaisaran Byzantium timur di semenanjung Balkan.
Bani Abbasyah juga bermusuhan dengan Bani Umayyah II dalam kudeta pada tahun 750 M. Kekaisaran Karoling bermusuhan dengan kekaisaran Byzanium timur dalam memperebutkan Italia. Oleh sebab itu terjadilah komplotan antara Bani Abbasyah dengan kekaisaran Karoling, sedangkan bani Umayyah II bersekutu dengan Byzantium Timur. Komplotan baru berakhir setelah terjadi perang salib (1096-1291).
Bidang Sosial Ekonomi
Islam telah menguasai Andalusia pada tahun 711 M dan Konstantinopel pada tahun 1453 M. Keadaan ini mempunyai pengaruh besar terhadap pertumbuhan Eropa. Islam berarti telah menguasai daerah timur tengah nan ketika itu menjadi jalur dagan dari Asia ke Eropa. Saat itu perdagangan ditentukan oleh negara-negara Islam. Hal ini menyebabkan mereka menemukan Asia dan Amerika
Bidang Kebudayaan
Melalui bangsa Arab (Islam), Eropa bisa memahami ilmu pengetahuan antik seperti dari Yunani dan Babilonia. Tokoh tokoh nan mempengaruhi ilmu pengetahuan dan kebudayaan saat itu antara lain sebagai berikut.
Al Farabi (780-863M)
Al Farabi mendapat gelar guru kedua (Aristoteles digelari guru pertama). Al Farabi mengarang buku, mengumpulkan dan menerjemahkan buku-buku karya aristoteles
Ibnu Rusyd (1120-1198)
Ibnu Rusyd memiliki peran nan sangat besar sekali pengaruhnya di Eropa sehingga menimbulkan gerakan Averoisme (di Eropa Ibnu Rusyd dipanggil Averoes) nan menuntut kebebasan berfikir. Berawal dari Averoisme inilah lahir roformasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M di Eropa.
Buku-buku karangan Ibnu Rusyd kini hanya ada salinannya dalam bahasa latin dan banyak dijumpai di perpustakaan-perpustakaan Eropa dan Amerika. Karya beliau dikenal dengan Bidayatul Mujtahid dan Tahafutut Tahaful.
Ibnu Sina (980-1060 M)
Di Eropa, Ibnu Sina dikenal dengan nama Avicena. Beliau ialah seorang dokter di kota Hamazan Persia, penulis buku-buku kedokteran dan peneliti berbagai penyakit. Beliau juga seorang filsuf nan terkenal dengan idenya mengenai paham serba wujud atau wahdatul wujud.
Ibnu Sina juga merupakan pakar fisika dan ilmu jiwa. Karyanya nan terkenal dan krusial dalam global kedokteran yaitu Al Qanun fi At Tibb nan menjadi suatu acum ilmu kedokteran
Bidang Seni dan Arsitektur
Dalam bidang kesenian dan arsitektur muncul tokoh Jalaluddin Muhammad bin Muhammad al-Balkhi al-Qanuwi atau Jalaluddin Rumi dengan karyanya Diwani Syamsi Tabriz, al-Masnawi, Maqalati Syamsi Tabriz, Rubaiyyat, Fihi Ma Fihi, dan Maktubat. Dalam bidang sair sufi muncul tokoh Malik Muhammad Jayarai dengan karyanya Padmawat.
Bidang Pendidikan
Banyak pemuda Eropa nan belajar di universitas-unniversitas Islam di Spanyol seprti Cordoba, Sevilla, Malaca, Granada dan Salamanca. Selama belajar di universitas-universitas tersebut, mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya ilmuwan muslim. Pusat penerjemahan itu ialah Toledo. Setelah mereka pulang ke negerinya, mereka mendirikan sekolah dan universitas nan sama.
Universitas nan pertama kali berada di Eropa adalah Universitas Paris nan didirikan pada tahun 1213 M dan pada akhir zaman pertengahan di Eropa baru berdiri 18 universitas. Pada universitas tersebut diajarkan ilmu-ilmu nan mereka peroleh dari universitas Islam seperti ilmu kedokteran, ilmu niscaya dan ilmu filsafat
Dalam ilmu sejarah tercatat nama-nama besar, seperti Ibnu Khalikan, Ibnu Taghribardi, dan Ibnu Khaldun. Di bidang astronomi dikenal nama Nasir al-Din al –Tusi. Di bidang matematika Abu al Faraj al –‘Ibry. Dalam bidang kedokteran: Abu Hasan ‘Ali al-Nafis penemu susunan dan peredaran darah dalam paru-paru manusia, Abdul Mun’im al-Dimyathi seorang dokter hewan, dan al- Razi, pioner psykoterapi.
Dalam bidang Opthalmologi dikenal nama Salah al-Din Ibnu Yusuf. Sedangkan dalam bidang ilmu keagamaan, tersohor nama Ibnu Taimiyah, seorang pemikir reformis dalam Islam, al Sayuthi nan menguasai banyak ilmu keagamaan, Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Ilmu Hadits dan lain-lain. Demikian pula dalam bidang arsitektur.
Akibat atau pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan Islam ini menimbulkan kajian filsafat Yunani di Eropa secara besar-besaran dan akhirnya menimbulkan gerakan kebangkitan atau renaissans pada abad ke-14. berkembangnya pemikiran yunani ini melalui karya-karya terjemahan berbahasa arab nan kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa latin.
Disamping itu, Islam juga membidani gerakan reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M, dan aufklarung atau kesadaran pada abad ke-18 M.
Nasib kaum muslim di Spanyol sepeninggal Abu Abdullah Muhammad dihadapakan pada beberapa pilihan antara lain masuk ke dalam kristen atau meninggalkan spanyol. Bangunan-bangunan bersejarah nan dibangun oleh Islam diruntuhkan dan ribuan muslim wafat terbunuh secara tragis.
Pada tahun 1609 M, Philip III mengeluarkan undang-undang nan berisi pengusiran muslim secara pakasa dari spanyol. Dengan demikian, lenyaplah Islam dari bumi Andalusia, khusunya Cordoba nan menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan di barat sehingga hanya menjadi kenangan.
Pengaruh Perkembangan Islam Bagi Indonesia
Sebelum Islam dikenal, kebanyakan masyarakat Indonesia ialah pemeluk agama Budha atau Hindu serta berbagai macam kepercayaan lokal seperti dinamisme dan animisme.
Namun setelah ada perkembangan peradaban Islam pada abad pertengahan nan cukup pesat, peristiwa ini juga punya pengaruh nan cukup besar bagi bangsa kita, apalagi ketika agama ini mulai dikenal rakyat. Yang paling mencolok ialah :
1. Pengaruh bahasa dan nama
Seperti kita ketahui, bila bahasa kita, yaitu bahasa Indonesia banyak terpengaruh oleh bahasa Arab. Misalnya pada kata lahir, musyawarah, kabar, surat, kursi dan lain lain. Kemudian banyak nama orang seperti Anwar, Muhaimin, Muthalib, Khadijah, Siti, Rahma, Aminah dan sebagainya. Semua ini berasal dari bahasa Arab asli. Ini ialah pengaruh dari perkembangan peradaban Islam pada abad pertengahan nan terlihat cukup konkret di bidang bahasa.
2. Pengaruh seni dan budaya
Salah satu contoh pengaruh dari peradaban Islam pada abad pertengahan di bidang budaya ialah terdapatnya acara tahlilan, yasinan, syukuran dan ucapan salam. Kemudian buat kesenian, kita dapat menjumpai jenis musik nan dapat bekembang di tanah air.
Contohnya ialah seni rebana, kasidah, marawis atau shalawat dan seterusnya. Selain itu kita juga dapat melihat seni arsitek rumah buat ibadah nan bentuk desainnya meniru masjid nan berada di daerah Arab dan Timur Tengah.
3. Pengaruh politik
Perkembangan dari peradaban Islam pada abad pertengahan juga punya pengaruh nan cukup di bidang politik. Setelah kerajaan Majapahit nan menganut agama Hindu serta Budha mengalami keruntuhan, banyak berdiri kerajaan Islam nan model atau sistem pemerintahannya juga sama persis dengan konsep kasultanan atau khilafah di negara negara Arab.
Misalnya Demak nan rajanya menggunakan gelar Sultan. Kemudian Mataram nan bergelar Sunan. Demikian pula kerajaan lain nan berada di Aceh atau Sumatera, Banten dan Cirebon di Jawa Barat, Tidore dan lain lain. Semua ini berlangsung hingga Indonesia mendapat kemerdekaannya pada tahun 1945.
4. Pengaruh Ekonomi
Pengaruh ekonomi nan diakibatkan dari perkembangan peradaban Islam pada abad pertengahan terutama terjadi di daerah pesisir. Karena disini lebih sering mendapat kunjungan pedagang nan memeluk agama Islam dari Arab, Persia atau Gujarat. Mereka ini lebih suka melakukan transaksi dagang dengan menggunakan konsep Islam atau syariah.