Menjabarkan Jenis Tarian Nusantara
Di zaman nan serba canggih ini sangat sulit menjaga warisan budaya, salah satunya tarian. Indonesia nan terdiri atas 33 provinsi dan setiap provinsi dapat jadi memiliki jenis tarian Nusantara lebih dari satu butuh nan namanya pendokumentasian jenis tarian Nusantara. Wajar saja jika ditotalkan terdapat lebih dari 3000 tarian orisinil Indonesia dari 700 suku nan ada.
Ada banyak hal nan dapat dilakukan agar jenis tarian nan sangat banyak dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia tak punah seperti memperkenalkan tarian Nusantara kepada generasi muda. Tidak cukup dengan mengenalkan saja, tetapi juga menjadi bagian dalam tarian tersebut dengan cara mempelajarinya. Cukup miris dengan derasnya arus budaya asing nan menggempur generasi Indonesia dan efeknya generasi nan akan datang tak akan mengenal sama sekali jenis tarian nan pernah jadi kebanggaan Indonesia, terkhusus daerahnya.
Oleh sebab itu, krusial bagi kita buat mengenal lebih dalam jenis tarian dari Nusantara. Tari ialah mobilitas tubuh nan berbeda dari gerakan sehari-hari seperti berjalan atau berlari, tetapi berupa mobilitas tubuh dengan berirama, dilakukan di loka dan waktu nan ditentukan, disertai bunyi-bunyian atau musik pengiring, dan tari bertujuan buat mengungkapkan perasaan, pikiran, juga keperluan pergaulan.
Menjabarkan Jenis Tarian Nusantara
Menjabarkan jenis tarian di Nusantara tentu akan sangat banyak dan biar lebih memudahkan, berikut akan dijelaskan jenis tarian dari Nusantara berdasarkan makna, jumlah penari, dan kategorinya.
Umumnya, tari Nusantara memiliki makna atau maksud berbeda. Ada tarian nan diadakan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta misalnya atas keberhasilan panen, aktualisasi diri senang saat menang dalam perang, dan ungkapan rasa kebersamaan. Ada juga tarian nan bermakna rasa kepahlawanan atau mengandung makna spiritualitas atau interaksi antara manusia dan Tuhan.
Jenis Tarian Berdasarkan Jumlah Penari
Tarian berdasarkan jumlah penari dibagi menjadi tiga, yaitu tari tunggal, tari berpasangan, dan tari kelompok. Tari tunggal ialah tarian nan dimainkan oleh satu penari atau dua tapi bergantian. Biasanya, maksud diadakannya tarian tunggal ini buat mengekspresikan tabiat seorang tokoh atau seekor binatang.
Dalam penampilannya, penari tarian tunggal lebih leluasa bergerak, tak bergantung pada penari lain, harus dapat mengatur gerak, irama dan memaknai setiap gerakan, tema dan isi. Contoh dari tarian Nusantara nan diperagakan secara tunggal misalnya Dabuik dari Sumatera Barat, Tari Kandangan dari Jawa Barat, Tari Gambyong dari Jawa Tengah, Tari Golek di Yogyakarta, Tari Topeng Pajegan, dan Tari Baris dari Bali.
Tari berpasangan ialah jenis tarian berikutnya berdasarkan jumlah penari. Sinkron jenisnya, tarian berpasangan ialah tarian nan dimainkan dua orang berpasang-pasangan, versus jenis, atau sama jenis atau dengan komposisi putra-putri, putra-putra atau putri-putri.
Dalam peragaannya, penari nan menari berpasangan tentu berbeda dengan penari tunggal. Penari berpasangan kurang leluasa mengolah ruang sebab dibatasi penari lain nan jadi pasangannya. Perhatikan pola ruang agar meminimalisir kemungkinan tabrakan antara penari satu dengan nan lain. Hal krusial lainnya ialah dalam penyajian tarian berpasangan, penari harus menjiwai perannya hingga menimbulkan jalinan nan kuat, kompak, responsif, interaktif, dan saling melengkapi.
Tema dari tarian berpasangan sangat variatif. Ada nan seolah menggambarkan kondisi perang, sehingga ada tarian nan menggambarkan dua orang homogen atau beda sedang mengadu senjata (keris, tameng, tombak, panah) dan diakhiri kekalahan pasangan atau juga tema percintaan nan berakhir senang atau bahkan sedih. Tarian pasangan juga ditandai dengan busana, karakter, ekspresi, dan riasan seragam nan disesuaikan dengan tema.
Contoh tari berpasangan ialah Tari Payung dari Sumatera Barat, Tari Joget Lambak dari Riau, Tari Cokek dari Betawi, Tari Jaipong dari Jawa Barat, Tari Lambangsih dari Jawa Tengah, Tari Panji Asmara Bangun (Yogyakarta), Tari Gantar dari Kalimantan, Tari Maengket dari Sulawesi Utara, dan Tari Oleg Tamulilingan dari Bali
Jenis tarian berdasarkan jumlah penari nan terakhir ialah tarian berkelompok. Tarian berkelompok ialah tarian nan dimainkan oleh dua orang penari atau lebih secara berkelompok. Dalam penyajiannya, tarian berkelompok tak jauh beda dengan berpasangan, hanya saja di dalam tarian berkelompok penari dituntut lebih kompak, seragam sudah pasti, rapi, mobilitas juga harus harmonis satu sama lain, dan mobilitas setiap perpindahan harus lancar.
Contoh tarian berkelompok ialah Tari Saman dari Aceh, Tari Tor Tor dan Tari Serampang Duabelas dari Sumatera Utara, Tari Selampit dari Jambi, Tari Cakalele dari Maluku, Tari Ajat Temuai Datai dari Kalimantan Barat, Tari Kanjar dari Kalimantan Timur, serta Tari Kecak dan Tari Legong dari Bali.
Tarian Nusantara Berdasarkan Tradisi
Sebenarnya ada banyak penggolongan jenis tarian dari Nusantara, termasuk penggolongan jenis tarian dari Nusantara berdasarkan tradisi. Jenis tarian berdasarkan tradisi dibagi dua, yaitu tari tradisional dan tari kontemporer. Tari Tradisional ialah tari nan berkembang dan telah melewati ruang dan waktu dalam perjalanannya, sehingga ada tarian nan telah mentradisi dan berusia ratusan tahun. Tari tradisional dibagi lagi berdasarkan pendukungnya menjadi tari tradisional kerakyatan dan tari tradisional bangsawan atau disebut juga tari tradisional keraton atau klasik.
Tari tradisional kerakyatan sinkron namanya ialah tari nan didukung dan dikembangkan oleh rakyat dan munculnya tari rakyat seiring dengan fungsinya lebih kepada hiburan dari kerasnya hayati zaman dulu dan sosial pergaulan. Tari tradisional nan dikembangkan rakyat lebih bebas dari anggaran ketat, lebih bergerak maju dan enerjik. Bentuk seni tarinya pun dipengaruhi banyak faktor seperti kondisi rakyat, alam, agama atau kepercayaan. Contoh tari tradisional kerakyatan ialah Tari Ronggeng, Tari Ketuk Tilu, Tari Jaipong dari Jawa Barat, dan Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur.
Kemudian Tari Tradisional Bangsawan atau Keraton atau disebut juga tari tradisional klasik ialah tari nan berkembang dan didukung oleh bangsawan. Perjalanan panjang sejarah nan ditempuh membuat tari tradisional ini mencapai taraf artisitik nan tinggi. Contoh tari tradisional Bangsawan ialah Tari Serampang Duabelas dari Sumatera, Tari Tor Tor dari suku Batak, Tari Cakalele dari Maluku Utara, dan Tari Ramong dari Surabaya
Jenis tari Nusantara berikutnya nan berdasarkan tradisi ialah tari kontemporer. Tari pada masa ini ialah tarian nan banyak bisa pengaruh budaya di luar Indonesia. Awalnya, Bagong Kusudiarjo dan Wisnuwardhana, dua artis Indonesia nan berasal dari Yogyakarta, merantau ke Amerika Perkumpulan pada 1954 buat belajar tari balet dan tari modern. Empat tahun kemudian, tepatnya tahun 1959, mereka kembali ke Indonesia dan membawa pengaruh baru buat global seni tari Indonesia.
Sekarang, tari pada masa ini Indonesia sering ditampilkan di setiap acara hiburan dan pertunjukan. Bahkan, kaum muda Indonesia juga mulai melek tarian pada masa ini sejak muncul pengaruh budaya pop dari luar negeri seperti street dance dari Amerika Perkumpulan atau sekarang nan lagi pesatnya berkembang ialah tari modern dampak pengaruh deras budaya Korea ke Indonesia atau disebut juga Korean Wave.
Meskipun begitu, budaya Indonesia, termasuk jenis- jenis tarian Nusantara , lebih diutamakan buat dilestarikan agar tak punah dan jadikan produk budaya luar sebagai wahana menambah wawasan dan informasi.