Bagaimana dengan Sifat Gurunya?
Sistem pendidikan Islam merupakan sebuah sistem pendidikan nan didasarkan atas nilai-nilai al-Quran dan sunah nabi. Acuannya ialah ajaran asketis Islam nan menuntut buat dijalankan oleh setiap siswa nan ada dalam lingkungan sekolah Islam. Sekolah berbasis pendidikan Islam akan memandukan anak didiknya pada penerapan nilai-nilai moral, etika, dan sopan santun.
Berbeda dengan sekolah formal biasa nan anak didiknya lebih diarahkan buat hanya berprestasi secara akademis saja, dan cenderung mengabaikan ajaran-ajaran spiritual-ukhrowi. Sekolah nan menggunakan sistem pendidikan Islam lebih komprehensif dalam pengajaran, yakni para muridnya selain dituntut buat menguasai ilmu-ilmu keduniawian, juga dominasi aspek-aspek spiritual-moralitas tadi.
Makanya, secara kualitas dalam hal dominasi tiga kecerdasan sekaligus: kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual nampaknya sekolah Islam dapat lebih unggul.
Bagaimana Kepribadian dan Konduite Murid?
Apa nan membedakan sekolah generik dengan sekolah nan menerapkan pendidikan Islam? Tentu ada perbedaannya, terutama dalam penekanan tata-cara nan normatif sebagaimana perintah dalam Islam:
- Sebelum pelajaran dimulai, para murid dituntut harus sudah higienis hati dan berniat ikhlas buat menuntut ilmu. Niat nan ikhlas sangat krusial dalam proses belajar mengajar sebab bukan hanya berpengaruh pada penguasan materi semata, lebih dari itu, para murid bisa “menjiwai” materi nan diajarkan sehingga susah buat lupa.
- Satu-satunya tujuan belajar, yakni mendekatkan diri kepada Allah Swt. sebagai Tuhan seluruh manusia.
- Sudah sepantasnya para murid menghormati guru dan memuliakannya mengingat jasa-jasanya nan tiada terkira dalam membentuk kepribadian anak didik setelah orang tuanya sendiri.
Sampai-sampai ada peribahasa nan menyatakan “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Apa maksud? Begitu sentralnya peran guru dalam mendidik para siswa bukan hanya dengan tindakan sehingga apapun nan dikata dan dilakukan seorang guru pasti akan diikuti dan dipedomani oleh muridnya. - Bersungguh-sungguh dalam belajarnya sehingga berbagai pengetahuan akan dengan mudahnya diserap oleh para murid.
- Terintegrasinya jiwa nan saling menyayangi dan mengasihi diantara guru dan murid.
- Bertekad buat belajar sampai ajal menjemputnya, dan nan terpenting tidak pernah meremehkan dan bersikap abai kepada salah satu cabang ilmu apapun, sebab sesungguhnya semua ilmu ada faedahnya.
Bagaimana dengan Sifat Gurunya?
Guru ialah sosok nan berperan besar dalam membentuk kepribadian para murid setelah kedua orang tuanya. Jika di rumah ada orang tua nan berperan dalam membimbing dan menjaganya. Di sekolah, segala pendidikan nan menyangkut dengan anak didik menjadi tanggungjawab seorang guru.
Nah, guru di setiap sekolah berbasis sistem pendidikan Islam paling tak memiliki beberapa syarat:
- Berlaku arif dan zuhud, dalam artian bahwa mereka datang ke sekolah tak semata sebab alasan materi. Berkenaan dengan itu, kewajiban pemerintahlah buat memberikan gaji nan layak dan fasilitas nan memadai buat menyejahterakan kehidupan guru.
- Bersih jiwa dan raga. Seorang guru harus senantiasa selalu higienis luar dan dalamnya, tidak hanya higienis secara kasat mata, namun juga higienis dari perbuatan maksiat, dosa, dan sifat-sifat tercela lainnya.
- Bersifat pemaaf dan rendah hati. Sikap ini krusial ditanamkan pada tiap-tiap guru mengingat tabiat dan karakter masing-masing anak didik tidaklah sama. Ada nan nakal, sebaliknya banyak juga nan baik dan sabar.
- Setiap guru harus mengetahui masing-masing tabiat dan karakter dari setiap muridnya. Hal ini krusial dilakukan mengingat tiap-tiap anak berbeda dalam cara belajar dan berteman dengan lingkungan sosialnya.
- Senantiasa bersedia dalam memberikan nasihat-nasihat kehidupan bagi setiap anak didiknya.
Itulah beberapa keunggulan nan dimiliki sistem pendidikan Islam nan tentunya bukan hanya menekankan pembelajaran pada aspek intelektual saja, juga aspek spiritual dan emosional nan sama-sama diajarkan di sana.