Supernova
Matahari meledak? Wow, sebuah ungkapan nan mungkin bisa membuat bulu kuduk Anda merinding disco. Karena Anda tidak bisa membayangkan benda angkasa sebesar itu harus meledak di tengah banyaknya planet nan mengitarinya, termasuk planet Bumi.
Jangankan matahari, melihat ledakan bom Bali saja sudah membuat jantung kita berdegup kencang. Apalagi matahari sebagai pusat tata surya. Kabarnya, beberapa ilmuwan antariksa (astronom) telah melakukan beberapa penelitian menyangkut peristiwa ini.
Sebagian di antara mereka mengatakan bahwa matahari benar-benar akan meledak sekitar 6 tahun ke depan, dan ledakannya diperkirakan lebih kuat triliunan kali daripada ledakan bom di Hiroshima. Sebelum kita membahas akankah matahari meledak, mungkin sebaiknya kita membahas tentang “profil” matahari itu sendiri.
Matahari
Matahari ialah pusat tata surya, mungkin itu sudah Anda ketahui semenjak sekolah dasar. Bahkan, hal itu pun telah diketahui oleh orang-orang sebelum kita di abad ke-16 semenjak Nicolaus Copernicus menyampaikan teorinya akan kebenaran ilmiah tersebut. Tapi tahukah Anda bagaimana ciri matahari itu?
Matahari ialah benda angkasa nan berbentuk bola nan bercahaya (seperti lampu taman) nan mempunyai senyawa penyusun primer dan terdiri atas 74% hidrogen, 25% helium, terionisasi, serta senyawa-senyawa nan terdiri atas nikel, sulfur, silicon, besi, karbon, neon, kalsium, serta kromium. Lalu, bagaimana matahari mampu berpijar dan menghasilkan cahaya sendiri? Itu berasal dari hasil reaksi gabugan dari senyawa hidrogen menjadi helium.
Ukuran matahari bisa diperkirakan sekitar 109 kali ukuran diameter planet Bumi sehingga tak mengherankan bila matahari merupakan objek paling besar dalam tata surya. Matahari termasuk dalam kategori bintang, dan merupakan bintang nan paling dekat dengan Bumi dengan jeda kurang lebih 150 juta km.
Usia matahari diperkirakan sekitar 4,6 miliar tahun, dan ciri-cirinya memiliki suhu permukaan hingga mencapai 6 ribu derajat Kelvin. Berdasarkan pengamatan sebagian ilmuwan, suhu matahari akan menjadi dingin setelah sekitar 7 miliar tahun ke depan ketika hidrogen di intinya habis.
Bila demikian, matahari berekspansi menjadi bintang raksasa merah dan melahap planet-planet kecil di sekitarnya, (tak terkecuali Bumi) kemudian kembali menjadi bintang berukuran kecil. Sedangkan daya tarik (gravitasi) matahari bisa dihitung 28 kali lebih kuat dari gravitasi Bumi sehingga bila orang nan beratnya 50 kg di Bumi berarti beratnya akan mencapai 1400 kg di matahari!
Lalu, apa fungsi dari daya tarik matahari? Untuk mencari pasangan? atau menarik versus jenis? Tentu tidak. Tapi, daya tarik atau gravitasi matahari berfungsi sebagai penarik elemen-elemen penyusun matahari, serta berfungsi buat mempertahankan planet-planet nan berada di sekitarnya agar tetap berada pada orbitnya masing-masing.
Implikasi Aktivitas Matahari
Matahari berperan aktif dalam kehidupan kita di Bumi khususnya, dan di jajaran antariksa pada umumnya. Matahari secara rutin memancarkan radiasi, medan magnet, serta partikel ke seluruh ruang angkasa. Pancaran tersebut semakin banyak secara spontan sehingga matahari mempunyai peran krusial dalam menciptakan variabilitas cuaca di angkasa.
Walaupun Bumi kita mempunyai atmosfer nan berfungsi buat melindunginya dari “cuaca” antariksa, namun antariksa tak bebas dari cuaca tersebut. Sehingga apabila badai antariksa terjadi, bisa menimbulkan kerusakan pada pesawat angkasa, satelit, hingga komunikasi dan navigasi.
Selain itu, apabila matahari meledak , ledakan (flare/ CME) tersebut bisa mengakibatkan “Badai Halloween” nan berdampak pada kegagalan komunikasi radio, serta rusaknya satelit dan jaringan listrik seperti nan pernah terjadi di Swedia beberapa tahun nan lalu.
Supernova
Supernova nan penulis bicarakan saat ini bukannya novel karangan Dewi “Dee” Lestari nan terkenal itu, tapi supernova dalam konteks ilmu Astronomi. Supernova merupakan sebuah ledakan dari bintang di galaksi hingga mampu memancarkan energi nan lumayan banyak.
Apabila peristiwa supernova ini terjadi pada sebuah bintang, bintang tersebut berarti telah “tamat” dan akan terlihat sangat cemerlang hingga mencapai ratusan juta kali cahaya lebih cemerlang dari sebelumnya.
Supernova terjadi setiap sekitar 50 tahun sekali, ia berfungsi dalam memperkaya medium antar bintang serta unsur-unsur massa nan lebih besar. Ada empat jenis supernova, yaitu:
Tipe la : ciri-ciri dari supernova jenis ini tak ditemukannya garis skpetrum hidrogen.
Tipe lb/c : supernova jenis ini tak ditemukannya garis hidrogen dan helium.
Tipe ll : supernova jenis ini ditemukannya garis hidrogen.
Tipe Hipernova : supernova jenis ini melepaskan energi sangat besar ketika meledak. Energi ini lebih besar bila dibandingkan energi dari supernova jenis lainnya.
Sementara itu, berdasarkan sumber energinya, supernova dibagi menjadi dua jenis, yaitu supernova termonuklir dan supernova runtuh-inti. Berikut ini akan penulis paparkan beberapa tahapan terjadinya peristiwa supernova ini :
Pembengkakan bintang akan membengkak menjadi bintang raksasa berwarna merah sebab mengirimkan inti helium di dalam permukaannya. Sementara itu, inti bintang nan terdapat di bagian dalamnya akan semakin menyusut sehingga akan semakin memanas dan memadat.
Inti besi nan tersisa ketika semua bagian primer bintang telah menghilang ialah elemen besi. Struktur nuklir besi tak memungkinkan atom-atom dalam bintang buat bereaksi gabugan menjadi elemen nan lebih berat sehingga bintang tersebut memasuki termin kehancurannya.
Meledak ketika suhu inti bintang telah mencapai sekitar 100 miliar derajat celcius, serta energi dari inti bintang tersebut ditransfer menyelimuti bintang maka bintang tersebut meledak dan menebarkan gelombang kejut nan tidak terkira dahsyatnya.
Melontarkan material-material nan terdapat pada bintang ke penjuru ruang angkasa.
Dari ledakan tersebut, apa nan akan berdampak bagi tatanan antariksa? ada dua akibat nan ditimbulkannya, yaitu:
Menghasilkan logam, seperti nan telah penulis bahas sebelumnya tentang reaksi gabugan dari sebuah bintang, dan reaksi tersebut muncul dari unsur-unsur nan lebih berat daripada hidrogen dan helium. Saat supernova terjadi, unsur-unsur tersebut akan memenuhi awan di antara bintang di sekitarnya dengan unsur-unsur logam.
Menghasilkan bintang baru, unsur-unsur nan memenuhi awan antar bintang tersebut akan berpindah ke bagian-bagian lain di antariksa dan diperkirakan membentuk bintang baru dan planet-planet baru.
Matahari (akan) Meledak
Apabila bisa terjadi ledakan (supernova) pada sebuah bintang, lalu bagaimana dengan matahari? Karena matahari termasuk dalam kategori bintang, tak menutup kemungkinan matahari meledak.
Akan terlihat terdapatnya jilatan barah pada permukaan matahari dari foto satelit nan memanjang sekitar 30 kali ukuran diameter Bumi. Selain itu, adanya peningkatan suhu matahari hingga mencapai 27 juta derajat Fahrenheit. Wah, tidak terbayangkan betapa panasnya.
Dari foto satelit terlihat jilatan barah di permukaan matahari telah memanjang sekitar 30 kali diameter Bumi. Suhu juga meningkat tajam dari 27 juta derajat Fahrenheit sebelumnya menjadi 49 juta derajat beberapa tahun terakhir ini.
Ini menunjukkan bahwa matahari siap meledak. Ledakannya kira-kira setara dengan bom nuklir nan efeknya triliunan kali lebih kuat dari bom nan dijatuhkan di Hiroshima,
kata pakar astonomi dari Belanda Dr. Piers Van der Meer, nan juga staf pakar European Space Agency.
Begitulah pendapat dari Dr. Piers, entah matahari meledak benar-benar akan terjadi atau tidak. Penelitian tersebut menjurus pada hal-hal nan sukses membuat kita semua niscaya merasa was-was. Jika sudah demikian, pertolongan Tuhan ialah nan paling utama. Berdoa saja!