dengan Menggunakan Alat Bantu
Alunan merdu Sulis saat menyanyikan lagu ‘Takdir Tuhan’ memang membuat siapa saja terhanyut akan kebesaran Illahi. Ulasan Mario Teguh saat berbicara di depan banyak audiens mampu membangkitkan motivasi siapa saja nan mendengarkan. Pidato Presiden pertama RI Soekarno mampu menggerakan seluruh bangsa Indonesia buat rela berkorban dan berjuang keluar dari penjajahan nan membelenggu bangsa selama ratusan tahun. Bernyanyi, berbicara dan berpidato merupakan kegiatan nan mengeluarkan bunyi. Mengapa ketiga orang tersebut mampu mengeluarkan bunyi nan indah, jelas dan lantang dengan baik. Selain sebab talenta alamiah, mereka tentu mampu menjaga suara tetap baik. Lalu, bagaimana cara merawat suara tetap baik seperti mereka?
Kita tak usah mentargetkan diri agar suara kita indah, jelas, lantang seperti ketiga tokoh nan disebutkan di atas. Setiap individu telah dibekali oleh Tuhan dengan suara, entah itu suara biasa-biasa saja, parau, keras dll. Tapi, bekal alamiah tersebut sebenarnya dapat dilatih agar dapat terdengar merdu dan jelas. Seandainya kita memang tak memiliki talenta suara merdu setidaknya pengucapan kata nan keluar mudah tertangkap oleh pendengar dengan mudah. Bunyi nan keluar dari mulut sebenarnya berkaitan dengan kesehatan organ penghasil bunyi.
Bunyi nan keluar dari mulut tergantung pada kinerja pita suara dan diafragma di dalam perut. Suara nan keluar dari mulut me-refleksi-kan kepribadian dan emosi kita. Jadi, sangat perlu diperhatikan oleh kita semua buat menjaga dan memelihara kualitas suara kita sendiri. Tips di bawah ini bukan buat mengarahkan atau membuat suara Anda seperti seniman penyanyi, pembaca warta maupun presenter nan bersuara merdu itu.
Cara Merawat Suara Berkaitan dengan Gaya Hayati Harian
1. Minum air putih sinkron kebutuhan tubuh.
Kebutuhan air putih buat proses metabolisme tubuh harian sekitar 1,5 liter. Air akan menjaga kelembaban rongga di dalam tubuh tetap stabil. Saat mulut kita mengeluarkan bunyi, pita suara akan bergetar terus-menerus. Air nan terdapat pada organ penghasil bunyi ini akan cepat berkurang. Dengan konsumsi air putih dalam jumlah nan cukup bisa menjaga pita suara dan organ-organ di sekitarnya tetap basah. Air berfungsi layaknya pelumas buat menjaga pita suara tetap bekerja normal.
2. Istirahat nan cukup.
Istirahat nan cukup bagi orang-orang memiliki pekerjaan rutin memakai suara. Penyanyi, presenter, motivator, guru, pakar dakwah harus dapat mengelola pekerjaannya. Pita suara memerlukan istirahat nan cukup buat jangka waktu tertentu. Organ penghasil suara nan monoton digunakan akan mengalami kontraksi dan peredangan sehingga dapat menimbulkan tonjolan-tonjolan di sekitarnya.
3. Kontrol makanan nan mengandung lemak.
Makanan berlemak memang gurih dan lezat. Tapi efeknya, lemak ini membuat kering bagian kerongkongan dan tenggorokan. Makanan berlemak seperti gorengan, tumis, kuliner bersantan perlu dikontrol jumlah asupannya. Seniman Rossa dan Siti Nurhaliza menghentikan asupan makanan berlemak terutama gorengan buat beberapa hari sebelum mereka naik panggung.
Cara Merawat Suara Berkaitan dengan Fisiologi Tubuh
1. Jauhkan diri dari sumber-sumber gas-gas beracun.
Gas-gas beracun nan berterbangan di udara bisa mengganggu pernafasan . Entah itu nan berasal dari asap kendaraan bermotor atau asap rokok nan sengaja dihirup. Gas-gas beracun ini menimbulkan peradangan pada bagian tenggorokan. Mereka nan aktif merokok dipastikan akan mengalami perubahan suara. Sel-sel di tenggorokan dan kerongkongan mengalami perubahan. Dari semula sel sehat menjadi sel-sel kanker nan pertumbuhannya tidak terkendali. Risiko kanker bagi perokok pasif juga sama bahayanya dengan perokok aktif.
2. Pengendalian kekuatan suara
Saat pita suara monoton digunakan, apalagi digunakan buat berteriak lantang dan kecang, bagian tenggrorokan akan terasa kering. Bunyi nan keluar dari pita suara akan serak. Saat itulah pertanda organ penghasil bunyi meminta istirahat sebab organ sedang mengalami peradangan. Perlukaan pada pita suara dapat sembuh dengan sendirinya. Istirahatkan buat beberapa waktu. Pada saat perlukaan terjadi banyak-banyaklah minum air putih nan diberi sedikit garam. Hal ini buat mencegah terjadinya infeksi dari kuman-kuman.
3. Kontrol otot-otot leher.
Biasakan atur otot-otot leher tetap rileks dan tak tegang. Terutama saat Anda berbicara atau bernyanyi nan mengharuskan ada perubahan nada dari tinggi ke rendah. Kalau kita memperhatikan tingkah laku penyanyi saat menggunakan nada tinggi, ia akan memiringkan kepala. Saat menggunakan nada rendah, ia akan menundukkan kepala. Gerakan tersebut merupakan trik buat mengontrol otot-otot leher agar tetap rileks. Saat otot tegang, reaksi asam sedang terjadi pada otot, oksigen nan dibawa oleh sel-sel darah merah tak lancar. Kadar karbondioksida meningkat dalam darah. Asam susu bertambah kadarnya. Hal ini membuat leher terasa kaku. Kekakuan pada otot leher berimbas pada organ-organ di sekitarnya, termasuk organ penghasil bunyi dan diafragma.
4. Kontrol ritme nafas saat berbicara.
Atur ritme nafas saat berbicara atau bernyanyi. Banyak-banyaklah menarik nafas saat berbicara. Latihan menarik nafas ini seperti saat kita lari marathon atau berenang. Atur kapan kita menghirup udara dan kapan kita melepaskan udara. Ritme nan teratur membuat pita suara akan bergetar teratur pula. Gerakan naik turun diafragma ikut teratur pula. Latihan kontrol ritme nafas bisa juga dilakukan dengan cara yoga. Gerakan luwes yoga nan dikombinasikan dengan pengaturan pernafasan akan membuat keteraturan holistik organ-organ tubuh.
5. Kontrol kebersihan tenggorokan.
Membuang dahak memang terasa nyaman saat merasakan tenggorokan kita gatal atau terasa ada nan mengganggu. Tapi, jangan terlalu sering dilakukan. Karena bisa menimbulkan suara serak dan parau. Sering-seringlah minum air putih buat membersihkan dahak. Menghirup uap air panas bisa juga dilakukan buat membersihkan dahak.
6. Perhatikan alarm tubuh Anda.
Tubuh nan mengalami gangguan akan memberikan frekuwensi pada otak. Frekuwensi tersebut dapat terasa ngilu di bagian leher, terasa panas di bagian amandel, gatal-gatal di bagian tenggorokan dan langit-langit mulut. Sinyal-sinyal tersebut menandakan terjadi peradangan dampak infeksi. Flu sering menyerang tenggorokan. Pada saat itu, suara kita terasa menghilang. Ini artinya, kita harus banyak-banyak mengistirahatkan pita suara dan tubuh kita sendiri.
Cara Merawat Suara dengan Menggunakan Alat Bantu
Saat kita berbicara di depan audien dengan ruangan nan luas dan tinggi, tentu kita tak mungkin harus mengeluarkan suara dengan nada nan tinggi. Kita harus memakai alat bantu seperti pengeras audio. Bukankah saat ini sudah tersedia banyak sekali peralatan audio nan berteknologi tinggi buat keperluan ini. Bahkan, sekarang ini tersedia peralatan audio nan dapat bekerja secara otomatis memodifikasi suara biasa-biasa saja menjadi suara nan terdengar enak dan nyaman didengar orang.
Cara Merawat Suara dengan Latihan Rutin
Para penyanyi membiasakan diri berlatih secara rutin buat pita suaranya. Tidak hanya dengan cara latihan vocal saja, latihan fisik tubuh juga diperlukan. Lari marathon, berenang bisa dipakai buat mendukung kerja pita suara dan diafragma. Latihan kebugaran tubuh akan mempengaruhi holistik organ-organ tubuh. Olahraga teratur akan menjaga organ penghasil suara bekerja dengan baik.