Kelima Rasul Ulul Azmi nan Menerima Wahyu

Kelima Rasul Ulul Azmi nan Menerima Wahyu

Wahyu merupakan kalam ataupun pengetahuan nan diturunkan Allah kepada nabi-Nya nan terpilih tentang syariat atau kitab nan disampaikan kepada mereka baik secara langsung maupun melalui mediator malaikat Jibril. Wahyu biasanya diberikan kepada para Rasul Allah nan paling istimewa sebab ketabahan dan kesabaran nan luar biasa dalam menyebarkan agama.

Di antara rasul-rasul Allah, ada lima orang nan sangat istimewa, bahkan Allah memberikan gelar Ulul Azmi nan artinya orang nan memiliki kesabaran atau keteguhan hati nan tinggi dan juga pantang menyerah dalam menyebarkan ajaran agama.

Tahukan Anda, siapa sajakah nan termasuk kelima rasul nan memiliki gelar Ulul Azmi tersebut? Mereka ialah Nabi Nuh as., Nabi Ibrahim as., Nabi Musa as., Nabi Isa as., dan Nabi Muhammad saw. Kepada kelima rasul tersebut, Allah memberikan wahyu dan juga mukjizat.



Cara Penyampaian Wahyu

Ada beberapa cara nan biasa dilakukan Allah saat menyampaikan wahyu kepada para rasulnya. Berikut ini penjabarannya.



Penyampaian Wahyu Melalui Malaikat Jibril

Cara menyampaikan wahyu melalui Malaikat Jibril terbagi menjadi beberapa macam cara, di antaranya ialah sebagai berikut.

  1. Cara pertama ialah wahyu datang seperti suara dentingan lonceng dan suara itu terdengar sangat kuat dan mampu memengaruhi faktor-faktor kesadaran, sehingga dengan kekuatannya sang rasul siap menerima pengaruh tersebut. Turunnya wahyu dengan cara ini dinilai sangat berat bagi para rasul. Lalu bagaimana cara Rasulullah menghadapinya? Jika Wahyu turun dengan cara seperti ini, maka beliau akan mengumpulkan segala kekuatan dan kesadarannya buat menerima, menghafal, dan juga memahaminya. Selain bunyi dentingan lonceng, turunnya wahyu juga dapat dengan cara suara “kepakan” sayap-sayap malaikat. Hal tersebut sinkron dengan untaian hadits berikut. " Ali bin ‘Abdullah, memberitakan kepada kami, dari Sufyan, dari Umar, dari Ikrimah, dari Abu Hurairah, ia disampaikan oleh Nabi saw. dalam sabdanya: Apabila Allah menghendaki suatu urusan di langit, maka para malaikat memukul-mukulkan sayapnya sebab tunduk kepada firman-Nya, bagaikan gemerincingnya mata rantai di atas batu-batu nan licin."(HR. al-Bukhāri)
  2. Cara kedua ialah wahyu datang dengan cara turunnya malaikat nan menjelma sebagai seorang lelaki nan datang kepada rasul. Cara turunnya wahyu nan seperti ini dinilai lebih ringan daripada cara nan pertama sebab rasul berhadapan sendiri dengan malaikat Jibril.


Wahyu Tanpa Melalui Mediator Malaikat Jibril

Cara menyampaikan wahyu tanpa mediator Malaikat Jibril, terbagi menjadi bermacam cara di antaranya ialah sebagai berikut.

  1. Cara pertama ialah wahyu datang melalui mimpi nan sahih dalam tidur. Hal ini senada dengan untaian hadits berikut. " Yahya bin Bukair memberitakan kepada kami, ia berkata dari al-Laiś, dari Uqail, dari Ibn Syihab, dari Urwah bin al-Zubayr, dari Asiyah Umm al-Mu’minīn, ia berkata: Sesunggungnya apa nan mula-mula terjadi bagi Rasulullah saw. ialah mimpi nan sahih di waktu tidur. Beliau tidaklah melihat mimpi kecuali mimpi itu datang bagaikan terangnya pagi hari".
  2. Cara kedua ialah wahyu diterima dari balik tabir tanpa melalui perantara. Hal itu seperti nan terjadi pada nabi Mūsa as.

Cara penyampaian wahyu kepada semua rasul umumnya sama, namun menurut pada ahli, spesifik buat Nabi Muhammad saw. memiliki tujuh macam cara penyampaikan wahyu, di antaranya ialah sebagi berikut.

  1. Melalui mimpi.
  2. Dicampakkan perkataan tersebut ke dalam jiwa Nabi Muhammad saw. (diembuskan ke dalam jiwanya). Hal itu senada dengan ayat Alqur’an QS. al-Syura (42) ayat 52.
  3. Sama seperti rasul lainnya, Nabi Muhammad saw. juga menerima wahyu melalui suara gemerincing lonceng.
  4. Penyampaian wahyu melalui Malaikat Jibril. Malaikat Jibril memperlihatkan wujudnya kepada Nabi Muhammad saw. Dia menjelma sebagai seorang laki-laki nan sangat tampan.
  5. Penyampaian wahyu melalui mediator Malaikat Jibril nan memperlihatkan wujud aslinya kepada Nabi Muhammad saw. Di kisahkan bahwa Malaikat Jibril mempunyai enam ratus sayap.
  6. Penyampaian wahyu dengan cara Allah swt. berbicara langsung kepada Nabi Muhammad saw. dari belakang hijab, baik dalam keadaan terjaga, seperti nan terjadi di malam Isra Mi’raj, maupun dalam kondisi tertidur.
  7. Penyampaian wahyu dengan cara Malaikat Jibril turun membawa beberapa kalimat wahyu, sebelum Jibril datang membawa wahyu Alqur'an.


Kata Wahyu dalam Alqur’an

Kata wahyu disebutkan 78 kali dalam Alqur’an. Namun, kesemuanya itu memiliki makna nan berbeda-beda, di antaranya ialah sebagai berikut.

  1. Wahyu nan bermakna naluri atau fitrah.
  2. Wahyu nan bermakna sunnah Allah atau hukum alam.
  3. Wahyu nan bermakna Ilham, suara bisikan, dan inspirasi nan masuk dalam hati.
  4. Wahyu nan bermakna isyarat.
  5. Wahyu nan bermakna kepada hawariyyun (pengikut spesifik Nabi Isa as.).
  6. Wahyu kepada malaikat.
  7. Wahyu dari setan.
  8. Wahyu kepada para nabi.


Kelima Rasul Ulul Azmi nan Menerima Wahyu

Wahyu - Nabi Nuh as.

Nabi Nuh as. merupakan rasul Ulul Azmi pertama nan diutus Allah buat meluruskan aqidah dan akhlak umatnya nan menyimpang dari ajaran agama. Perjuangan nan dilakukannya sangatlah berat sebab anak dan istrinya justru menjadi penentangnya. Namun atas kehendak Allah, semua umat nan membangkang ditenggelamkan dalam gelombang badai.



Wahyu - Nabi Ibrahim as.

Nabi Ibrahim as. merupakan rasul Ulul Azmi sebab kesabaran dan ketabahan, serta keteguhannya dalam berdakwah. Semenjak masih bayi, Ibrahim sudah dilindungi Allah dari Raja Namrudz nan membunuh semua bayi laki-laki.

Ketika dewasa, Nabi Ibrahim as. menentang keras raja dan masyarakat nan menyembah berhala. Bahkan beliau menghancurkan semua berhala tersebut. Hingga akhirnya Nabi Ibrahim as. menerima sanksi dari raja, yakni dibakar hidup-hidup. Namun atas izin Allah, barah menjadi dingin dan tak dapat membakar tubuh Nabi Ibrahim as.

Petunjuk Allah datang lagi dalam wujud perintah menyembelih putranya, Ismail. Berkat kepatuhannya, akhirnya Allah mengganti Ismail dengan domba, nan sampai sekarang menjadi ibadah kurban.



Wahyu - Nabi Musa as.

Nabi Musa as. termasuk rasul Ulul Azmi sebab kesabarannya dalam menghadapi kedzaliman Raja Fir’aun. Beliau menerima wahyu buat pertama kalinya di Bukit Sinai.



Wahyu - Nabi Isa as.

Nabi Isa as. merupakan rasul Ulul Azmi sebab kesabaran dan keteguhannya dalam menyampaikan ajaran agama. Hal itu dapat dilihat dari kisah kesabarannya ketika menghadapi rekaan dan pengkhianatan oleh muridnya sendiri.



Wahyu - Nabi Muhammad saw.

Nabi Muhammad saw. merupakan rasul terakhir. Beliau terkenal akan kesabaran dan ketabahannya dalam menghadapi umatnya. Beliau menerima wahyu buat pertama kalinya di Gua Hira pada tanggal 17 Ramadhan 12 SH/6 Agustus 610 M. Nabi Muhammad saw. menerima wahyu pertama kalinya melalui mediator Malaikat Jibril nan datang menemui dan menyuruhnya membaca wahyu Allah.

Selain itu, Nabi Muhammad juga diberikan suatu mukjizat, yaitu terjadinya peristiwa Isra Mi’raj, peristiwa di mana Allah swt. memperjalankan Nabi Muhammad saw. pada malam hari (Isra) dari Masjidil Haram nan ada di Mekah ke Masjidil Aqsa nan ada di Yerusalem.

Kemudian membawa Nabi Muhammad naik (mi'raj) ke langit agar dapat menyaksikan kekuasaan Allah swt. Nah, pada kesempatan Mi'raj itulah Nabi Muhammad saw. menerima perintah dari Allah swt. berupa kewajiban menjalankan salat lima waktu.