Bangunan Bersejarah Kota Tegal
Tegal tidak hanya punya tradisi membuat warung makan nan bernama warung tegal, tersebar di seluruh pelosok tanah air. Keberadaan warung tegal lebih mirip dengan rumah makan padang. Tegal juga tidak hanya mengenal sosok seniman dan mantan pelawak Cici Tegal.
Dalam global selebritis khusunya global film, Tegal juga telah melahirkan pengarah adegan dan penulis skenario keliber nasional, Imam Tantowi dan Chairul Umam. Memang tak dapat dipungkiri kalau sejauh ini Tegal lebih diiingat orang sebab sejumlah warung tegalnya.
Secara administasi, wilayah Tegal dibagi menjadi dua, yaitu Kota Tegal dan Kabupaten Tegal. Kedua daerah ini termasuk ke dalam Provinsi Jawa Tengah, nan di sebelah barat berbatasan langsung dengan Kabupaten Brebes dan di sebelah utara berbatasan dengan Bahari Jawa. Kota Tegal sendiri sudah berdiri sejak 12 April 1580 dan almanak kalender inilah nan dijadikan Hari Jadi Kota Tegal.
Sebagai sebuah kawasan nan jadi persimpangan antara jalur utara dan bagian selatan Pulau Jawa, pertumbuhan Kota Tegal termasuk pesat. Untuk mencapai daerah Tegal, dapat ditempuh dengan jalan darat dari jalur Jakarta sekitar 329 ke arah timur dan dari Semarang ke arah barat sejauh 165 kilometer.
Selain itu, Kota Tegal juga menjadi jalur perlintasan kereta api, baik dari kota-kota di sebelah selatan (jalur selatan) maupun dari kota-kota di sebelah utara pulau Jawa (jalur utara). Beberapa nama kereta barah nan berhenti di Stasiun Tegal ialah Fajar Primer dan Senja Primer jurusan Jakarta-Semarang dan sebaliknya, Mataram jurusan Jakarta-Malang dan sebaliknya, lalu ada kerata barah Sembrani jurusan Jakarta-Surabaya, Harina jurusan Bandung-Semarang, Kaligung jurusan Tegal-Semarang dan kereta barah Bangunkarta jurusan Jakarta-Jombang.
Sejak zaman sebelum merdeka, Tegal telah masuk ke dalam percaturan pemerintah Hindia Belanda sebab di daerah Tegal inilah tempatnya rumah administrateur perkebunan tebu Jaibarang berada. Jenis usaha nan bergerak dalam bidang jasa dan perdagangan merupakan urat nadi perekonomian Tegal. Daerah ini juga merupakan pasar potensial buat produk-produk dari sentra industri nan di wilayah Jawa Tengah. Di Tegal sendiri, industri rumahan peleburan logam dan batik, terbilang berkembang pesat.
Tegal dan Wisata
Tegal berada di tengah-tengah antara Jakarta-Surabaya sehingga kawasan ini menjadi kota transit nan strategis. Tidak mengherankan bila geliat perkembangan sektor pariwisata pun semakin pesat. Apalagi ditunjang infrastruktur nan baik, menjadikan Tegal sebagai salah satu daerah tujuan wisata dan loka istirahat sebelum melanjutkan ke barat menuju Jakarta dan ke arah timur nan akan menuju Surabaya dan sekitarnya.
Daerah tujuan wisata di Tegal nan populer di antaranya ialah objek wisata air panas Guci Indah. Objek wisata air panas geothermal nan terletak di bagian selatan Kabupaten Tegal ini berbeda dengan nan ada di loka lain seperti Ciater di Kabupaten Subang, Jawa Barat, yakni disini tak tercium bau belerang.
Untuk nan menyenangi berwisata di daerah pantai, Tegal memiliki objek wisata pantai yaitu Pantai Alam Latif nan dilengkapi dengan arena permainan anak, anjung hiburan, dan monumen bahari. Sebuah waterpark terbesar di Jawa Tengah juga terdapat di Tegal, yaitu Gerbang Mas Laut Waterpark. Sementara persis di depan Stasiun Kereta Barah Tegal, terdapat objek wisata keluarga nan diberi nama Taman Poci, sebuah loka rekreasi dan masakan khas Tegal.
Bila Anda penggemar jajanan khas satu daerah, Tegal akan memanjakan lidah Anda. Di sekitar Jalan Ahmad Yani, setiap malam Anda dapat lesehan menikmati makanan khas Tegal. Bagi penggemar aneka kuliner laut, di seputaran Pantai Alam Latif tempatnya, juga ada rumah makan kapal terapung Lor Ing Margi.
Masakan khas Tegal lainnya ialah pilus dan tahu aci, dapat Anda dapatkan di penjaja makanan pinggir jalan. Di Tegal ada juga Soto Tegal nan khas sebab menggunakan tauco dan tauge, kupat glabhed nan dimakan bersama sate kerang. Ada pula nasi ponggol, ikan asing oreg-oreg dan tentu saja minuman khas Tegal, Teh Poci.
Bahasa Tegal
Dialek Tegal memang khas. Dalam pentas global hiburan, tokoh Cici Tegal dan Tokoh Inyong dari Grup Komedi Jayakarta, terasa sangat pas menjadi prototipe orang Tegal. Dari kosakatanya, ada beberapa kemiripan antara bahasa Tegal dengan bahasa Banyumas. Sampai sejauh ini, bahasa Tegal dipergunakan hampir di seluruh kawasan Tegal meliputi Kota Tegal, Kabupaten Tegal bagian utara, bahkan sampai ke bagian barat Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Brebes bagian timur.
Atas prakarsa artis dan budayawan Kota Tegal, buat mengangkat status dialek Tegalan menjadi bahasa Tegal, telah digelar Kongres Bahasa Tegal pada 4 April 2006. Acara ini diprakarsai artis Yono Daryono, Ki Enthus Susmono (dalang), SN Ratmana (cerpenis), Dwi Ery Santoso (sutradara) dan Eko Tunas (penyair). Pasca kongres, belum terdengar lagi bagaimana kelanjutannya.
Bangunan Bersejarah Kota Tegal
Sebagai daerah nan sejak lama telah masuk ke dalam percaturan pemerintah Belanda, terutama dengan berdirinya Perkebunan Tebu Jatibarang, beberapa gedung antik nan menjadi aset budaya Tegal kebanyakan dalam arsitektur Belanda.
Selain Stasiun Kereta Barah Tegal, bangunan lain dengan arsitektur Belanda dan menjadi salah satu cagar budaya ialah Gedung DPRD, Balai Kota, rumah dinas Walikota, Markas TNI AL, Kantor Pos, Pasar Pagi, menara air di Jalan Pancasila, Gereja Katolik Paroki Hati Suci Yesus, Gedung Universitas Pancasakti, dan rumah pribadi maupun kantor publik di beberapa loka lainnya.
Seperti juga nan terjadi di beberapa kota lain, bangunan antik nan semestinya dipelihara sebab merupakan bagian dari cagar budaya, telah berubah status menjadi bangunan modern. Hal ini pula nan terjadi di Tegal.
Bangunan bersejarah di sekitar daerah Veteran bukan saja tak terlantar, tapi ada nan telah berubah menjadi ruko modern. Memang patut disayangkan. Padahal di negara lain, bangunan cagar budaya nan merupakan salah satu prestasi masa lalu itu merupakan salah satu daya tarik nan selalu mengundang decak kagum para wisatawan.
Media Masa dan Mantu Poci
Keberadaan Gedung Kesenian nan secara representatif disediakan Pemerintah Kota Tegal sejak 2008, menjadi oase di belantara kota sekaligus menjadi wahana mengekspresikan diri para artis lokal. Denyut kesenian dari Tegal senantiasa mendapat liputan nan sepadan, baik dari media cetak maupun elektronik. Ini tentu menjadi bagian tidak terpisahkan dari perkembangan gelegak seni daerah ini.
Kelompok kesenian daerah Tegal nan telah menyedot perhatian publik nasional antara lain misalnya kiprah Teater Puber nan digerakkan Nurhidayat Poso, lalu ada Teater RSPD di bawah kendali Yono Daryono, M Enthieh Mudakir dengan Teater Wong, dan kelompok lainnya. Sementara dalam bidang musik, artis nan telah mencuri perhatian publik nasional di antaranya Nurngudino, Lanang Setiawan, dan Hadi Utomo. Dari kreativitas mereka inilah kemudian muncul musik Tegalan.
Berbicara masalah seni tradisi, maka Tegal memiliki salah satu pergelaran tradisional nan termasuk unik. Namanya ialah Mantu Poci. Tradisi ini berasal dari dua kata yaitu mantu dan poci , atau secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah pesta perkawinan antara sepasang poci tanah dalam ukuran besar.
Seperti layaknya dalam pesta perkawinan antara dua mempelai wanita dan laki-laki, Mantu Poci pun dihadiri oleh banyak undangan, disajikan makanan khas, dekorasi loka pesta dan tentu saja diselingi pentas kesenian eksklusif buat menghibur pada undangan. Tradisi Mantu Poci ini dilakukan oleh sepasang suami istri nan telah menikah cukup lama namun masih belum dikarunia momongan.
Dalam tradisi Mantu Poci nan sekarang ini sudah sporadis dipergelarkan implisit simbol bahwa layaknya memiliki anak-anak nan berangkat besar, pada suatu hari juga akan punya mantu. Seperti layaknya nan mantu, dilepas dengan pesta dan dihadiri banyak tamu undangan.
Geliat Kota Tegal tidak dapat dilepaskan dari keberadaan media massa baik cetak maupun elektronik. Dengan suara media inilah, Tegal menjadi bagian tidak terpisahkan dari pekembangan dan geliat pembangunan nasional. Beberapa media cetak dan elektronik nan setia mengikuti perkembangan Tegal antara lain Tabloid Buana Pos, Wacana, Tegal Pos, Tabloid Kawat, Muara Pos, Sketsa, Nirmala Pos, Radar Tegal, dan Suara Rakyat . Sementara itu, media elektronik nan ada di Tegal antara lain TV Tegal.