Batuan Beku Jenis Sedimen
Batuan plutonik adalah salah satu dari ribuan jenis batuan nan terdapat di muka bumi. Dalam ilmu geogologi, batuan merupakan hasil akhir dari lava nan membeku selama jutaan tahun silam. Batuan ditemukan berserakan di sungai, tanah, dan bahari nan merupakan fosil geologi nan tetap bertahan hingga sekarang ini.
Mengamati struktur batuan sebenarnya cukup menarik, Anda bisa melihat tekstur dan bentuk batuan berdasarkan usianya dan asal pembentukan batuan tersebut. Contoh, batuan plutonik nan karakternya kasar dan tidak keras ini ternyata proses pembekuannya sangat lama. Namun, batuan ini digunakan oleh manusia zaman dulu buat keperluan membuat candi, patung, dan penyangga tiang rumah.
Jadi, tak perlu pergi jauh-jauh buat meneliti batuan jenis ini, cukup pergi ke candi atau ke huma kosong atau sungai, di sanalah Anda akan menemukan berbagai jenis batuan.
Mengapa demikian? Karena Indonesia sejak zaman prasejarah memiliki ratusan gunung berapi baik nan masih aktif maupun nan tak aktif. Oleh sebab itu, alam Indonesia dikenal sebagai laboratorium geologi terbesar di dunia. Semua jenis batuan dan mineral tersedia di Indonesia.
Pengertian Batuan Plutonik
Batuan jenis plutonik ialah batuan nan mengalami proses pembekuan di dalam tanah. Posisi batuan hampir mendekati lapisan astenosfer yaitu lapisan terdalam di bumi dan kira-kira 20 km dari permukaan bumi.
Gunung berapi nan meletus menyebabkan magma naik, tetapi sebagian magma tak mendapatkan dorongan nan kuat dari dapur bumi. Akhirnya, magma hanya menempus lapisan asternosfes dan mulai membeku di dalam lapisan tersebut. Pada lapisan paling bawah ini, proses pembekuannya sangat lamban sehingga menghasilkan butiran kristal nan ukurannya besar.
Selain itu kepadatan batuan jenis tersebut sangat kurang, sebab tak mengalami pendinginan nan sempurna. Berbeda dengan lava nan mencapai permukaan tanah, dapat cepat membeku hingga menjadi keras, contohnya seperti batu kali atau kerikil.
Batu plutonik mempunyai beberapa ciri–ciri nan dikenali dari pengamatan visual. Berikut ini ciri-ciri generik batu jenis plutonik.
1. Berongga
Ciri-ciri batuan jenis plutonik nan mudah dikenali ialah pada bagian dalamnya banyak rongga-rongga. Ini menunjukan bahwa ketika proses pendinginan ada banyak gas nan terperangkap dalam lava dan tidak dapat keluar sebab terhalang material lain. Anda dapat bedakan dengan batu kali nan permukaannya mulus, jika batu dipecah pada bagian dalam terlihat solid.
2. Permukaan Kasar
Permukaan batu jika diraba terasa kasar dan berpasir sebab tak solid. Selain itu, batuan ini mudah dipecahkan.
3. Rona Hitam Legam
Batuan plutonik bisa dikenali dari segi warnanya nan hitam legam, rona hitam ini menyerupai fosil arang atau batu bara. Namun, rona batu plutonik lebih buram. Hal tersebut menandakan bahwa proses oksidasi ketika berada dalam tanah tak berlangsung baik.
4. Bobot Masa Lebih Ringan
Bentuknya batunya nan berongga, porus, dan tatanan melekulnya tak solid, sehingga berat batuan plutonik lebih ringan daripada batu jenis lainnya. Berdasarkan ukurannya, batuan tersebut dibedakan menjadi dua jenis, yakni plutonik massif dan plutonik tabular.
Plutonik massif ialah batuan nan mempunyai massa dan ukuran nan sangat besar dan luas ukurannya bisa mencapai 400 meter persegi lebih. Selain itu, posisinya sangat dalam dan jauh ke dalam perut bumi. Batuan jenis plutonik massif ini secara tak langsung melindungi permukaan bumi , rambatan gas, dan lava nan terdorong oleh dapur lava. Rambatan gas dan lava akan dihalangi oleh area batu plutonik.
Plutonik tabular merupakan batuan nan ukurannya nisbi lebih kecil daripada jenis plutonik massif. Posisi batuan ini lebih dekat dari permukaan bumi dan mudah digali.
Jenis-Jenis Batuan Beku
Batu-batu beku hasil proses oksidasi dari perut bumi tak hanya batu plutonik saja tetapi masih banyak batuan dan mineral lainnya. Sumber batuan dan mineral tersebut berasal dari magma pijar nan mengalami proses oksidasi dan proses kimiawi. Berikut beberapa jenis batuan beku.
1. Batu Hypabisal
Batuan jenis hypabisal dikenal sebagai batuan gang. Batuan jenis ini terbentuk ketika magma pijar membeku di sepenjang kanal antara dapur magma dan permukaan bumi. Magma nan masih meleleh ini lantas naik mengisi relung-relung litosfer dan membeku.
2. Batu Beku Luar
Batuan beku luar ialah hasil dari proses magma nan keluar dari dapur lava dan membeku di permukaan tanah. Batuan jenis ini memiliki kekerasan nan lumayan tinggi, salah satu contohnya ialah batu andesit dan batu diorite.
Batuan Beku Jenis Sedimen
Batu-batuan nan keras dan solid ternyata juga mengalami degradasi atau pelapukan. Batuan ini menjadi lapuk sebab faktor alam seperti, perubahan temperatur, terkikis oleh ombak, atau terendam oleh air selama ratusan tahun sehingga mempengaruhi struktur melokul batu. Endapan-endapan dari batu nan terkikis ini lantas menggumpal dan mengeras, membentuk sedimen solid.
Salah satu contoh batuan sedimen ialah batu padas dan batu karas. Karakter batu sedimen dikenali dari bentuknya nan lembek dan mudah pecah.
Jenis-Jenis Mineral dan Batuan Non-Fosil
Batu bagi manusia merupakan benda nan bermanfaat, bisa dipakai sebagai bahan membuat sesuatu nan berguna. Bahkan, sebelum teknologi diciptakan, manusia purbakala sudah memakai batu buat alat bantu.
Ada banyak hasil tambang nan berasal dari batuan dan mineral nan memberikan nilai hemat tinggi. Berikut ini ialah beberapa jenis batuan dan mineral nan bernilai tinggi.
1. Emas
Emas merupakan salah satu mineral hasil dari proses pembekuan magma nan terkonsentrasi pada ratusan meter bawah tanah. Uap panas dari magma pijar nan membeku pada ribuan meter di dalam perut bumi ini naik kemudian menempel pada batuan dan menjadi residu. Sisa ini pelan-pelan mengeras pada celah-celah batu.
2. Berlian
Salah satu jenis batuan mineral nan mengandung nilai hemat tinggi ialah jenis berlian dan batu mulia. Batuan ini merupakan mineral hasil dari proses oksidasi dan kimia sehingga membentuk kristal padat. Proses pembentukan ini terjadi dalam perut bumi nan berlangsung sejak jutaan tahun silam.
Berlian berbentuk seperti butiran-butiran kecil dan berwarna bening. Walaupun demikian, berlian memiliki taraf kekerasan nan paling tinggi, dari semua batuan dan mineral nan ada di bumi.
Berlian bisa dipoles dan dipotong dan kedua hal tersebut perlu dilakukan berkali-kali dengan menggunakan mesin. Berlian nan sudah digosok akan memiliki harga nan mahal. Namun, soal harga tergantung dengan nilai karat, kejernihan, dan potongannya.
Tambang berlian terbesar di global terletak di Afrika Selatan, Pantai Gading, dan negara di Afrika Tengah. Di Indonesia, tambang berlian terkenal berada di Martapura, Kalimantan Selatan.
Sumber daya alam Indonesia sangatlah banyak, tetapi salama ini belum maksimal dieskplorasi oleh masyarakatnya sendiri. Namun demikian, kita harus memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak dan diutamakan buat kepentingan rakyat Indonesia.
Jangan sampai batuan dan mineral kita, habis dijual kepada negara lain, sedangkan rakyat tak mendapatkan apa-apa dari hasil penjualan bahan galian tersebut. Sumber daya alam merupakan karunia Tuhan nan harus dijaga kelestariannya.
Demikianlah, sekilas tentang batuan plutonik dan semoga bermanfaat.