Sejarah group musik Debu
Irama padang pasir . Lagu-lagu semacam itulah nan sering dibawakan oleh groups musik Debu. Mungkin orang jaman sekarang khususnya anak-anak muda sporadis nan tahu tentang eksistensi groups musik nan satu ini. Memang, groups ini tidak pernah tampil misalnya di acara music semacam Inbox di SCTV atau Dahsyar di RCTI.
Tetapi, groups ini lebih banyak tampil dalam momen-moment acara nan berbau religiusitas. Misalnya ketika bulan puasa. Groups musik irama padang pasir ini pernah menghiasi layar acara televisi Anda. Bahkan sebulan penuh.
Groups musik Debu memberikan pesan-pesan religious sebelum orang-orang menyantap makanan buka puasa. Setelahnya, biasanya akan mempersembahkan lagu-lagu nan merdu, berirama padang pasir dan penuh perbedaan makna berbeda dengan goups musik lain. Nah, bagi Anda nan belum tahu tentang groups musik ini, berikut akan kita ulas.
Sejarah group musik Debu
Groups musik Debu lahir dari kegelisahan personilnya atas jaman sekarang ini. Groups music ini didirikan dengan semangat melakukan dakwah Islam. Mengajak dan menggugah orang-orang buat lebih cinta kepada Tuhannya. Debu sangat berharap agar dalam permainan musiknya dapat menjadi setetes embun nan menyegarkan bagi semua orang. Semua golongan tanpa membedakan ras dan suku daerah.
Groups musik ini beranggotakan 12 orang. Terdiri dari pemusik dengan majemuk alat musik masing masing seperti gitar, rebana, biola, seruling, harmonica dsb. Dengan majemuk alat musik tersebut mereka mendendangkan lagu-lagu ciptaannya. Pelantun lagu-lagu mereka ialah pria bernama Mustafa. Sedangkan pembimbing spiritual (rohani) mereka bernama Syeh Fattah, nan tidak pernah tampil di depan publik tetapi ia selalu menyumbangkan lirik-lirik buat lagu Debu begitu juga menjadi loka bertanya bagi semua personil Debu atas permasalahan-permasalahan nan mereka hadapi
Ciri khas musik Debu
1. Bernuansa sufistik
Ya, karakteristik khas paling menonjol groups musik ini ialah bernuansa sufistik. Bernuansa keheningan, kesunyian, kedamaian. Syair dalam lagu-lagunya selalu mengajak manusia buat selalu-dan selalu mengingat Tuhannya. Maka tidak heran kalau liriknya juga sangat bernuansa doa-doa memohon kebaikan kepada Tuhannya.
Irama lagu-lagu mereka bernuansa padang pasir. Lagu-lagu khas tanah jazirah Arab. Tak lupa, pakaiaan dari seluruh personil juga tidak ketinggalan. Mereka selalu memakai kostum nan berwarna putih atau coklat muda. Desain baju mereka saat tampil dalam bermusik sangat kental dengan corak baju Timur Tengah. Semacam gamis dan jilbab buat personil perempuannnya. Dan pakaian semacam pakaian koko atau modifikasi pakaian modern tapi masih mirip-mirip dengan pakaian koko tersebut.
3. Menggunakan beraneka macam alat music
Biasanya, kalau band biasa hanya terbatas menggunakan alat musik seperti gitar atau drum. Beda dengan music Debu. Aneka macam alat musik nan dimainkannya begitu lengkap. Gitar, biola, gendang, rebana, harmonika, seruling, kecapi dsb. Lagu-lagunya juga mengalirkan macam-macam genre seperti pop, blues atau jazz. Dengan begitu, lagu-lagunya benar-benar menjadi harmonisasi nan menarik dan elok serta enak didengar.
Itulah sekilas tentang Groups musik Debu. Kelompok nan bernuansakan irama padang pasir di setiap lagu maupun pakaian-pakaian saat mereka tampil membawakan lagu-lagu indahnya. Dan untuk Anda nan menyukai global sufistik cobalah dengan lagu-lagu mereka semacam “Pesta Asyik” “Allah Memanggilmu” Biduan Istana” Dengar dan resapi maknanya. Cobalah.