Membuat Fabel Sendiri
Makin maraknya cerita atau novel buat anak membuat usaha toko buku sepertinya kebanjiran buku cerita anak. Mulai dari cerpen binatang, bergambar, komik, buku balita, novel anak nan ditulis anak-anak, sampai novel anak nan ditulis orang dewasa. Semua menambah kekayaan literatur di Indonesia.
Anak Indonesia membutuhkan cerita anak nan berkualitas agar kemampuan berimajinasinya berkembang dengan baik. Tak hanya dari buku-buku, cerita anak pun dapat dikarang sendiri oleh orang tua.
Dan, biasanya, cerita karangan sendiri itu lebih mengena dibanding cerita nan ada di buku-buku sebab cerita anak nan dikarang orang tuanya akan selalu berubah-ubah baik karakter maupun plotnya. Hal tersebut biasanya membuat anak makin semangat mendengarkan cerita kita. Apalagi kalau diperbolehkan mengganti plot atau menambah karakter.
Cerita Folklor Bergaya Fabel
Cerita anak dengan menggunakan karakter binatang disebut dengan fabel. Fabel ini sangat disukai banyak anak-anak sebab mereka dapat membayangkan konduite hewan, seperti manusia ada nan marah, nakal, baik, rajin, malas, dan lain sebagainya.
Memasukkan unsur moral di dalamnya juga tidak terlalu sulit atau terkesan menggurui sebab orang tua dapat mengumpamakan si hewan sebagai contoh, baik itu contoh baik atau buruk. Hal itulah nan membuat cerpen binatang ini sangat digemari sebagai cerita anak nan bermanfaat sekaligus menghibur.
Fabel nan terkenal ialah kisah Si Kancil Anak Nakal . Si kancil ini dikatakan anak nan nakal sebab suka mencuri. Lalu, si kancil tertangkap petani saat mencuri dan mendapat hukuman. Cerita nan sederhana, namun sarat dengan pelajaran moral di dalamnya. Berikut ini salah satu cerpen binatang berjudul Kancil dan Buaya .
Tersebutlah kisah kancil dan buaya nan masih terkenal hingga saat ini. Di sebuah sungai nan airnya tenang, terdapat sekelompok buaya nan besar. Suatu hari si kancil ingin menyeberangi sungai tersebut dan menemukan bahwa tidak ada kapal atau jembatan nan dapat membawanya ke seberang sungai. Dilihatnya seekor buaya sedang berjemur di pinggir sungai.
Dengan gagah berani, dihampirinya buaya tersebut dan mengatakan bahwa dia ingin membagikan daging segar untuknya dan teman-temannya. Maka buaya tersebut memanggil teman-temannya buat berbaris agar si kancil bisa menghitung jumlah mereka.
Setelah buaya berbaris dengan rapi, kancil melompat dari buaya pertama hingga buaya terakhir sambil menghitung dengan suara lantang, “satu, dua, tiga…” begitu seterusnya hingga sampai di seberang sungai. Setelah sampai, Kancil menertawakan buaya dan mengatakan bahwa sebenarnya dia tidak memiliki daging segar, melainkan hanya butuh menyeberang sungai. Berkat para buaya, kancil sukses menyeberangi sungai tersebut dengan selamat.
Dongeng kancil dan buaya sarat dengan hikmah nan bisa digunakan buat mengajarkan anak-anak mengenai kecerdasan. Kancil nan berbadan kecil terkenal dengan kecerdasannya, sehingga mampu menipu daya makhluk nan tubuhnya lebih besar darinya. Sementara Buaya nan bertubuh besar, ternyata tidak sepintar Kancil sehingga dengan mudah diperdaya oleh hewan nan lebih kecil tersebut.
Bagaimana menjelaskan moral cerita kepada anak tanpa terkesan menggurui? Dongeng kancil dan buaya ini bisa membantu dengan cara menjelaskan bagaimana kancil terus menerus mengasah kepandaiannya dengan banyak membaca buku mengenai hewan-hewan lain nan hayati di hutan. Kalau tak membaca buku, darimana lagi si kancil mendapat ilmu pengetahuan, kan?
Mendongeng sebelum tidur selain bertujuan mengajarkan moral nan baik kepada anak, juga efektif dalam mendekatkan emosi anak dengan orang tuanya. Hal tersebut ialah salah satu fungsi folklor dalam kehidupan sekarang ini.
Di Indonesia, kebudayaan folklor sudah ada sejak zaman dahulu kala. Istilah folklor berasal dari bahasa Inggris, yaitu folk, nan berarti sekelompok nan mempunyai tanda pengenal berupa fisik, sosial, dan kebudayaan buat membedakannya dengan kelompok lain, dan lore , nan berarti tradisi dari tanda pengenal tersebut.
Jadi, folklor ialah bagian dari kebudayaan nan disebarkan dan diwariskan kepada generasi mudanya dengan cara tradisional, baik dalam bentuk lisan atau dalam bentuk isyarat dengan menggunakan alat bantu isyarat.
Untuk itu, folklor merupakan istilah generik nan dipakai sebagai aspek secara holistik buat aspek material, spiritual, dan verbal dari suatu kebudayaan nan dengan cara pengamatan dan peniruan nan disampaikan secara moral.
Folklor nan berkembang di dalam kebudayaan Indonesia sangat membantu perkembangan masyarakat Indonesia. Folklor tersebut mempunyai fungsi bagi kehidupan masyarakat, yaitu sebagai berikut.
- Folklor berfungsi sebagai sistem proyeksi. Maksudnya folklor itu sebagai alat pencerminan dari angan-angan suatu kelompok.
- Folklor berfungsi sebagai alat buat mengesahkan forum dan pranata kebudayaan nan ada di Indonesia.
- Folklor berfungsi sebagai alat mendidik anak-anak buat mengenal lebih jauh tentang kebudayaannya sendiri.
- Folklor berfungsi buat memaksa dan sebagai penggagas norma-norma di dalam masyarakat agar masyarakat tersebut patuh terhadap norma-norma nan berlaku.
Folklor nan ada di Indonesia tak dikenal begitu saja. Ada beberapa hal nan membuat folklor tersebut bisa dikenal di lingkungan masyarakat luas. Untuk itu, folklor mempunyai ciri-ciri dalam penyebarannya, yaitu sebagai berikut.
- Folklor dalam penyebaran dan pewarisannya dilakukan dengan cara lisan, yaitu melalui lisan dari mulut ke mulut, dari generasi ke generasi selanjutnya.
- Folklor bersifat tradisional, yaitu dalam penyebarannya nisbi berbentuk tetap atau dalam bentuk standar.
- Folklor dalam perkembangannya mempunyai versi nan berbeda-beda. Hal tersebut terjadi sebab cara penyebarannya secara lisan, sehingga mudah mengalami perubahan, tapi bentuk dasarnya tetap bertahan.
- Folklor itu bersifat anonim, yaitu tak ada nan mengetahui siapa nan menciptakan folklor tersebut.
- Folklor mempunyai bentuk nan berpola-pola dan memiliki kata-kata pembuka nan khas buat sebuah folklor.
- Dalam kehidupan kolektif, folklor mempunyai kegunaan sebagai alat buat mendidik, kritik sosial, dan curhatan hati nan terpendam.
- Folklor itu bersifat pralogis, yaitu isi folklor tersebut memiliki logika sendiri nan tak sinkron dengan logika manusia pada umumnya, terutama folklor lisan.
- Folklor itu milik bersama dari sebuah masyarakat tertentu.
- Folklor biasanya bersifat lugu dan polos, sehingga sering kali folklor terlihat kasar atau bahkan terlalu sopan sebab cerminan jati diri manusia nan jujur.
Membuat Fabel Sendiri
Apakah Anda dapat membuat fabel sendiri? Tentu saja bisa! Cara-cara di bawah ini dapat diikuti jika Anda ingin membuat cerita anak spesifik buat si kecil, seperti cerpen binatang .
- Tentukan dua hewan sebagai karakter utama.
- Pilih hewan nan memiliki karakter kuat. Pilihan favorit, yaitu harimau, gajah, buaya, semut, lebah, dan kancil.
- Tambahkan karakter unik pada masing-masing hewan. Dapat karakter lucu, pemarah, tukang tidur, dan lainnya.
- Buat plot cerita nan sederhana. Jika anak Anda mengubah-ubah jalan cerita, biarkan saja sebab itu artinya imajinasinya sedang berkembang.
- Masukkan konflik dan penyelesaian di dalamnya.
- Tambahan unsur moral di dalamnya.
- Ketika menceritakan fabel, gunakan suara nan berbeda buat tiap hewan.
Untuk mengembangkan daya ingat, Anda dapat mengajak si kecil menceritakan kembali apa nan tadi sudah diceritakan. Anda juga dapat mengajaknya menggambar karakter cerita anak beserta alurnya dan kumpulkan menjadi satu.
Buku nan telah Anda berdua selesaikan bisa diperbanyak dengan di scan lalu dijilid dengan rapi. Ketika si kecil berulang tahun, buku tersebut dapat dijadikan souvenir. Istimewa, bukan? Dijamin buah hati Anda akan merasa bangga jika buku nan dia karyakan dibaca oleh banyak orang.
Buku-buku dongeng nan beredar di Indonesia sudah banyak nan beredar. Akan tetapi, dongeng nan beredar tersebut di penguasaan oleh buku dongeng dari luar. Buku dongeng dari Indonesia sendiri malah sedikit.
Sekarang ini, buku-buku dongeng dari luar lebih menarik perhatian anak-anak ketimbang buku dongeng dari dalam negeri. Hal tersebut sebab penyajian buku dongeng dari luar lebih menarik dan bagus.
Buku dongeng biasanya disertai oleh gambar ilustrasi agar lebih menarik perhatian sang anak. Pada buku dongeng nan dari luar, penyajian gambar nan bagus dan menarik bisa mengalahkan kualitas gambar buku dongeng dalam negeri. Itulah salah satu penyebab mengapa buku dongeng dari luar lebih populer pada saat ini.
Padahal, dongeng nan berasal dari Indonesia bermanfaat bagi pengetahuan sang anak. Anak bisa lebih mengenal kebudayaannya sendiri dan mengembangkan folklor Indonesia.
Dongenng kancil dan buaya itu sendiri, sudah sporadis sekali di dengar pada saat ini. Orang tua lebih memilih membacakan dongeng cinderela atau berbie nan sekarang ini sedang popular.
Padahal buat melestarikan kebudayaan suatu daerah dengan cara menjaganya dan memakainya, nan kemudian di sampaikan kepada generasi mudanya. Apabila folklor berupa dongeng ini tak disampaikan kepada generasi mudanya, maka dongeng kancil dan buaya ini lama-lama akan hilang begitu saja.
Untuk itu, penyampaian dongeng anak nan berasal dari negara ini harus tetap dilestarikan dengan cara menceritakan kembali kepada generasi mudanya agar tetap terjaga dan lestari, sehingga tak hilang begitu saja.
Pencetakan buku dongeng nusantara pun perlu digalakkan kembali. Isi buku dongengnya harus dibuat menarik dan bagus agar tak kalah menarik dengan buku dongeng nan berasal dari luar.
Orang tua juga sangat berperan krusial dalam melestarikan dongeng nusantara ini. Dengan membacakan dongeng nusantara kepada anaknya, maka orang tua juga turut menyampaikan kebudayaan nusantara tersebut kepada anak-anaknya.
Sebagai orang tua, harus bisa membiasakan anaknya buat mencintai kebudayaan sendiri dan melatihnya agar melestarikan kebudayaan tersebut. dengan begitu, kebudayaan nusantara akan terus ada sampai di masa nan akan datang. Misalnya, menceritakan cerita folklor berupa fabel cerpen binatang. Semoga bermanfaat.