Awal Sebuah Penelitian
Hingga saat ini, konsep penelitian hubungan ini cukup banyak dipakai dalam bidang pendidikan. Seolah konsep ini begitu dianakemaskan. Begitu banyak bertaburan judul dengan menggunakan kata ‘korelasi’, ‘hubungan antara’, dan lain-lain. Salah satu contoh judul penelitian hubungan , misalnya "Hubungan nan signifikan antara penggunaan teknik mendongeng dengan kemampuan pemahaman bahan bacaan di SMP BBB, Antaberanta". Dari judul, akan terlihat variabel nan akan diteliti.
Konsep Contoh Judul Penelitian Korelasi
Bagi mahasiswa nan bahagia hitung-hitungan, penelitian hubungan ini menjadi salah satu penelitian nan sangat menyenangkan. Berbeda dengan konsep penelitian eksperimen nan memaksa mereka buat melakukan satu penelitian dengan melakukan pembuktian.
Konsep penelitian hubungan hanya melihat nilai variabel nan diperoleh dengan cara nan lebih mudah. Taraf hubungan ini biasanya dilihat dari berapa besar nilai koefisien antara dua variabel tersebut.
Nilai koefisien ini sendiri bervariasi mulai dari -1,00 hingga +1,00. Selanjutnya teknik statistik digunakan sebagai dasar pengambilan data. Dengan basis data inilah peneliti dapat menentukan apakah suatu interaksi memang signifikan atau tidak.
Sayangnya, ada saja peneliti nan merasa kurang bahagia kalau data nan dihasilkan malah tak sinkron dengan apa nan dibayangkan. Akhirnya merasa tak bersalah mengotak-atik data dan menyesuaikannya dengan hipotesanya.
Kejujuran ialah sesuatu nan sangat krusial nan sine qua non di dalam hati setiap peneliti. Kalaupun tak ada interaksi nan signifikan, maka terangkan mengapa tak signifikan.
Bisa saja sebab ada faktor x nan tak terhindarkan. Walaupun secara teori hubungan kedua variabel itu menunjukkan nilai positif, kalau di lapangan ternyata tak positif, ungkapkan saja apa adanya.
Dengan adanya kejujuran nan lebih diutamakan, teori nan telah ada dapat diubah. Tidak menjadi masalah ketika harus memahami teori nan berbeda setelah beberapa tahun.
Hanya isi Al-Quran nan tak boleh diubah. Kalau teori protesis manusia dapat saja berubah. Misalnya, saja dahulu penelitian tindakan ( action research ) tak dikenal dalam global pendidikan. Kini, penelitian tindakan ini menjadi salah satu konsep penelitian nan sangat dianjurkan.
Bukan saja sebab penelitian tindakan ini lebih melihat anak didik sebagai manusia, tetapi juga sebab konsep penelitian ini mempunyai siklus nan tak terputus.
Kalau siklus itu akan terus dilanjutkan, maka teori nan akan didapatkan lebih khusus . Pemahaman inilah nan membuat popularitas penelitian tindakan semakin tinggi.
Mencari Variabel nan Tepat
Sebelum melakukan penelitian korelasi, hal nan harus dilakukan ialah mencari variabel nan tepat. Variabel ini seharusnya mempunyai keterikatan nan saling mendukung. Kalau secara sepintas, variabel itu malah tak mempunyai hubungan, lalu untuk apa diteliti.
Bagi mahasiswa nan baru pertama kali meneliti, konsep penelitian satu ini sering kali menjadi pilihan. Mudah melakukannya dan sederhana menganalisisnya, menjadi pertimbangan nan diutamakan.
Berbeda dengan para peneliti nan lebih berpengalaman. Membuat penelitian seperti ini malah dianggap kurang menantang. Mereka akan melakukan penelitian awal atau terkadang malah hasil konklusi dari penelitian hubungan ini dijadikan dasar atau data awal bagi penelitian dengan konsep lainnya. Semakin tajam analisa nan dihasilkan, akan membuat konklusi itu semakin bagus dan semakin dapat dipahami sebagai data ilmiah.
Awal Sebuah Penelitian
Pendekatan atau konsep penelitian apapun berawal dari rasa penasaran atau masalah nan ada di lingkungan . Ketika penelitian ini memang dibutuhkan, biasanya orang merasa penasaran ini tergerak buat mencari data nan tepat.
Misalnya, ada kenyataan bahwa para murid banyak nan menggunakan ponsel. Lalu, ada anggapan bahwa konsentrasi mereka menurun sebab mereka lebih terlena pada ponselnya. Anggapan ini harus dibuktikan dengan mengadakan penelitian.
Sebelum mendapatkan data nan seksama , keputusan buat menertibkan anak nan menggunakan ponsel atau nan membawa ponsel ke kelas, belum dapat diambil. Bila data hanya dari pengamatan, rasanya kurang kuat. Niscaya ada sisi positif nan dapat diambil atau dapat dipandang dengan adanya kemajuan teknologi ini.
Untuk itulah, adakan penelitian, misalnya dengan mengangkat judul, "Korelasi antara penggunaan ponsel di kelas dan menurunnya konsentrasi siswa".
Data penelitian harus dengan menggunakan kuesioner nan dibagikan kepada siswa dan juga wawancara mendalam terhadap beberapa anak dengan menggunakan metode penelitian survey. Ada juga wawancara kepada para guru.
Dengan demikian, penelitian tersebut melibatkan banyak pihak. Semua civitas akademia menjadi bagian dari penelitian. Dengan terlibatnya banyak pihak, maka keputusan nan akan diambil menjadi bagian dari kepentingan semua orang.
Kekuatan hasil dari penelitian ini akan menjadi satu dukungan nan kuat terhadap satu keputusan nan berpengaruh kepada semua orang. Untuk itulah, adanya kebijakan itu seharusnya memang menjadi kompromi bersama. Tidak ada kebijakan asal tembak dan asal memutuskan tanpa adanya pertimbangan baik jelek terhadap keputusan itu.
Keberadaan ponsel malah dapat dijadikan sebagai wahana belajar. Kalau kegunaannya menjadi efektif, maka ponsel ini masih dapat dipakai pada saat-saat tertentu.
Bila pengambil keputusan memberikan kebijakan dengan mempertontonkan data dari penelitian, maka hal ini memberikan pelajaran nan berharga kepada murid bahwa data nan seksama itu dapat memberikan pengaruh nan kuat kepada semua orang nan akan menjalankan keputusan itu.
Begitu juga dengan keputusan lain nan akan diambil. Misalnya, tentang presentasi nan sering diwajibkan kepada murid dalam menyampaikan pemikiran mereka.
Berapa lama presentasi itu, apakah ada kegunaan nan signifikan terhadap kemampuan berbicara kalau waktu presentasi panjang atau pendek? Pertanyaan-pertanyaan ini seharusnya dapat dijawab dengan mengadakan penelitian nan menyeluruh.
Data nan diambil dapat dari sebelum menerapkan suatu tindakan dan sesudah adanya tindakan. Selanjutnya diadakan eksperimen. Ada kelas nan dijadikan bahan percobaan. Pembandingnya dapat kelas nan mempunyai kemampuan nan hampir sama.
Ketika semua orang nan ada di sekolah itu akrab dengan langkah ilmiah dalam penelitian, cara berpikir mereka akan berbeda. Mereka tak akan asal berbicara bila tak mempunyai data.
Hal ini tentu saja akan sangat menguntungkan bagi perkembangan karakter generasi muda . Tidak mudah buat membuat anak menikmati menjadi seorang peneliti. Sine qua non upaya nan membuat mereka berpikir bahwa penelitian itu mudah dan memang harus dilakukan.
Penelitian ini akan membuat orang berpikir lebih menyeluruh dan tak asal memberikan penghakiman terhadap sesuatu nan mungkin menjadi kontroversial. Dengan mendapatkan data nan dibutuhkan, metodologi juga bagus, maka konklusi itu dapat membuat orang berpikir dengan sudut pandang nan berbeda. Anak-anak cerdas ini harus diberikan ruang lebih agar mampu berpikir secara lebih luas.
Tentu saja pengaruh nan diberikan harus baik, sehingga ketika ada masalah nan menyangkut syariat , mereka tak akan asal membantah. Mereka akan mencari data hukum nan hakiki apakah masalah seperti ini memang harus disikapi dengan tegas atau hanya disikapi dengan biasa saja.
Pengambilan keputusan tentang sikap ini memang memberikan ruang berpikir nan bagus terhadap anak-anak. Sekolah dan guru nan akrab dengan penelitian, akan melahirkan anak-anak didik nan terbiasa dengan bahasa penelitian.
Demikian artikel seputar penelitian hubungan . Semoga artikel mengenai contoh judul penelitian hubungan ini bermanfaat dan dapat dijadikan acuan bagi Anda nan akan menyusun sebuah penelitian. Selamat mencoba.