Wilayah Menarik Lain di Ujung Kulon

Wilayah Menarik Lain di Ujung Kulon

Bagi mereka nan suka jalan-jalan, dalam artinya berjalan menikmati pemandangan dan estetika alam di jalur nan dilalui, dapat pergi ke ujung kulon. Di mana tempatnya? Ujung Kulon berada di wilayah barat Indonesia, di Provinsi Jawa Barat, berdekatan dengan Gunung Krakatau dan pulau-pulau kecil yang latif di sekitarnya.

Taman ini dikenal sebagai suaka margasatwa. Mengapa demikian? taman ini melestarikan banyak hewan nan sudah memasuki kategori langka dan dipelihara dengan baik agar tak punah. Luas taman ini sekitar 1206 km2 sehingga bagi Anda nan menyukai hiking atau trekking dapat berjalan sepuasnya di loka ini.

Taman Nasional Ujung Kulon ialah taman lestari pertama nan diresmikan oleh negara dan termasuk dalam daftar salah satu warisan global nan dilindungi oleh forum PBB, UNESCO. Di wilayah hutan lindung nan sangat luas ini, ada sekitar 50 sampai 60 ekor badak bercula satu nan semakin langka di dunia.

Menurut sejarah, dulu kawasan ini ialah wilayah pertanian nan dihuni oleh masyarakat, tetapi menjadi hancur lebur ketika Gunung Krakatau meletus dahsyat pada tahun 1883 sehingga kawasan ini kembali menjadi huma hutan nan tak berpenghuni.



Trekking di Ujung Kulon

Ada banyak bangunan historis nan dapat dinikmati keindahannya sepanjang luasnya kawasan Ujung Kulon ini. Bagi Anda nan menyukai trekking dapat mulai berjalan dari Taman Jaya sampai Pulau Panaitan. Meskipun jaraknya puluhan kilometer, tetapi layak buat ditelusuri. Anda tak akan melupakan pengalaman trekking di kawasan ini. Mengapa demikian? Ada banyak rawa, pantai, laut, savana, gunung, hutan lindung, karang, pedesaan, dan estetika lainnya nan tersaji di taman ini.

Para trekker biasanya mulai melakukan perjalanan dari Desa Taman Jaya nan merupakan desa paling akhir di sebelah barat pulau Jawa ini. Desa ini ialah gerbang buat memasuki kawasan hutan lindung Ujung Kulon. Ada sekitar 200 kepala keluarga di desa ini nan memiliki mata pencaharian sebagai nelayan atau petani.

Masyarakat di daerah ini, biasanya mau menampung para trekker atau turis nan singgah dan beristirahat sejenak buat melakukan inspeksi barang-barang bawaan mereka sebelum melanjutkan perjalanannya. Ada beberapa jalur trekking dimulai dari Desa Taman Jaya ini, antara lain sebagai berikut.



1. Jalur Barat

Di wilayah barat ini ada Pantai Cibom nan seringkali dijadikan area buat kemping, tanjung layar dengan keunikan batu-batu nan memesona. Ada satu nan paling menakjubkan, yaitu Sanghyang Sirah (bahasa Sunda, sirah =kepala ) nan memiliki tiga buah batu karang besar berdiri tegak seakan tampil sebagai gerbang buat memasuki wilayah berbatu.

Seperti masyarakat antik lainnya, kawasan ini dianggap sebagai kawasan nan memiliki atmosfer eksklusif sehingga sering didatangi oleh masyarakat sebagai loka buat memohon kebajikan dalam kehidupan. Syahdan dulu, Prabu Kiansantang melakukan titik awal dan akhir perjalanan ke Mekah dari batu-batu nan ada di loka ini.



2. Jalur Utara

Jalur utara trekking di Ujung Kulon ini meliputi wilayah Pulau Peucang dan Karang Copong. Pulau Peucang ialah kawasan pantai berpasir putih dengan air bahari nan biru jernih. Di loka ini, Anda dapat melihat rombongan ikan nan sedang berenang di bahari tanpa memerlukan donasi alat. Seperti memandangi mobilitas ikan di dalam akuarium, semua jelas terlihat dan sangat indah.

Selain itu, Pulau Peucang juga memiliki hutan hujan tropis nan alami diisi oleh berbagai burung, serangga, babi rusa, burung merak, dan juga monyet. Pohon nan unik dan khas nan ada di hutan ini ialah pohon Ara Panceklik, nama latinnya Ficus sp.

Mengapa dikatakan unik? Karena pohon ini termasuk kategori parasit dan hayati dengan menumpang pada pohon inang dengan cara melilit. Uniknya lagi, ketika pohon parasit sudah besar maka pohon inang akan wafat dan menyisakan pemandangan pohon dengan bentuk nan khas dan langka.

Apa itu Karang Copong? Karang copong ialah karang nan besar dengan lubang di tengahnya sehingga dari kejauhan terlihat karang ini bolong. Pemandangan karang Copong dan bahari nan istimewa membuat para wisatawan betah menikmati senja hari disini.



3. Jalur Barat-Selatan

Medan di jalur ini termasuk basah dan licin. Untuk para trekker harus berhati-hati ketika menyusuri jalur ini. Wilayah nan dilewati ialah Sanghyang Sirah, Gunung Payung, dan Cibunar. Selain medan nan basah dan licin, jalur ini juga cukup panjang dan curam. Disarankan buat trekker pemula agar mencoba jalur lain nan tak terlalu ekstrim.Untuk menyelesaikan jalur nan panjang ini diperlukan waktu sekitar delapan jam lamanya. Wow.



4. Jalur Selatan

Jalur ini juga terisi dengan medan nan berat. Selain jalan nan licin, trekker juga harus berjalan di atas karang dengan pemandangan sisi kiri ialah bahari selatan dengan ombak nan ganas dan sungai menuju Muara Citandahan nan arusnya deras. Bila sudah melewati wilayah ini trekker akan tiba di Cibandawoh, yaitu pantai nan sangat luas dan panas.

Wilayah nan dilalui di jalur selatan Ujung Kulon ini mulai dari Cibunar sampai Cegog (desa nan berada di tepi pantai), Anda dapat melepas lelah dan bermalam dengan santai sebab suasana nan sunyi dan menenangkan.



5. Jalur Timur

Jalur timur di Ujung Kulon ini cukup pendek buat dilalui. Hanya memerlukan waktu sampai tiga jam buat melewati Legon Pakis sampai Kalejetan nan berjarak 9 km. Di jalur ini, trekker dapat menikmati pemandangan sawah, hutan, dan anak sungai. Karena posisi jalur nan sangat dekat dengan pantai selatan maka trekker akan mendengar suara deburan ombak di sepanjang perjalanan jalur timur ini. Asyik, bukan!



Wilayah Menarik Lain di Ujung Kulon

Selain wilayah-wilayah tersebut, di Ujung Kulon juga masih terdapat wilayah lain nan tak kalah menariknya, antara lain sebagai berikut.



Laban – Karang Ranjang

Para trekker menganggap wilayah ini sebagai ‘lehernya’ Pulau Jawa. Mengapa demikian? Karena wilayah ini diapit oleh kawasan pesisir bahari Jawa bagian selatan dan utara. Lebar wilayah ini hanya 1,5 km sehingga Anda dapat melalui jalur ini hanya dalam waktu satu jam saja.



Nyawaan–Cidaon

Kedua wilayah ini memiliki keunikan masing-masing. Nyawaan ialah wilayah loka para penyelam, di mana mereka dapat menikmati estetika bawah bahari nan latif di daerah ini. Sementara itu, Cidaon sebaliknya. Kawasan ini ialah daerah padang rumput atau savanna nan luas di mana banyak satwa dari hutan lindung yangkeluar ke daerah ini buat mencari makan di pagi dan sore hari.Kedua lokasi ini dapat dilewati dalam waktu 6 jam berjalan kaki. Wah, cukup melelahkan, ya!



Pulau Panaitan

Pulau ini terletak di bagian barat suaka margasatwa Ujung Kulon. Ada selat Panaitan nan memisahkan pulau ini dengan pulau Jawa. Pulau Panaitan memiliki luas nan cukup besar sehingga lokasinya dapat dicari di dalam peta. Di pulau ini, anda dapat menemukan banyak arca nan berasal dari masa Hindu kuno.Arca-arca ini berada di areal Gunung Raksa, di mana masyarakat meyakini bahwa dulu pernah ada sekelompok masyarakat nan mendiami wilayah ini.

Di pulau ini pula masih terdapat hutan nan alami dengan satwa-satwa liar nan bebas dan kawasan pantai nan menampilkan estetika tersendiri.Para penyelam juga dapat menikmati estetika alam bawah laut. Namun, disarankan hanya penyelam berpengalaman nan melakukan aksi penyelaman. Hal ini berhubung arus lautnya nan terbilang deras dan liar.

Hmm .. menarik sekali kawasan atau daerah-daerah nan berada di Ujung Kulon ini. Rasanya kita ingin segera mencoba menikmati estetika alam di loka ini sambil melakukan trekking bersama keluarga atau teman-teman.