Gambar Garuda dalam Kenyataan
Selalu menarik apabila membicarakan mengenai gambar garuda. Apakah Anda tahu gambar garuda nan dimaksud? Gambar garuda merupakan gambar nan menjadi lambang dari negara Indonesia. Perbincangan ini kiranya akan mengerucut pada dua pertanyaan, apakah makhluk tersebut ada dalam kehidupan sehari-hari atau hanya mitos belaka?
Gambar Garuda dalam Mitologi Hindu-Buddha
Umumnya banyak kalangan nan berpendapat bahwa lambang negara Indonesia itu (Burung Garuda atau Garuda Pancasila) ialah hewan mitologi. Ia diadopsi dari mitologi atau cerita legenda tradisi Hindu dan Buddha. Jadi, tak eksis sebagai hewan nan hayati di global nyata.
Dikisahkan bahwa garuda berwujud setengah manusia setengah burung. Sosok dari sarana (kendaraan/tunggangan) Dewa Wisnu tersebut digambarkan memiliki kepala, sayap, ekor, dan paruh (moncong) burung elang. Adapun tubuh, tangan, dan kakinya mengambil bentuk manusia.
Sosok garuda pun digambarkan memiliki muka putih, sayap rona merah, tubuh tegap berukuran raksasa, dan memancarkan sinar benderang berwarna keemasan nan menyilaukan serta menimbulkan rasa kagum dan hormat bagi siapa pun nan melihatnya. Bahkan, para dewa dalam tradisi Hindu diceritakan sering galat mengira perwujudan garuda sebagai Dewa Agni (dewa api).
Garuda memiliki kemampuan sakti mandraguna. Mengapa demikian?Sebagai raja para burung dan keturunan dari dewa, makhluk sakti ini pernah bertempur dengan Mahadewa Indra, salah satu dari tiga mahadewa Hindu. Itu terjadi sebab garuda mencuri pusaka amerta milik para dewa buat membebaskan ibunya dari sekapan Kadru (Dewi Ular).
Pertempuran antara keduanya berlangsung hebat dan alot. Walaupun pertempuran dimenangkan oleh Indra dan pusaka para dewa (amerta) bisa direbut kembali, tetpai mahadewa itu terluka parah. Bahkan, senjata andalan Mahadewa Indra, yaitu kilat (bajra) mengalami kerusakan.
Ini menunjukkan bagaimana perkasanya Garuda sebab memiliki kedigdayaan nan melampaui para dewa dan hampir menyamai kedigdayaan tiga dewa primer (mahadewa) dalam tradisi Hindu. Untuk itu, garuda sebagai makhluk atau hewan mitologi sering dipuja oleh penganut Hindu.
Garuda sering dianggap sebagai simbol dari makhluk setengah dewa dan melambangkan karakter kebajikan, kearifan, keberanian, kekuatan, kesetiaan, serta disiplin. Ia pun dinilai berjiwa pembebasan nan ditunjukkan oleh tindakan garuda saat berusaha membebaskan ibunya dari perbudakan Kadru.
Gambar Garuda dalam Mitologi Peradaban Antik Global
Sebagai bentuk dari mitologi, ternyata gambar garuda tak hanya ada di peradaban Hindu - Budha di India. Mahluk setengah dewa itu pun juga ditemukan di peradaban Mesir Antik (Egypt), Mesopotamia, Yunani Klasik, Amerika Antik (suku Indian), Jepang, Thailand, dan nusantara (Indonesia).
Berbagai cerita legenda, sistem kepercayaan hingga simbol masyarakat di peradaban Mesopotamia, Amerika, Mesir Kuno, dan Thailand, banyak menggambarkan sosok garuda. Walaupun tak bernama garuda, tetapi makhluk mitologi di berbagai peradaban besar itu memiliki ciri atau perwujudan serupa dengan burung raksasa berbadan manusia tersebut.
Adapun di peradaban Yunani Klasik, ada beberapa kalangan nan menyamakan sosok garuda dengan makhluk mitologi terkenal, yaitu phoenik. Burung nan dikisahkan berasal dari barah dan dapat terlahir kembali setelah wafat ( rebirth ) itu dianggap sebagai representasi dari garuda. Hanya saja, pendapat ini ditentang sebagian besar ahli mitologi.
Mengapa demikian? Sosok dan ciri keduanya (phoenik dan garuda) memiliki disparitas signifikan. Peradaban Jepang pun memiliki makhluk mitologi serupa dengan garuda, dikenal bernama Karura.
Secara wujud dan karakteristiknya, Karura serupa dengan garuda sehingga para ahli sejarah atau mitologi berasumsi bahwa Karura merupakan sosok garuda nan dibawa oleh biksu Buddha ke Jepang. Para penyebar agama Buddha tersebut memperkenalkan garuda nan kemudian oleh masyarakat setempat lebih dikenal bernama Karura.
Khusus di nusantara, gambar garuda banyak ditemukan sebagai relief di candi-candi besar peninggalan peradaban Hindu-Buddha, seperti pada relief Candi Prambanan, Candi Dieng, dan Candi Panataran. Wujud garuda sendiri berupa manusia berparuh dan bersayap layaknya burung elang. Ada juga nan dilukiskan selain berparuh, bersayap dan bercakar, wujud garuda seperti raksasa, dan berambut panjang.
Selain itu, gambar garuda ditemukan sebagai simbol kenegaraan di beberapa kerajaan besar bercorak Hind -Buddha, seperti kerajaan nan dipimpin oleh Prabu Erlangga (raja Kerajaan Kahuripan/Daha), memiliki lambang atau gambar kerajaan dengan lambang garuda sebagai simbolnya.
Kini makhluk mitologi tersebut oleh bangsa Indonesia dijadikan sebagai lambang negara dan dikenal dengan sebutan Garuda Pancasila. Serupa dengan negara Thailand, bangsa nan juga mengenal sosok garuda dalam peradaban masa lalu mereka itu menjadikan garuda (disebut dengan krut atau pha krut) sebagai lambang negara. Lambang garuda ini merupakan simbol pemersatu dan kebanggaan bangsa.
Gambar Garuda dalam Fenomena
Bagaimana dengan pandangan dari kalangan nan menganggap bahwa sosok garuda itu ada dalam global konkret (kehidupan sehari-hari)? Kalangan nan percaya garuda itu bukan makhluk mitos, bersandarkan pada konklusi logis dan dapat dipertangungjawabkan secara ilmiah.
Menurut mereka, garuda ialah jenis burung besar nan pernah hayati di bumi ini. Adapun wujudnya, tak seperti nan digambarkan di berbagai peradaban kuno, yaitu garuda dicitrakan sebagai setengah manusia setengah burung. Namun, makhluk tersebut orisinil berbentuk burung berukuran raksasa.
Sebagai hewan zaman purba, garuda dianggap sudah punah. Hanya saja, jejak evolusi dari garuda dapat dilihat pada dua jenis burung nan hingga kini masih ada, yaitu burung elang jawa dan burung rajawali. Kedua jenis burung predator itu pun dinilai mewarisi sifat atau kedudukan dari garuda, yaitu sebagai 'raja' para burung.
Jika dicermati, memang terdapat beberapa kemiripan antara ciri garuda dengan kedua jenis burung itu, seperti pada elang jawa. Burung nan tergolong sangat langka ini memiliki bentuk kepala dengan rona cokelat kemerahan, jambul tinggi menonjol berwarna hitam dengan ujung nan putih, dan tengkuk coklat keemasan apabila tertimpa sinar matahari. Menimbulkan kesan mengagumkan.
Apalagi di kepala elang jawa, terlihat seperti ada 'mahkota' dengan punggung dan sayap kuat berwarna cokelat sehingga kesan nan tercipta dari burung nan hampir punah ini sangat mendekati sosok garuda nan dicitrakan sangat berwibawa layaknya seorang raja.
Sama halnya dengan rajawali. 'Tongkrongan'nya disebut-sebut menyerupai garuda, yaitu gagah dan perkasa. Bahkan, sosok rajawali dalam berbagai legenda rakyat, diceritakan memiliki sifat seperti garuda. Penguasa angkasa serta andal apabila berduel dengan lawannya. Selain itu, Rajawali juga memiliki penglihatan sangat baik. Ini membuat ia mampu mendeteksi calon mangsa dalam jeda nan sangat jauh.
Selain dianggap kedua jenis burung ini sebagai 'pewaris' dari garuda, ada juga kalangan nan berpendapat bahwa garuda ialah mahluk imajinasi. Hasil ciptaan daya cipta manusia. Perpaduan antara sosok elang jawa dan rajawali, seperti nan terlihat di gambar garuda sebagai lambang negara Indonesia.
Gambar Garuda Pancasila
Sejarah mencatat bahwa Garuda Pancasila merupakan ciptaan dari seorang tokoh kebangsaan negeri ini, yaitu Sultan Hamid II. Ia terinspirasi dari karakter garuda nan salah satunya diceritakan berjiwa antipenindasan dan penjajahan.
Hal ini selaras dengan jiwa bangsa Indonesia nan juga menolak segala bentuk penjajahan atas alasan apapun. Kemudian, Sultan Hamid II menggabungkan antara sosok elang jawa, rajawali, mitologi garuda dalam tradisi Hindu-Buddha, dan konsep pancasila.
Hasilnya ialah wujud garuda berbulu emas dengan mengenakan perisai di dada nan memuat lambang lima sila. Kemudian, pada bagian cakarnya menggenggam pita putih bertuliskan kalimat 'Bhinneka Tunggal Ika' nan merupakan slogan nasional dari bangsa Indonesia.
Walaupun wujudnya tak sama seperti gambar garuda dalam mitologi Hindu-Buddha nan berupa setengah manusia setengah burung, tetapi lambang negara itu tetap dinamakan sebagai garuda. Simbol kebesaran dan kedigdayaan bangsa Indonesia sejak zaman dahulu, yaitu masa ketika garuda hayati dalam ingatan masyarakat sebagai makhluk mitologi.