Jika Pernikahan Dini Dampak Sex Bebas

Jika Pernikahan Dini Dampak Sex Bebas

Sudah cukup banyak artikel pernikahan dini nan kita temukan di berbagai media massa. Sebetulnya, pernikahan seperti apa nan dapat dikatakan pernikahan dini?

Orang nan menikah pada usia di bawah 20 tahun, memang dapat dikategorikan menikah dini. Sedangkan menikah pada usia di bawah 25 tahun mungkin dapat dikategorikan pernikahan dini, mungkin juga tidak. Tapi menilik angka perceraian nan terjadi pada pernikahan orang-orang nan berusia di bawah 25 tahun, apakah dampak dari pernikahan dini? Bila tak ada kaitan antara pernikahan dini dan taraf perceraian, maka mengapa orang-orang melakukan pernikahan dini?



Alasan Generik Pernikahan Dini

Salah satu alasan buat menikah dini ialah menghindari zina. Hanya dengan alasan inilah begitu banyak pasangan nan akhirnya tak dapat menikmati masa bulan madu dalam pernikahan. Komunikasi nan terjalin antara orang nan saling mencintai, tak terjadi. Yang ada ialah komunikasi ala tarzan dan ala singa (saling cakar).

Sikap egois nan masih sangat tinggi ditambah keadaan ekonomi nan belum stabil, apalagi bila keduanya masih sekolah, maka semakin runyamlah kondisi fondasi pernikahan nan terjadi hanya sekedar buat menghindari zina tadi. Yang ada malah mungkin akan terjadi perselingkuhan. Masing-masing individu masih ingin menikmati kebebasan. Ketertekanan mental dan ekonomi akan semakin memicu pertengkaran. Jadi, masihkah relevan pernikahan nan dilakukan hanya sekadar buat menghindari zina?



Efek Saming Pernikahan Dini Tanpa Ilmu

Pernikahan dini nan dilakukan oleh pasangan nan belum memiliki ilmu pernikahan, ilmu keluarga, dan ilmu melahirkan generasi hebat, hanya akan membuat stres baik pasangan suami istri maupun keluarga besar dari kedua belah pihak. Tidak dapat dikatakan bahwa seseorang nan telah kuliah memiliki pengetahuan nan cukup tentang ilmu nan menyangkut kehidupan keluarga.

Pertama, ilmu ini tak diajarkan di sekolah. Kedua, orang tua terlalu sibuk mencari uang hingga tak dapat berkomunikasi secara intens dan khusus hanya buat membahas persoalan ini. Ketiga, berkeluarga bukan hanya melulu urusan seks. Hal ini nan terkadang membuat pasangan muda kaget dan tak siap dengan perubahan nan ada. Keempat, orang tua pun kadang tak mampu menunjukkan cara berkomunikasi nan baik dengan pasangan masing-masing. Yang ada malah contoh komunikasi dengan nada tinggi dan saling menyalahkan.



Jika Pernikahan Dini Dampak Sex Bebas

Memang tak sedikit pernikahan dini nan berakhir bahagia. Tetapi itu mungkin berlaku pada pasangan nan benar-benar siap secara mental buat menikah dan sangat sadar akan makna pernikahan mereka.

Akan tetapi di zaman nan penuh dengan godaan seperti sekarang ini, pernikahan dini hendaknya tak terjadi. Apalagi hanya sebab terpaksa. Korban nan paling menderita ialah wanita dan anak-anak. Kaum laki-laki mungkin tak terlalu merasakan atau tidak mau merasakan hal ini. Tapi bagi wanita, pernikahan dini nan gagal akan menimbulkan luka batin nan sangat dalam. Luka batin ini juga akan berdampak pada anak-anaknya kelak.



Lebih Baik Pertimbangkan Lagi

Jika ingin melakukan pernikahan dini ada baiknya dipertimbangkan lagi. Pernikahan bukanlah seperti pacaran nan dapat gonta-ganti. Pernikahan ialah akad nan dilakukan seharusnya hanya sekali dalam seumur hidup. Jangan menikah setahun sudah terjadi perceraian.

Atau pernikahan nan dilakukan hanya buat menyelamatkan bayi nan sedang dikandung. Padahal, hal seperti ini tentu saja tak baik. Pernikahan nan dilakukan hanya buat menyelamatkan status bayi. Namun setelah bayi lahir, maka nan terjadi ialah perceraian. Tak ada larang di dalam agama tentang perceraian, tapi perceraian ialah perbuatan nan paling dibenci Tuhan.

Karena itu, jika ingin melakukan pernikahan pikirkan dengan matang-matang. Apakah sudah siap lahir dan batin? Apakah sudah siap dengan serba kekurangan nan bakal terjadi? Apakah sudah siap dengan gaya hayati baru nan akan tercipta antara kamu dengan calon pendamping hidupmu?

Pikiran panjang tentang pernikahan dini kerap menjadi acuan utama. Jangan sampai pernikahan nan dilakukan hanya buat mempermalukan keluarga. Meski tidak ada embargo tentang pernikahan dini, tapi nan mesti diperhatikan ialah kesiapan mental. Apakah benar-benar sudah siap atau belum?



Agar Rumah Tangga Tetap Rukun

Jika Anda sudah memilih buat melakukan pernikahan dini, maka di dalam artikel pernikahan dini ini penulis memberikan tips kepada sobat Ahira buat melakukan empat hal rumah tangga nan dibangun dari pernikahan dini tetap harmonis.

1. Jangan Pernah Menyesal

Dalam hayati berumah tangga, terkadang muncul pikiran tak sehat. Maksudnya, muncul pikiran kenapa mau menikah dengannya? Kenap mau menikah di saat usia masih muda? Suka timbul pertanyaan demi pertanyaan nan tak wajar. Pertanyaan inilah nan kerap merusak rumah tangga nan dilakukan para pelaku pernikahan dini.

Jika ingin tetap rukun, meskinya harus menerima dengan ikhlas pernikahan nan dilakukan. Jangan pernah ada rasa menyesal, sebab nan memutuskan buat menikah di usia muda ialah diri sendiri. Oleh sebab itu, terima keputusan nan sudah diambil. Jangan pernah buat disesali sedikitpun.

2. Selalu berpikir Objektif

Pernikahan dini ialah pernikahan nan dilakukan oleh pasangan nan umurnya masih tergolong muda. Di dalam pernikahan munculnya masalah ialah hal nan tidak dapat dihindarkan. Karena itu, ketika masalah muncul berpikirlah dengan objektif. Jangan pernah menanggapi masalah dengan emosional. Jangan pernah diikutkan keinginan gaya berpikir kebanyakan pemuda.

Karena Anda sudah memutuskan menikah di usia muda. Mau tak mau, gaya berpikir Anda mesti berubah seperti orang nan sudah tua. Anda mesti berpikir objektif dalam menilai masalah nan muncul. Selesaikan masalah dengan tenang dan tak diikuti oleh keinginan jiwa muda. Jangan sampai emosi Anda menjadi lebih kuat dalam menyelesaikan masalah. Inilah salah satu pemicu terjadinya perceraian nan dilakukan oleh pasangan muda nan melaku pernikahan dini.

3. Selalu Melihat Kelebihan pasangan

Jika ada hal nan terlihat kurang pada pasangan Anda, jangan pernah fokuskan perhatian Anda ke arah tersebut. Anda mesti melihat kepada hal-hal nan menunjukkan kelebihannya. Dengan fokus pada kelebihannya, Anda secara tak langsung memvisualisasikan di dalam diri Anda tentang betapa bahagianya Anda melakukan pernikahan dini dengan pasangan Anda.

Dengan fokus pada kelebihannya akan membangun keoptimisan dalam rumah tangga. Anda melihat keberadaannya memang sangat Anda butuhkan. Meski majemuk problem terjadi, Anda tetap harus dapat melihat kelebihannya. Andai tanpanya mungkin Anda akan kewalahan menghadapi problem tersebut. Dengan keberadaannya, Anda menjadi kuat. Inilah salah satu bentuk kelebihannya. Ia tetap menjadi orang pertama nan siap menemani Anda dalam menghadapi masalah atau problem nan muncul.

Sehingga langkah melakukan pernikahan dini dengannya tidak memunculkan rasa penyesalan. Anda merasa bersyukur telah menikah dengannya. Ia dapat menyelamatkan diri Anda dari cemoohan orang. Anda dapat merasakan betapa indahnya pernikahan, meski dilakukan di usia muda. Anda menjadi orang nan memiliki kesyukuran sebab telah dapat menikah sedangkan orang lain belum tentu dapat seperti Anda.

4. Libatkan Keinginan Mencari Pahala dari Tuhan

Dalam melakukan apa pun nan berhubungan dengan rumah tangga, Anda menyandarkannya buat mencari keridhaan Tuhan dan meraih pahalanya. Dengan memunculkan sikap seperti ini tidak akan ada rasa menyesal melakukan pernikahan dini. Meski banyak badai nan mendera, namun Anda hadapi seluruh badai tersebut dengan sabar dan berharap pahala dari Tuhan, maka rumah tangga Anda bakal kokoh.

Meski pernikahan dini nan Anda lakukan, tapi Anda tetap dapat mencuri start dari nan lain mendapat pahala dari Tuhan nan belum tentu semua orang dapat mendapatnya. Bukan hanya nan belum menikah, nan sudah menikah pun belum tentu dapat meraih seperti apa nan Anda lakukan.

Karena itu, jika Anda seorang suami niatkan mencari nafkah tujuannya hanya buat meraih ridha Tuhan dan pahalanya sebab dapat menafkahi isteri dan anaknya. Sebagai isteri, Anda pun berniat dengan pernikahan dini nan dilakukan Anda dapat meraih pahala melayani suami dan mendidik anak.

Tak semua orang dapat meraih pahala seperti Anda. Jika pun Anda ikut bekerja buat memenuhi kebutuhan rumah tangga, niatkan juga buat meraih ridha Tuhan dan pahala dari-Nya. Dengan sama-sama bekerja, segala kebutuhan rumah tangga pun menjadi terpenuhi.

Inilah artikel pernikahan dini nan dikupas dari segala sisi. Semoga bermanfaat sobat-sobat Ahira sekalian.