Rahasia Atlantis: Peradaban Manusianya
Siapa nan belum pernah mendengar tentang Atlantis? Benua ini banyak dikaitkan dengan negeri dongeng atau sekadar mitos. Namun, bagi sebagian orang, keberadaannya tak seperti itu. Misteri Atlantis atau Atlantika dalam bahasa Yunani ialah pulau legendaris nan sering kali dihubungkan dengan kejayaan dan kemakmuran manusia di masa lalu.
Menurut beberapa ahli, Atlantis terletak di sekitar Samudra Atlantik. Plato, seorang filsuf dari Yunani nan pertama kali menyatakan bahwa telah terjadi sebuah bala besar puluhan ribu tahun nan lalu dengan berbagai letusan gunung berapi, gempa, es nan mencair dan banjir bandang. Peristiwa besar ini mengakibatkan sebagian permukaan bumi tenggelam dan hilang. Benua hilang ini disebut dengan Atlantis. Plato menyebutkan bahwa Atlantis hilang hanya dalam waktu singkat, yaitu dalam satu hari satu malam.
Bencana nan terjadi di Indonesia membuat banyak orang mengambil konklusi sendiri nan menyatakan bahwa Atlantis itu sebenarnya ialah Indonesia. Dengan berbagai peristiwa alam dan bencana, banyak orang menghubungkan kejadian-kejadian ini dengan hilangnya Atlantis dari permukaan bumi. Pendapat ini ramai dibicarakan oleh berbagai kalangan di seluruh dunia. Namun, kebenarannya belum bisa dipastikan.
Indonesia memang sebuah negeri nan kaya dengan berbagai sumber daya alam nan tak dimiiliki oleh negara lain. Kejayaan serta kekayaan Indonesia sudah terjadi dan diakui oleh banyak negara sejak jaman kerajaan dahulu. Sebagian orang menganggap Atlantis ialah mitos, tetapi sebagian lagi berkesimpulan Atlantis itu nyata.
Rahasia Atlantis: Berawal dari Teori Plato
Plato (427 – 347 SM) menulis sebuah buku berjudul Timeus dan Critias . Isi buku itu menceritakan dialog-dialog nan memuat keberadaan Atlantis dengan citra detail nan menarik. Peta keberadaan benua itu sendiri ditunjukkan melalui kalimat-kalimat nan tertuang dalam bukunya.
Banyak orang menafsirkan kalimat-kalimat itu menjadi sebuah peta menuju sisa-sisa Atlantis nan mungkin saja masih ada. Tidak semua orang paham dengan misteri atlantis nan sesungguhnya. Yang implisit dari citra dalam buku Plato ialah seperti di bawah ini:
-
Atlantis ialah sebuah negeri nan penuh kecerdasan, dengan kata lain semua orang nan hayati di zaman kerajaan Atlantis memiliki pengetahuan luas, berwawasan, dan berkreativitas tinggi.
-
Bisa berkomunikasi dengan binatang. Tingkah laku dan bahasa nan digunakan oleh para hewan di masa itu menjadi citra akan kehidupan nan rukun dan sejahtera, semua hayati berdampingan dengan damai.
-
Memiliki lingkungan nan indah, tenang, dan damai. Berkat karunia kecerdasan dan karakter manusianya nan pecinta damai, lingkungan loka tinggal pun menjadi terpelihara dengan baik. Semua orang punya pencerahan sendiri buat memelihara lingkungan loka tinggalnya dan menjaganya agar tetap lestari. Semua makhluk hayati dalam harmoni nan indah.
-
Memiliki teknologi tinggi. Pengetahuan dan kecerdasan nan dimiliki penghuni Atlantis membuat mereka menjadi kreatif dan terampil menciptakan berbagai penemuan demi kemajuan negerinya.
-
Sistem pengobatan nan modern dan maju. Penghuni Atlantis memiliki teknik dan metode sendiri buat memberikan pengobatan terhadap warganya nan sakit. Cara melakukan penyembuhan ini tergolong maju dan sulit buat diimbangi oleh siapapun.
-
Semua orang di Atlantis sangat peduli pada pendidikan setiap warganya. Semua orang diharapkan dapat belajar dan menyerap ilmu sebanyak-banyaknya demi kemajuan diri sendiri dan lingkungannya.
Bila semua rahasia Atlantis ini sahih adanya, bukankah global ini begitu sempurna? Sedangkan kita semua tahu bahwa kesempurnaan itu hanyalah milik Sang Pencipta Yang Mahabesar. Kesimpulannya, Anda nan menentukan apakah benua Atlantis ini memang sekadar mitos kreasi manusia atau konkret ada? Mari kita simak kutipan-kutipan nan diambil dari Timaeus dan Critias mengenai Atlantis dan rahasia nan ditinggalkannya.
Rahasia Atlantis: Lokasinya
Salah satu rahasia terbesar nan sampai kini menjadi pertanyaan nan belum dapat terjawab ialah lokasi Atlantis itu sendiri. Timbul berbagai spekulasi tentang lokasi ini. Di bukunya, Timaeus, Plato hanya memaparkan sedikit informasi deskriptif mengenai letak Atlantis:
“Kekuatan ini datang dari Samudra Atlantik. Pada waktu itu, Samudra Atlantik bisa dilayari dan ada sebuah pulau nan terletak di hadapan selat nan engkau sebut pilar-pilar Herkules. Pulau itu lebih luas dibandingkan dengan gabungan Libya dan Asia dan pilar-pilar ini juga merupakan pintu masuk ke pulau-pulau lain di sekitarnya, dan dari pulau-pulau itu engkau bisa sampai ke seluruh benua nan menjadi pembatas bahari Atlantik. Bahari nan ada di dalam pilar-pilar Herkules hanyalah seperti sebuah pelabuhan nan memiliki pintu masuk sempit. Namun bahari nan di luarnya ialah bahari nan sesungguhnya, dan benua nan mengelilinginya bisa disebut benua tanpa batas. Di wilayah Atlantis ini, ada sebuah kerajaan besar nan memerintah holistik pulau dan pulau lain di sekitarnya serta sebagian wilayah di benua lainnya.” (Timaeus)
Pada kutipan di atas, berkali-kali disebutkan “pilar-pilar Herkules”. Di manakah pilar-pilar Herkules itu berada? Para pakar berusaha mencari lokasi dengan kriteria nan mirip atau menyerupai pelukisan nan disebutkan di atas. Selama bertahun-tahun, tidak ada nan bisa membuat konklusi niscaya mengenai lokasi Atlantis. Yang ada hanya perdebatan dan disparitas pendapat nan semakin hari semakin dalam; sebagian pakar berkata Atlantis ada di Kreta, sebagian berkata ada di benua Amerika, sebagian lagi bahkan berkata Atlantis terletak di Indonesia.
Rahasia Atlantis: Peradaban Manusianya
Atlantis dikenal sebagai negeri nan fertile tanahnya, makmur rakyatnya, dan maju peradabannya. Penjabaran tentang peradaban manusia Atlantis dan kesuburan tanah airnya dalam Critias dan Timaeus memberi kesan seolah-olah Atlantis ialah surga nan nyaman buat ditinggali. Hal ini juga nan memicu rasa penasaran para peneliti buat menguak misteri Atlantis dan peradabannya. Pelukisan mengenai kesuburan tanah dan kemajuan bangsa ini juga dianggap sebagai petunjuk letak Atlantis nan sebenarnya.
“Tanah Atlantis ialah tanah nan terbaik di global dan karenanya mampu menampung pasukan dalam jumlah besar. Tanah itu juga mendapatkan laba dari curah hujan tahunan, memiliki persediaan nan melimpah di semua tempat.” (Critias)
“Inilah cara mereka hidup, mereka menjadi penjaga kaum mereka sendiri dan menjadi pemimpin bagi seluruh kaum Helenis nan dengan sukarela menjadi pengikut mereka. Lalu mereka juga menjaga jumlah perempuan dan laki-laki dalam jumlah nan sama buat berjaga-jaga bila terjadi perang. Dengan cara inilah mereka mengelola wilayah mereka dan seluruh wilayah Hellas dengan adil. Atlantis menjadi sangat termashyur di seluruh Eropa dan Asia sebab ketampanan dan kebaikan hati para penduduknya.” (Critias)
“Mereka membangun kuil, istana, dan pelabuhan-pelabuhan. Mereka juga mengatur seluruh wilayah dengan susunan berikut: pertama mereka membangun jembatan buat menghubungkan wilayah air dengan daratan nan mengelilingi kota kuno. Lalu membuat jalan dari dan ke arah istana. Mereka membangun istana di loka kediaman dewa-dewa dan nenek moyang mereka nan terus dipelihara oleh generasi berikutnya. Setiap raja menurunkan kemampuannya nan luar biasa kepada raja berikutnya hingga mereka mampu membangun bangunan nan luar biasa besar dan indah.” (Critias)
Begitu membaca kutipan-kutipan di atas, sewajarnya timbul pikiran bahwa masyarakat Atlantis ialah masyarakat nan maju dan beradab; bahkan cenderung paling maju di zamannya. Hal ini semakin memperbesar rasa ingin tahu para peneliti tentang kehidupan di Atlantis.
Rahasia Atlantis: Kehancurannya
Satu lagi rahasia dari Atlantis ialah kehancurannya. Konon, negara super maju ini hancur dampak bala alam setelah mereka kelelahan saling berperang. Jika memang demikian adanya, tentu ini ialah suatu cara kehancuran nan dramatis. Simak kutipan berikut ini buat mendapat citra kehancuran Atlantis:
“Namun sesudah itu, muncul gempa bumi dan banjir nan dahsyat. Dan dalam satu hari satu malam, semua penduduknya tenggelam ke dalam perut bumi dan pulau Atlantis lenyap ke dalam samudra luas. Dan sebab alasan inilah, bagian samudra di sana menjadi tak bisa dilewati dan dijelajahi sebab ada tumpukan lumpur nan diakibatkan oleh kehancuran pulau tersebut.” (Timaeus)
Plato menggambarkan dalam Timaeus bahwa kebudayaan Atlantis nan maju luluh lantak dalam 1 hari 1 malam dampak bala alam berupa gempa dan banjir besar. Hal ini lantas disimpulkan sebagai tsunami oleh para ahli. Jika pulau Atlantis tenggelam dampak bala ini, mungkinkah ini berarti para pakar harus mencari sampai ke dalam lautan lepas? Itulah rahasia Atlantis nan hingga kini masih misterius.