Orang Tua dan Handphone Siswa

Orang Tua dan Handphone Siswa

Di zaman serba teknologi seperti sekarang ini, handphone atau ponsel bukanlah barang asing bagi siapapun. Bahkan, anak-anak kecil pun sudah banyak nan bermain dengan handphone. Anak-anak ini sebagai siswa di sekolah, memiliki kewajiban buat belajar. Lalu adakah pengaruh handphone terhadap prestasi belajar siswa?

Handphone ialah tekhnologi nan diciptakan oleh manusia buat mempermudah komunikasi. Saat ini handphone sudah majemuk macamnya, walau fungsi utamanya ialah buat menelepon/berbicara jeda jauh, fitur handphone sudah banyak berkembang. Mulai dari penambahan fitur kamera, MP3, bahkan jaringan internet.

Benda kecil serba guna ini tentu memiliki dampak-dampak eksklusif pada siswa sekolah. Apakah pengaruh handphone terhadap prestasi belajar siswa ini cukup baik atau malah memperburuk kualitas siswa itu sendiri?



Pengaruh Positif Handphone
  1. Sebagai alat komunikasi, handphone tentu sangat berguna bagi seorang siswa. Baik berkomunikasi dengan para teman-temannya, maupun berkomunikasi dengan para guru.
  1. Handphone dapat berfungsi sebagai penambah wawasan dan alat bantu belajar. Dengan fiturnya nan berupa internet, siswa dapat mencari informasi apa saja dengan mudah. Hal ini tentu sangat memudahkan siswa dalam menyerap materi pelarajan.
  1. Sebagai hiburan, handphone juga sangat berguna. Fitur MP3 nan disuguhkan akan cukup membuat siswa tak jenuh dalam belajar. Tapi fitur ini sebaiknya digunakan pada porsi nan tepat agar siswa tetap konsentrasi pada kegiatan belajarnya.


Pengaruh Negatif Handphone
  1. Pengaruh handphone terhadap prestasi belajar siswa ternyata juga dapat buruk. Hal ini dicontohkan dengan siswa nan mungkin malah keasyikan telepon atau SMS dengan teman/pacar sehingga mereka lupa buat belajar. Mereka merasa bebas buat menelepon atau SMS. Berbeda bila menggunakan telepon rumah, nan penggunaannya dikontrol ketat oleh orang tua.
  1. Fitur hiburan pada handphone juga dapat menurunkan prestasi belajar siswa. Misalnya MP3, siswa dapat saja lebih suka bersantai dengan mendengarkan lagu ketimbang harus belajar. Selain MP3, ada game nan juga dapat membuat siswa lebih suka menuntaskan bermain game daripada menuntaskan tugas sekolah.

Fitur internet pada handphone memang dapat memberikan pengaruh baik, tapi bila tak digunakan secara bijak, hal ini dapat saja malah menurunkan prestasi belajar siswa. Kemudahan siswa buat dapat memperoleh info apa saja, dapat membuat siswa terlena oleh global maya. Apalagi saat ini banyak beredar jejaring sosial, hal ini dapat membuat siswa lebih suka menghabiskan waktu buat mengutak-atik handphone daripada belajar.

Handphone bukan sekedar kebutuhan, tapi sudah menjadi gaya hidup. Bahkan, ada asumsi kalau tak punya handphone, maka akan dicap sebagai orang kampungan. Hal seperti ini dapat mempengaruhi mental siswa. Mereka akan lebih memikirkan gaya hayati daripada memikirkan manfaat handphone itu sendiri, mereka tak fokus dalam belajar sebab lebih mementingkan gaya hayati pergaulan.

Pengaruh handphone terhadap prestasi belajar siswa nan lain ialah siswa menjadi lebih mengandalkan handphone daripada harus belajar. Contohnya, saat ujian, siswa dapat mencontek atau menanyakan jawaban pada teman lewat handphone (dengan SMS). Tentu akan mengurangi minat siswa dalam belajar sebab berpikir kalau mereka niscaya dapat melewati ujian asalkan ada handphone. Kasus seperti ini sudah banyak sekali ditemukan di Indonesia.



Orang Tua dan Handphone Siswa

Membelikan handphone buat anak memang tak menjadi kewajiban bagi orang tua. Ada orang tua nan membelikannya memang buat memberikan kesempatan agar anaknya tak menjadi manusia gagap teknologi. Namun pemberian handphone bukanlah sekedar membelikan dan memberikan saja kepada anak. Tapi, harus dilakukan pengontrolan.

Tanpa ada kontrol dari orang tua akan lebih banyak akibat negatifnya nan bakal muncul. Namun, jika orang tua melakukan pengontrolan akan memberikan akibat positif bagi anak. Lantasnya, bagaimana cara orang tua melakukan supervisi kepada handphone anak?

1. Batasi Jumlah Pemakaian Pulsa

Orang tua dapat melakukan supervisi terhadap handphone anaknya dengan memberikan jatah pulsa nan dimilikinya. Artinya, orang tua mesti menentukan berapa jumlah pulsa nan boleh dipakai si anak setiap bulannya. Dan hanya orang tua juga nan boleh mengisikan pulsanya.

Sehingga orang tua dapat mengontrol pulsa sembari mengontrol sms nan masuk maupun dikirim oleh si anak. Di sinilah orang tua melihat seberapa besar pemakaian handphone nan digunakan berkaitan dengan proses belajar di sekolah. Misalnya, bertanya tentang pelajaran nan kurang dipahami oleh temannya atau si anak nan menjelaskan materi pelajaran kepada temannya.

Sekiranya si anak menggunakannya buat gosip ataupun hal-hal nan tak bermanfaat, maka orang tua dapat langsung mengingatkannya. Atau, sekiranya si anak mendapatkan sms nan kurang baik, maka orang tua dapat memberikan arahan. Di sinilah pentingnya pengontrolan handphone si anak nan dapat memberikan pengaruh positif terhadap dirinya atau belajarnya.

2. Tentukan Waktu Penggunaan Handphone

Sebagai orang tua, kita harus menentukan kapan anak boleh menggunakan handphone dan kapan tak boleh. Misalnya, anak boleh memakai handphone setelah pulang sekolah hingga masuk waktu shalat maghrib. Jika sudah azan maghrib, maka handphone harus dipegang oleh orang tua.

Sekiranya ada temannya nan sms, maka orang tua dapat membacanya. Jika berkaitan dengan belajar, maka Anda boleh memberikan handphone kepada anak buat memberikan jawaban atas pertanyaan temannya. Dengan restriksi waktu penggunaan handphone anak dapat dikontrol jam belajarnya.

Di sinilah peran handphone tidak mengganggu jam belajar anak. Handphone hadir sinkron dengan kebutuhannya, yaitu menjadi hiburan. Kesalahan banyak orang tua membiarkan handphone dipegang oleh anak selama 24 jam, sehinga handphone tak menjadi hiburan bagi mereka, malah berubah jadi kebutuhan. Inilah akibat negatif nan kurang disadari oleh orang tua dengan memberikan handphone kepada anaknya.

3. Jangan Izinkan Bawa Handphone ke Sekolah

Di sebagian sekolah memang membolehkan siswa membawa handphone. Namun, alangkah lebih baiknya bila Anda tak mengizinkan anak Anda membawa handphone. Pasalnya, ini akan dapat memberikan akibat negatif. Mungkin saja di rumah ia menjadi anak nan baik, dengan tak memanfaatkan handphonenya sembarangan. Namun di sekolah, bukan tak mungkin ia menjadi tak baik dengan handphone.

Maka dari itu, berusahalah buat tetap tak mengizinkan anak Anda membawa handphone ke sekolah. Guru tak dapat menjamin apakah siswa dengan handphone nan diizinkan dibawa ke sekolah dapat memanfaatkannya dengan baik atau tidak, makanya Anda sebagai orang tua nan mesti bijaksana buat melarang anak agar tak membawa handphone.

Selain itu, dengan selalu mewaspadai anak buat tak memberikan kesempatan sekecilpun membawa handphone ke sekolah juga memberikan frekuwensi positif akan pada belajarnya. Ia akan dapat tenang belajar. Pasalnya, ia tidak pernah memikirkan tentang bagaimana jika handphonennya hilang? Bagaimana jika ada teman nan memasukkan video atau foto nan tak senonoh, lalu ketika ada inspeksi handphone akhirnya menyebabkannya menjadi siswa nan diklaim tak baik.

Maka dari itu, kebijakan orang tua buat membatasi penggunaan handphone terhadap anak sangat penting. Belum sewajarnya mereka menjadikan handphone sebagai kebutuhannya. Ia harus dapat menjadikan handphone tetap sebagai hiburan. Pasalnya, si anak belum mampu membeli pulsa dengan uangnya sendiri.

Inilah tulisan sederhana tentang pengaruh handphone terhadap prestasi belajar siswa. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menjadi jembatan buat melakukan pengkajian lebih mendalama lagi.