Lembaga Pendidikan Muhamadiyah

Lembaga Pendidikan Muhamadiyah

Universitas Muhamadiyah lahir dari sebuah organisasi keislaman di Indonesia, bernama Muhamadiyah. Muhamadiyah merupakan salah satu liga para cendikiawan muslim di Indonesia. Pada awal kemunculannya, ajaran ini mendapat banyak pertentangan. Tokoh pendiri sekaligus memrakarsa, KH. Ahmad Dahlan, dengan tabah dan sabar menghadapi itu semua.



Sejarah Muhamadiyah

Tahun 1912 merupakan tonggak krusial nan bersejarah bagi liga muslim ini. Pada tahun itu, seorang pegawai kesultanan Yogyakarta bernama Muhamad Darwis, nan lebih dikenal masyarakat luas dengan nama KH. A. Dahlan memberikan pedagogi mengenai keagamaan di rumahnya.

Kebiasaan baik tersebut, nyatanya tak lantas mendapat sambutan nan baik. Beliau sepertinya sangat memperhatikan pendidikan. Dengan segala cemooh dan cara pandang nan sebelah mata, KH. A. Dahlan justru tetap semangat, sabar, dan tekun memperjuangkan cita-citanya. Setahun kemudian, KH. A. Dahlan sukses mendirikan lima sekolah dasar.

Kemudian tahun 1919, ia pun kembali membangun sebuah wahana sekolah. Kali ini ia membangun sekolah lanjutan, bernama Hooge School Muhamadiyah. Berawal dari situlah, cerita mengenai muhamadiyah bergema di seluruh Indonesia.

Muhammadiyah sebagai forum dakwah terlihat sangat serius dalam memperhatikan pendidikan di Indonesia. Hampir di semua sudut nusantara terdapat amal usaha Muhammadiyah nan berwujud sekolah, mulai dari TK ABA (‘Aisyiyah Bustanul Atfal), SD Muhammadiyah, SMP Muhammadiyah, Mua’limat dan Mu’alimin, SMA Muhammadiyah, serta Perguruan Tinggi Muhammadiyah.



Universitas Muhamadiyah

Universitas Muhammadiyah sepertinya terdapat di seluruh penjuru Indonesia. Dari barat hingga timur. Perguruan tinggi ini selalu mengedepankan ajaran-ajaran keislaman dalam setiap kegiatan belajar mengajarnya. Setidaknya hal itulah nan tergambar jelas di setiap kegiatan mahasiswanya.

Universitas Muhammadiyah memiliki beberapa jurusan keilmuan, di Universitas Muhammadiyah Jakarta misalnya. Fakultas nan terdapat di Universitas Muhammadiyah Jakarta berjumlah lima, yaitu Fakultas Agama Islam, Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Hukum. Selain itu, juga menyediakan beberapa fakultas nan dikhususkan sebagai fakultas pendidikan atau keguruan.

Fakultas keguruan nan terdapat di Universitas Muhammadiyah Jakarta, antara lain Fakultas Ilmu Sosial, Kedokteran, dan Kesehatan. Selain itu, di berbagai Universitas Muhammadiyah lain nan tersebar di seluruh Indonesia, juga menawarkan fakultas keguruan, nan terdiri dari pendidikan agama dan bahasa.

Di Yogyakarta ada UMY Yogyakarta nan sering disebut UMY. UMY awalnya menempati gedung kecil nan dibangun di sebuah lapangan sepak bola di kawasan sisi utara perempatan Wirobrajan Yogyakarta. Lapangan sepak bola Asri namanya, nan bersebelahan dengan SMA 1 Yogyakarta (SMA Teladan).

Karena perkembangannya begitu cepat maka lama-kelamaan gedungnya menjadi bertingkat tiga. Bahkan sekitar tahun 1998 dibuka fakultas kedokteran nan menempati huma baru di sapta jalan Sonosewo Sonopakis Yogyakarta berdekatan dengan Universitas PGRI Yogyakarta.

Sampai saat ini, UMY Yogyakarta telah memiliki Kampus Terpadu nan sangat megah di sapta Jalan Lingkar Barat atau Ring Road Barat tepatnya di desa Ambarketawang Gamping Sleman ,Yogyakarta. Dengan bangunan nan mempunyai perbedaan makna modern, menambah daya tarik tersendiri.

Universitas Muhammadiyah saat ini dipimpin oleh Ir. HM Dasron Hamid, M.S. nan sekaligus juga merupakan orang nan terlibat dalam pendiri UMY Yogyakarta pada Maret 1981.

Beberapa nama nan secara gigih membidani berdirinya UMY Yogyakarta ialah Drs. Mustafa Kamal Pasha; K.H. Ahmad Azhar Basyir, M.A.; Ir.H.M. Dasron Hamid, M.Sc.; Dr. M. Amien Rais, M.A.; H.Mh.Mawardi; Drs. M. Alfian Darmawan; Drs. H. Hasan Basri; Drs. H. Abdul Rosyad Sholeh; Ir. H. A. Basit Wahid nan didukung oleh Ketua Pimpinan Muhammadiyah pada waktu itu, K.H.A.R Fakhruddin, dan Ketua Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta, H.M. Muchlas Abror.

Sampai saat ini, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta telah mempunyai tujuh fakultas dan satu program pasca sarjana. Ketujuh Fakultas itu adalah, Fakultas Agama Islam, Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Teknik, Fakultas Isipol, Fakultas Kedokteran, dan Fakultas Pertanian.

Selain jenjang sarjana, layaknya beberapa perguruan tinggi di Indonesia, Universitas Muhammadiyah juga mengadalan program studi buat jenjang pascasarjana. Jumlah Universitas Muhammadiyah di seluruh Indonesia mencapai 40 buah. Setiap kampus terletak di daerah maupun ibu kota kabupaten.

Universitas Muhammad banyak sekali cabangnya. Hampir seluruh Indonesia ada. Beberapa perguruan tinggi Muhammadiyah nan cukup dikenal dan mendapat nama ialah sebagai berikut.

  1. UMY Malang (UMM) nan dikenal dengan UNMUH Malang,
  1. UMY Surakarta dikenal dengan UMS nan pada 3 November 2010 kemarin memasuki usia ke-52 tahun
  1. UMY Yogyakarta dengan sebutan UMY nan berdiri pada Maret 1981
  1. UMY Jakarta
  1. UMY Purwokerto
  1. UMY Magelang (UMMGL)
  1. UMY Gresik
  1. UMY Makassar (Unismuh Makassar)
  1. UMY Sumatera Utara
  1. UMY Prof. Dr. Hamka atau UHAMKA
  1. UMY Sidoarjo
  1. UMY Ponorogo.

Di samping itu, masih banyak lagi perguruan tinggi setingkat akademi nan menjamur di berbagai kota, terutama akademi perawat. Hal ini disebabkan Muhammadiyah telah banyak mempunyai rumah sakit dan balai pengobatan di berbagai kota, sehingga membutuhkan tenaga keperawatan nan cukup banyak pula.



Lembaga Pendidikan Muhamadiyah

Para siswa sekolah menengah atas nan akan melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi, tentu akan bingung mendaftar ke perguruan tinggi mana. Untuk itu, perlu adanya pengarahan kepada para siswa dalam memilih perguruan tinggi. Jangan sampai mereka salah jurusan dan salah masuk perguruan tinggi.

Pemilihan perguruan tinggi jangan asal-asalan. Pertama harus berdasarkan kemampuan dan minat siswa tersebut. Apabila jurusan nan diminatinya sinkron dengan kemampuannya, maka pilihlah jurusan sinkron dengan minat dan kemampuannya.

Apabila sudah menentukan jurusan, maka siswa tersebut tinggal memilih perguruan tinggi mana nan akan dimasukinya. Pilihannya dapat berdasarkan tempatnya, akreditasinya, dan biaya kuliahnya.

Apabila ingin mencari loka nan dekat dengan loka tinggal, maka pilihlah universitas nan akreditasinya bagus dan biayanya terjangkau oleh siswa tersebut. Apabila berdasarkan akreditasinya, maka harus diperhatikan tempatnya.

Berapa jauh dari loka tinggal dan perlu dipikirkan biaya hayati selama di loka tersebut. Apabila berdasarkan biayanya, lebih baik memilih perguruan tinggi nan dekat dengan loka tinggal dan lebih murah biayanya.

Untuk orang-orang nan mampu buat membiaya kuliahnya, masalah loka dan biaya tak terlalu diperhatikan. Yang krusial perguruan tinggi tersebut akreditasinya bagus dan ternama.

Memang sampai saat ini, perguruan tinggi ternama nan ada di Indonesia masih menjadi favorit para siswa buat melanjutkan pendidikannya. Perguruan tinggi nan tak terlalu terkenal menjadi pilihan kedua apabila siswa tersebut tak diterima di perguruan tinggi ternama tersebut.

Persaingan buat masuk ke perguruan tinggi ternama tersebut terjadi sampai sekarang. Bahkan, sekarang ini, permainan uang sudah terjadi. Banyak nan ingin masuk ke perguruan tinggi ternama, tapi tak dengan mengikuti tes terlebih dahulu. Asalkan punya uang banyak, mereka bisa masuk ke universitas tersebut.

Hal tersebut menjadi penghalang para siswa nan mempunyai kemampuan lebih, tapi sebab biayanya nan mahal, mereka menjadi tak bisa masuk perguruan tinggi tersebut.

Ini merupakan salah satu kenyataan nan terjadi di global pendidikan. Orang bisa melanjutkan sekolahnya ke jenjang nan lebih tinggi, asalkan mempunyai uang nan banyak. Padahal di dalam undang-undang disebutkan bahwa semua warga negara mempunyai hak buat mendapatkan pendidikan.

Akan tetapi, mengapa orang nan tak mampu, dalam hal biaya, tak bisa melanjutkan pendidikannya ke jenjang nan lebih tinggi, padahal mempunyai kepintaran dan kecerdasan. Sayang sekali menyia-siakan orang nan mempunyai potensi nan besar buat memajukan negara ini, tapi tak bisa dikembngkan sebab faktor biaya.

Untuk itu, banyak perguruan tinggi nan didirikan di berbagai kota di seluruh Indonesia. Hal tersebut buat memudahkan masyarakat agar tak terlalu jauh menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Selain itu, biaya nan dikeluarkannya pun nisbi terjangkau oleh semua kalangan dan juga meringankan biaya hidup.

Sekarang ini, setiap kota rata-rata memiliki lebih dari satu perguruan tinggi. Banyak perguruan tinggi nan sudah berdiri dan memiliki cabang di berbagai kota. Salah satunya ialah Universitas Muhammadiyah nan memiliki nama dan tersebar di seluruh Indonesia.

Para pengurus Muhamadiyah kini benar-benar sangat menghargai jasa KH. A Dahlan. Mereka tak ingin mengecewakan sang pendiri hanya dengan berdiam diri. Para penerus generasi Muhamadiyah, kini sudah membangun sekitar 1.176 sekolah dasar, 1.428 madrasah ibtidaiyah, 1.188 sekolah menengah pertama, 534 madrasah tsanawiyah, 515 sekolah menengah atas, 278 sekolah menengah kejuruan, 172 madrasah aliyah, 67 buah pondok pesantren, dan 40 buah universitas.

Kejayaan Muhamadiyah bukan hanya dilihat dari jumlahnya Universitas Muhamadiyah atau forum pendidikan nan didirikan. Nyatanya mereka juga membangun banyak rumah sakit, panti asuhan, panti jompo, masjid, taman kanak-kanak, hingga pusat rehabilitasi bagi orang-orang cacat.