Nama Anak dan Artinya - Setelah Masa Nabi
Setiap orang wajib mengetahui nama bayi dan artinya . Percuma sudah susah payah membuat nama, dengan bahasa asing nan terdengar menarik di telinga, namun ternyata nama tersebut bermakna buruk. Di sisi lain, meskipun bermakna baik, kalau nama nan diberikan kurang berterima di masyarakat, anak kita mungkin akan diolok-olok ketika beranjak dewasa. Berkaitan dengan nama bayi dan artinya, ada sejarah Islam nan menarik buat disimak.
Nama Bayi dan Artinya - Sebelum Masa Nabi Muhammad saw
Sebelum jazirah Arab mengenal Islam, orangtua tidak mementingkan nama bayi dan artinya. Bahkan, mereka dapat menamai anak sembarangan. Biasanya, nama seorang anak dihubungkan dengan hal-hal nan dilihat sang ayah, entah itu baik atau buruk. Maka, ada anak nan bernama Qunfudh (landak) hanya sebab sang ayah melihat landak melintas sebelum anaknya lahir.
Ada pula nan menamai anaknya dengan ciri nan tampak saat lahir, misalnya Suwayyid atau Asyud nan merujuk pada paras dan tubuh anak nan hitam legam. Beberapa orangtua Arab pra-Islam juga tidak segan memberi nama anak nan bermakna menakutkan. Ada nan diberi nama harb (perang) atau murra (kebencian). Mereka meyakini, tak ada kaitan langsung nama bayi dan artinya.
Nama Bayi dan Artinya - Masa Awal Islam
Salah satu perubahan besar nan dilakukan Islam buat dunia, terutama orang Arab, ialah masalah nama bayi dan artinya. Ada sebuah hadits, bahwa orangtua wajib melakukan tiga hal buat anak mereka, “Seseorang nan dianugerahi anak oleh Allah Swt., hendaknya memberi nama nan baik, pendidikan (ajaran membaca dan menulis) nan baik, dan menikahkannya ketika telah dewasa.”
Hal pertama nan harus diperbuat orang tua ialah memberi nama nan baik. Dengan nama nan baik, ada kecenderungan buat membuat akhlak sang anak lebih baik pula. Alhasil, masyarakat Arab nan sebelumnya tidak peduli dengan nama bayi dan artinya, mulai berubah. Sejak Islam menyebar di jazirah Arab, semua orang memperhatikan nama bayi dan artinya. Nama tersebut hendaknya dibuat sebaik mungkin dan menggunakan unsur Islami.
Sementara, orang nan sudah tua, juga mengubah nama. Sebagai contoh, Abu Hurairah. Awalnya, ia bernama Abdus-Syams (Hamba Matahari). Ketika berjumpa Rasulullah saw, nama tersebut diganti menjadi Abdur-Rahman (Hamba Sang Maha Pengasih). Dengan perubahan nama ini, secara simbolis, terjadi pula perubahan pemahaman orang Arab tentang Tuhan.
Awalnya, mereka diibaratkan sebagaimana nama pertama Abu Hurairah, Hamba Matahari atau mereka nan memuja benda-benda mati. Datangnya Islam membuat mereka menyembah Tuhan nan satu. Kelak, nama bayi dan artinya pasca zaman nabi akan digunakan buat mengingatkan sang anak tentang pencerahan menyembah Tuhan ini.
Nama Anak dan Artinya - Setelah Masa Nabi
Setelah masa Nabi, nama bayi dan artinya tetap penting. Bahkan, sudah menjadi kebutuhan. Nama benda-benda dalam Al-quran menjadi favorit, seperti Syams (Matahari) atau Najm (Bintang). Kedua kata ini digabungkan dengan kata Dien (agama) sehingga menjadi Syamsuddin (Matahari Agama) atau Najmuddin (Bintang Agama). Nama nan paling sering dipakai ialah Muhammad. Tentunya, dengan diembel-embeli nama belakang tertentu.
Selain itu, nama sahabat seperti Umar, Usman, dan Ali cukup sering dipakai. Nama keluarga Nabi pun lumrah didengar. Banyak orangtua nan menamai anaknya Fatimah (putri Nabi), Hasan atau Husein (cucu Nabi) dengan asa anak-anak tersebut akan mengikuti jejak keluarga nabi nan mulia. Ada kalanya pula nama-nama tadi digabung dengan unsur lain. Misalnya, Faiz-Hasan (pemberian nan ramah) atau nurul-hasan/Nur-Hasan (cahaya Hasan).
Nama Anak dan Artinya - Lintas Benua
Seiring penyebaran Islam ke berbagai belahan dunia, penggunaan nama bayi dan artinya juga tetap bertahan. Namun, nama-nama ini tentunya mengalami pelesapan ke bahasa setempat. Sebagai contoh, di Afrika ada nama Seydou dan Mamadou. Kedua nama ini berasal dari kata Said dan Muhammad dalam bahasa Arab aslinya.
Demikian pula ketika orang Indonesia mengadopsi pesan nabi buat memberi nama-nama nan baik. Kecenderungannya, kita memakai nama berbau Arab. Sebelum masa modern, kita masih menemui nama Ngabdur-Rohman nan berasal dari Abdurrahman.
Di Rusia, ada kesamaan nama Islami ditambahi unsur “ov” seperti Ismailov (dari kata Ismail), Umarov (dari kata Umar), Makhmedov (Muhammad), dan Alimukhamedov (dari kata Ali Muhammad). Meskipun nama-nama tersebut disesuaikan dengan bahasa dan dialek setempat, nama bayi dan artinya tetap berkesuaian dan tetap sinkron pesan Nabi, yaitu berupa nama nan baik.
Nama Bayi dan Artinya - Beberapa Contoh
Berikut ini contoh nama bayi dan artinya dalam Islam.
- Abidin = orang nan beragama (tunduk patuh)
- Akmal = lebih sempurna
- Almirah = putri agung
- Atikah = pemurah
- Azizah = kuat/perkasa
- Bahtiar = kaya, sejahtera
- Busyra = kabar gembira
- Dafa = memiliki pertahanan diri
- Dawam = langgeng, selamanya
- Emir (Amir) = penguasa, pemimpin
- Falah = kemenangan
- Farhan = kembira, suka cita
- Faruq = pemisah baik dan buruk
- Ghazali = secepat kijang
- Ghufron = pengampunan
- Habib = kekasih, nan dicintai
- Hafiz/Hafidzah = penghafal (Al-quran) laki-laki/perempuan
- Hanif = lurus
- Hisyam = baik hati dan dermawan
- Ifittah = kembukaan
- Ikhwan = saudara
- Ikram = penghormatan, pemuliaan
- Ikrar = janji
- Imamuddin = tiang agama
- Inayah = petunjuk
- Irfan = pengetahuan
- Jamil = tampan
- Jamilah = cantik
- Junaidi = tentara
- Kamal = kesempurnaan
- Lutfi = orang nan lemah lembut
- Maisarah = kemudahan, kekayaan
- Mualim = penunjuk jalan, guru
- Muhib = nan dicintai
- Musthafa = lelaki pilihan
- Nabil/Nabilah = cerdas laki-laki/perempuan
- Najib = mulia, utama
- Najwa = pandai menyelamatkan
- Nayla = nan suka memberi/pemberian
- Nurudin = cahaya agama
- Qanita = taat berbakti
- Qasim = nan berbahagia
- Ramzi = isyarat
- Rijal (Rizal) = anak laki-laki
- Salwa = madu
- Samanta = pemenang
- Syarif = orang mulia
- Syifa’ = penyembuh, obat
- Taha = kepribadian
- Thohir = nan menyucikan
- Thoyib = kebaikan
- Uswah/Uswatun = contoh, teladan
- Yusril = kemudahan
- Zahran = berkilauan
- Zaki = cerdas
- Zuhrah = mutiara nan elok
Nama-nama bayi dan artinya di atas tak hanya Islami, tetapi juga berbau Arab. Dalam hal ini, orang tua memang tak perlu melulu menamai anaknya dengan nama Arab. Namun, ia wajib memberikan nama nan baik. Hanya saja, kebanyakan umat Islam merasa lebih afdol jika nama bayi dan artinya indah, bermakna baik, Islami, sekaligus kearab-araban.
Nama Bayi dan Artinya - Kolerasi dengan Kehidupan Sehari-hari
Nama ibarat doa. Seorang anak nan diberi nama Rohman, misalnya. Ia diharapkan buat mengasihi sesama sinkron namanya. Dalam praktiknya, Rohman ini wajib mengerti dan memahami namanya Jika ia berbuat jahat, sewajarnya ia akan malu menyandang nama Rohman sehingga memperbaiki diri.
Ada pula nan menyebutkan, jika seseorang bernama “A”, ia akan diberi ujian nan sinkron dengan namanya. Misalnya, Sabar. Ia akan mendapatkan cobaan nan lebih berkaitan dengan kesabarannya. Tentu dalam hal ini bukan namanya nan salah. Ujian bisa digunakan sebagai penyemangat dan ajang verifikasi apakah seseorang semulia namanya atau tidak.
Sayangnya, dewasa ini kebanyakan orang sering lupa tentang nama nan disandangnya. Alhasil, banyak koruptor nan bernama Muhammad atau nama-nama mulia Islami lainnya. Maka, tak hanya orang tua, sang penyandang nama juga wajib menjaga kehormatannya dengan memahami nama bayi dan artinya.