Kasus Luna Maya dan Citra Pendidikan Moral
Beberapa tahun nan lalu masyarakat digemparkan oleh adanya kasus Luna Maya , seniman perempuan nan sedang bersinar dan memiliki banyak penggemar. Kasus Luna Maya begitu mencuri perhatian masyarakat sebab terkait dengan konduite amoral nan bertentangan dengan karakter dan jati diri masyarakat Indonesia.
Kasus Luna Maya ialah kasus tersebarnya video porno nan memunculkan gambar mirip dirinya dengan pasangannya nan juga memiliki banyak penggemar, yaitu Ariel vokalis band Peterpan. Tersebarnya video ini kemudian menimbulkan banyak perbincangan dan kecaman di tengah masyarakat sebab kedua orang nan terdapat dalam video porno tersebut merupakan idola para remaja dan anak-anak muda.
Masyarakat risi apa nan dilakukan mereka sebagai publik figur akan dicontoh oleh para penggemarnya. Masyarakat tahu bahwa pasangan nan melakukan aktivitas amoral dalam video tersebut belum menjadi pasangan nan absah menurut agama. Selain itu, juga memberikan contoh nan tak baik bagi kaum muda Indonesia.
Permasalahan moral dalam kasus Luna Maya memang mengajak kita buat menilik kembali, merenungi bekal pendidikan moral seperti apa nan diterima oleh anak-anak muda Indonesia. Selain itu, kasus Luna Maya juga menjadikan masyarakat menerka-nerka gaya hayati selebritis di tanah air.
Seperti apa pergaulan nan dilakukan para selebritis nan juga berlaku sebagai publik figur? Apakah sahih mereka begitu menjunjung tinggi paham hedonisme? Mengapa mereka berperilaku demikian? Itulah pertanyaan-pertanyaan nan berkembang di masyarakat sejak merebaknya kasus Luna Maya.
Para ahli sosial masyarakat, psikologi, hingga ahli teknologi pun melibatkan diri dalam kasus Luna Maya ini. Mereka memberikan pandangan sinkron dengan keahlian pengetahuan nan mereka miliki. Para ahli sosial masyarakat memandang hal tersebut merupakan dinamika nan terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Kasus Luna Maya bukan merupakan satu-satunya kasus nan menimpa selebriti berkaitan dengan pornografi. Kasus seperti ini akibat secara langsung tentu mengena terhadap sang selebriti terutama terhadap perkembangan karirnya, sedangkan akibat bagi masyarakat seharusnya masih bisa dihalau oleh pendidikan moral dan karakter bangsa. Sayangnya, kasus Luna Maya dan sejenisnya menunjukkan pendidikan moral nan belum sukses diterapkan dikalangan selebritis.
Selanjutnya, menurut ahli psikologi, aktivitas mengabadikan kegiatan seksual dalam video maupun kamera memang bisa ditinjau secara psikologis. Seseorang dengan kesamaan demikian memerlukan visualisasi dirinya sebagai bentuk ke-aku-an. Mereka ingin melihat wujud diri nan bisa mereka banggakan melalui video atau gambar diri mereka.
Kemudian dari sisi ahli teknologi tentu berkaitan dengan teknologi nan digunakan dalam kasus Luna Maya tersebut. Pernyataan dari ahli teknologi ini sangat krusial bagi keberlanjutan kasus Luna Maya dalam menjalankan proses hukumnya.
Proses Hukum Kasus Luna Maya
Apa nan terjadi dalam kasus Luna Maya termasuk ke dalam kasus hukum pidana. Hal ini dikarenakan tersebarnya video porno tersebut bisa berdampak jelek bagi masyarakat dan mengganggu ketenteraman di tengah masyarakat sehingga merupakan tindak pidana. Dengan demikian, kasus Luna Maya perlu menjalankan proses hukum.
Kasus Luna Maya melibatkan rekannya Ariel dan juga seseorang nan berperan sebagai penyebar video nan tak senonoh tersebut. Ketika menjalankan proses hukum, Luna Maya sebagai selebriti terpaksa harus memutuskan beberapa kontrak keterlibatannya dalam sebuah acara televisi maupun produk-produk nan menjadikannya seorang icon .
Kasus nan menimpanya ini telah terlanjur memberikan image tidak baik dalam masyarakat sehingga Luna Maya sebagai icon suatu acara atau produk pun perlu dihilangkan meski keputusan hukum belum diberikan kepada dirinya.
Pada proses hukumnya, kasus Luna Maya dan Ariel lebih mengedepankan Ariel sebagai pemilik video nan telah disebarkan tanpa sepengetahuannya itu. Luna Maya hanya bertindak sebagai korban sekaligus saksi dalam kasus nan mengenai dirinya. Dengan demikian, sanksi pidana pun tak mengenai dirinya, tetapi Ariel dan sang penyebar videonya nan ternyata orang nan dikenal dekat dengan Ariel.
Hukuman nan diterima Ariel lebih berat dibandingkan dengan sang penyebar videonya. Bahkan ketika kasus Luna Maya ini berkembang beriringan dengan kasus korupsi di Indonesia, sanksi nan diterima Ariel menjadi perbandingan dengan sanksi nan diterima oleh seorang koruptor.
Koruptor nan telah mengkhianati rakyat dan merugikan bangsa dan negara dihukum tak lebih lama dari Ariel, padahal secara moral keduanya memang memberikan akibat jelek bagi masyarakat.
Berbagai spekulasi pun muncul di masyarakat. Masyarakat memandang setidaknya apa nan dilakukan oleh Luna Maya dan Ariel pada awalnya ialah tindakan atas dasar pencerahan mereka berdua dan tak melibatkan siapa pun. Tindakan nan mereka lakukan menjadi mengganggu masyarakat dan menjadi tindak pidana sebab kemungkinan akibat nan akan ditimbulkan bagi masyarakat secara moral setelah videonya beredar.
Berbeda dengan koruptor nan sudah jelas-jelas merugikan negara. Masyarakat pun mulai membentuk komunitas-komunitas nan mendukung Luna Maya dan Ariel. Kasus Luna Maya kemudian dipandang sebagai kasus kekhilafan nan dilakukan manusia ditinjau dari sisi seksualitas.
Meskipun berbagai dukungan mulai diberikan dalam kasus Luna Maya dan Ariel namun, proses hukum harus tetap berjalan. Ariel harus tetap menjalankan hukumannya dan meninggalkan penggemarnya dari ruang publik buat sementara waktu. Dan, Luna Maya harus membangun kembali dirinya secara psikologis juga kariernya dalam global hiburan Indonesia.
Proses hukum sudah berlangsung, masyarakat sudah disuguhkan karena dan dampak nan diterima dari suatu tindak pidana. Secara hukum, kelak kasus Luna Maya ini akan terus diingat oleh masyarakat dan global selebritis di Indonesia. Asa nan muncul ialah dengan sanksi nan ditetapkan, maka selanjutnya tak akan ada lagi kasus-kasus seperti kasus Luna Maya ini.
Kasus Luna Maya dan Citra Pendidikan Moral
Kasus Luna Maya dalam sisi lain menyinggung pendidikan moral nan berlangsung di tengah masyarakat. Jati diri bangsa Indonesia nan dikenal religius, menjunjung sopan santun dan moralitas tergelitik oleh munculnya kasus Luna Maya nan juga muncul dalam pemberitaan internasional.
Dunia pendidikan pun kembali mendapatkan pertanyaan, sudah benarkah pendidikan moral kita? Apakah pendidikan karakter jati diri bangsa nan selama ini dibangun hanya sebuah pencitraan semata? Bentuk pendidikan moral seperti apa nan perlu dilakukan?
Apa nan terjadi pada kasus Luna Maya menunjukkan kondisi nan terjadi di masyarakat, khususnya global selebritis bahwa pergaulan bebas sudah banyak terjadi. Dengan demikian, pendidikan moral pun dianggap belum sukses mendidik masyarakat buat menghindari pergaulan bebas nan negatif.
Apabila pendidikan moral nan berlangsung di tengah masyarakat sukses dengan baik, maka kasus-kasus semacam kasus Luna Maya ini tak akan ada. Indikasi kegagalannya ialah pertama, tindakan amoral nan dilakukan oleh Luna Maya dan Ariel di masa sekarang ini sudah banyak dilakukan orang.
Kedua, menyebarkan data pribadi seseorang ke ruang publik khususnya internet merupakan tindakan pencurian nan tentu saja bertentangan dengan moral. Terakhir, masyarakat nan mengunduh arsip tersebut tentu memiliki kesamaan menyenangi tipe-tipe tontonan seperti itu. Ketiga, hal ini saling terkait dan menunjukkan konduite nan bertentangan dengan moral.
Kasus Luna Maya memang bukan satu-satunya kasus pornografi nan bertentangan dengan moral, namun diharapkan menjadi kasus terakhir sehingga selanjutnya tak ada lagi kasus-kasus semacam itu. Hal nan bisa dilakukan buat menghindari munculnya tindakan-tindakan amoral ialah melalui pendidikan moral nan baik.
Pendidikan tak hanya membutuhkan teori dan formalitas, namun membutuhkan contoh baik dan hati nurani. Hati nurani ialah pakem terbaik nan dimiliki manusia buat mengetahui sahih dan salah. Karena kesamaan hati nurani nan dimiliki manusia ialah menuju pada kebenaran dan kebaikan.
Pendidikan moral bagi anak muda generasi bangsa bisa ditanamkan melalui pendidikan agama dan pendidikan perilaku. Melalui kedua pendidikan tersebut, masyarakat bisa menghalau kemungkinan-kemungkinan jelek dari kasus Luna Maya.
Dunia selebritis nan melahirkan publik figur juga perlu mendapatkan pemugaran dari sisi moral sebab mereka tak hanya menghibur dan dikenal, tetapi juga menjadi cntoh bagi generasi muda khususnya para penggemar nan cenderung melakukan apa nan mereka lakukan. Dengan demikian, kasus Luna Maya sebaiknya menjadi pembelajaran berharga dalam pemugaran moral bangsa.