Teori dua benua
Struktur Bumi niscaya berkaitan dengan Bumi itu sendiri. Bumi nan ada saat ini menurut para pakar geografi merupakan fase terakhir dari proses evolusi kontinu nan telah terjadi sejak empat ribu lima ratus juta tahun nan lalu. Benua di Bumi masih bergerak dan belum stabil sebab lempeng besar nan mewadahinya pun bergerak, bertemu, bertumbukan dan berpisah. Hal tersebut disebabkan gaya arus dari kekuatan panas pada pusat Bumi.
Proses-proses itu kemudian membentuk dan mengubah permukaan struktur bumi sehingga menyebabkan terjadinya gempa bumi, letusan gunung api, terjadinya lautan, pegunungan, palung, dan gugusan kepulauan.
Bumi merupakan salah satu planet dalam sistem tata surya nan diyakini terbentuk bersamaan dengan terbentuknya tata surya. Para pakar memperkirakan bahwa matahari terbentuk terlebih dahulu, sedang planet-planet lain termasuk Bumi masih dalam perwujudan awan, debu, dan gas kosmis nan disebut nebula dan berputar mengelilingi matahari.
Kemudian, awan, debu, dan gas kosmis manunggal dampak gravitasi matahari dan membentuk kelompok bulatan-bulatan bola besar nan disebut planet, termasuk didalamnya planet bumi.
Pada awalnya, Bumi merupakan planet nan amat panas, suhu permukaannya mencapai empat ribu derajat celcius. Dalam jangka waktu jutaan tahun, suhu Bumi kemudian menurun dan mengakibatkan terjadinya pembekuan bagian permukaan atau disebut dengan kerak (kulit) Bumi.
Dalam bahasa ilmiah, kerak Bumi tersebut dinamakan litosfer . Adapun bagian dalam Bumi sampai saat ini masih dalam keadaan panas dan berpijar.
Lapisan Struktur Bumi
Lapisan terluar pada struktur Bumi nan tipis disebut kerak bumi. Lapisan-lapisan di bawah kerak bumi masih sulit buat dipelajari. Namun, dengan mempelajari gelombang kejut gempa Bumi bisa dipelajari lapisan bawah kerak bumi dengan cara memprediksinya.
Kerak Bumi tersusun atas delapan benua primer dan beberapa benua minor. Begitu juga lapisan lempeng tektonik samudera nan berhimpit satu sama lain. Posisi lempeng itu tak statis, lempeng-lempengan itu terus bergerak secara relatif. Jenis konvoi antar lempeng mempengaruhi cara mereka mengubah struktur bumi.
Bagian lempeng tertua disebut perisai . Perisai merupakan bagian Bumi nan paling stabil dan memiliki aktivitas tektonik nan sporadis terjadi.Lempeng perisai ini biasanya dijadikan loka buat manusia hidup. Ketebalan rata-rata kerak Bumi ialah tiga puluh dua kilo meter. Lapisan nan paling tebal berada di bawah benua, yaitu mencapai enam puluh lima kilometer.
Adapun lapisan Bumi nan paling tipis berada di bawah samudera nan ketebalannya hanya delapan kilometer. Kerak pada lapisan ini berasal dari batuan nan terdiri atas berbagai jenis mineral, batuan kerak bumi ini dikelompokkan menjadi tiga jenis tipe dasar. Antara lain:
- Batuan gunung barah
Secara harfiah berarti batuan nan dihasilkan dari api. Dahulu daerah ini merupakan lelehan nan panas sekali, nan kemudian memadat di permukaan struktur Bumi seperti jenis batuan basalt. Batuan basalt ini merupakan asal mula berbagai batuan kerak bumi.
- Batuan endapan
Batuan ini berasal dari bermacam-macam butiran batu nan bergerak dan menyebar sebab pengaruh angin, air, dan penyebab lain. Batuan ini terletak di dasar bahari nan secara bertahap saling bertindihan dan melekat.
Batuan endapan membentuk beberapa lapisan nan tebalnya bermacam-macam, mulai dari beberapa sentimeter sampai beribu-ribu meter. Lapisan-lapisan ini membentuk sebagian besar lapisan kerak Bumi pada struktur Bumi. Diantara batuan ini nan terpenting ialah batu pasir, batu kapur, dan batu serpih.
- Batuan metamorfik
Batuan metamorfik terbentuk dari hasil batuan gunung barah dan batuan endapan nan berubah dalam waktu nan lama sekali. Berbagai faktor nan berperan dalam proses metamorfosis atau pembentukan batuan berubah bentuk ialah tekanan, adanya air, panas, berbagai perubahan kimia dan lamanya waktu berproses.
Partikel-partikel batuan orisinil berubah menjadi susunan baru. Dengan cara ini, mineral baru bisa tercipta. Contoh dari batuan metamorfik antara lain batu tulis, batu marmer, dan batu granit. Batu tulis berasal dari batu serpih. Adapun batu marmer berasal dari batu kapur dan batu granit berasal dari bermacam-macam granit.
Lapisan atas kerak dari struktur bumi di daerah daratan biasanya dilapisi tanah. Tanah terdiri atas partikel batuan nan banyak mengandung zat organik, sedangkan zat organik itu sendiri berasal dari pembusukan makhluk hayati zaman purba. Tanah mendukung kehidupan tanaman dan binatang di permukaan bumi.
Sepanjang proses pendinginan nan berlangsung dalam jangka waktu jutaan tahun, zat-zat pembentuk struktur Bumi terdiri atas jenis sifat kimia dan sifat fisikanya. Sifat ini sempat memisahkan diri sinkron dengan disparitas sifat-sifat tersebut. Hasil-hasil penelitian terhadap fisik struktur Bumi menunjukkan bahwa batuan pembentuk bumi mulai dari kerak Bumi sampai inti bumi memiliki komposisi mineral dan unsur kimia nan berbeda-beda.
Pada dasarnya, planet Bumi memiliki unsur lapisan primer sebagai berikut:
1. Litosfer (lapisan batuan pembentuk kulit struktur bumi atau Crust)
Kata litosfer berasal dari kata lithos nan berarti batu dan sfhere (sphaira) nan berarti lapisan (bulatan). Dengan demikian, litosfer diartikan lapisan batuan pembentuk kulit struktur Bumi.Dalam pengertian lain, litosfer bisa diartikan lapisan paling atas dengan ketebalan kurang lebih 66 km, tersusun atas batuan penyusun kulit Bumi. Oleh sebab merupakan bagian paling atas seperti kerak maka disebut sebagai kerak bumi.
2. Astenosfer (lapisan selubung atau Mantle)
Astenosfer merupakan lapisan nan terdapat pada lapisan di bawah litosfer dengan ketebalan sekitar 2.900 km. Astenosfer berupa material cair kental dan berpijar dengan suhu sekitar 3.000 derajat celcius. Atenosfer merupakan campuran dari berbagai bahan nan bersifat cair, gas, dan padat dengan suhu nan sangat tinggi.
3. Barisfer (lapisan inti Bumi atau Core)
Barisfer ialah lapisan nan terdapat pada inti Bumi paling dalam. Barisfer tersusun atas lapisan Nife (Nikel atau Niccolum dan Besi atau Ferrum). Lapisan ini bisa pula dibedakan atas dua bagian, yaitu bagian inti luar dan inti dalam.
Pada inti bagian inti luar dari inti Bumi, tebal lapisan mencapai 2.200 km dan tersusun atas besi dan nikel nan bersifat cair, panas, dan kental. Suhu pijaran panasnya mencapai hampir 4.000 derajat celcius. Adapun pada inti dalam bagian dari inti buminya, ketebalannya sekitar 2.500 km dengan panasnya hampir 5.000 derajat celcius.
Pada lapisan luar, bisa juga terbentuk dari tabrakan-tabrakan benda-benda luar angkasa nan melewati atmosfer dan terseret oleh gravitasi bumi. Misalnya, pada benda angkasa meteor nan kemudian terbakar oleh atmosfer Bumi sehingga setelah sampai dibumi menjadi potongan meteorit dan mengenai permukaan Bumi.
Tumbukan meteorit berukuran besar pada permukaan Bumi seringkali menimbulkan lubang besar di permukaan bumi nan disebut kaldera meteorit sehingga menjadikan struktur Bumi berubah. Kaldera meteorit terbesar terdapat di wilayah Arizona, Amerika Perkumpulan dengan lebar sekitar 1.265 meter.
Selain itu, banyak juga teori-teori dari para pakar nan mengemukakan tentang terbentuknya kulit struktur Bumi. Teori-teori tersebut antara lain:
Teori Kontraksi
Teori ini menjelaskan bahwa Bumi semakin lama semakin susut dan mengerut sebab proses pendinginan sehingga di bagian permukaannya terbentuk relief berupa gunung, lembah, dan dataran.
Teori dua benua
Teori dua benua menyatakan bahwa pada awalnya Bumi terdiri atas dua benua nan sangat besar, yaitu kutub utara dan kutub selatan.
Teori pengapungan benua
Teori pengapungan benua menyatakan bahwa Bumi merupakan satu benua nan kemudian mengalami perubahan secara terpecah-pecah mengikuti arah rotasi Bumi.
Teori konveksi
Teori konveksi menjelaskan bahwa di dalam Bumi masih dalam keadaan panas dan berpijar. Kemudian, terjadi arus konveksi sampai ke permukaan Bumi.
Teori lempeng tektonik
Menurut teori ini, kulit pada struktur Bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik nan berada di atas lapisan astenosfer nan berwujud cairan kental. Teori ini meneruskan dari teori konveksi.