Lapisan Atmosfer
Pada lapisan pelindung bumi ada lapisan eksosfer . Lapisan tersebut ialah lapisan nan memiliki fungsi nan vital bagi bumi. Selain itu, atmosfer terdiri atas troposfer, stratosfer, mesosfer, dan termosfer. Sifat atmosfer antara lain tak berbau, tak berasa, memiliki massa sehingga menghasilkan tekanan, bersifat transparan sebab radiasi, elastis, bergerak maju sehingga bisa mekar dan mengerut.
Atmosfer memiliki komposisi gas tertentu. Gas-gas tersebut antara lain, nitrogen (78%), oksigen (21%), argon (1%), uap air (0-7%), karbondioksida (0,01-0,1%), ozon (0,01-0%), dan gas lainnya, seperti kripton, zenon, methana, hidrogen dan helium.
Lapisan Atmosfer
Fungsi vital atmosfer terletak pada fungsi setiap lapisannya. Lapisan-lapisan tersebut ialah sebagai berikut.
1. Troposfer
Lapisan ini merupakan lapisan nan terdekat dengan bumi. Troposfer merupakan lapisan nan paling tipis di antara lapisan atmosfer lainnya.
Ketebalan lapisan tersebut berkisar 6-18 km. Troposfer merupakan loka terjadinya segala proses cuaca seperti hujan, petir, pembentukan awan, dan sebagainya. Selain itu, lapisan ini juga merupakan zona lintasan pesawat terbang.
Suhu pada lapisan ini berkisar 300 C dan akan mengalami penurunan setiap kenaikan 100 meter sebesar 0,60 C (sesuai teori Gradien Geothermis). Sekitar 80% massa atmosfer juga berada pada lapisan ini dan di antara lapisan troposfer dan stratosfer terdapat lapisan tropopause.
2. Stratosfer
Stratosfer memiliki ketinggian 18-52 km. Lapisan paling bawah dari stratosfer memiliki suhu nan stabil berkisar -570 C. Suhu akan bertambah tinggi sebanding dengan bertambahnya ketinggian.
Hal tersebut terjadi sebab berlakunya hukum isotermis. Pada lapisan stratosfer terdapat 19,9% massa atmosfer. Selain itu, pada lapisan tersebut terdapat stratopause nan terletak antara stratosfer dan mesosfer.
Stratosfer berfungsi buat melindungi bumi dari sinar ultraviolet nan berbahaya. Hal ini sebab pada stratosfer terdapat lapisan ozon. Oleh sebab itu, stratosfer sering disebut sebagai lapisan ozon.
Ozon terbentuk dampak reaksi oksigen dengan sinar matahari. Lapisan ozon terletak pada ketinggian 20 km. Lapisan ini akan meloloskan sinar UV tak berbahaya yaitu UV A sedangkan sinar UV berbahaya seperti UV B dan C akan dipantulkan.
Sinar UV A memiliki panjang gelombang 320-400 nanometer. Jika tak ada lapisan ozon, sinar ini bisa mencapai permukaan bumi. Sinar UV B memiliki panjang gelombang 280-320 nanometer. Sebagian sinar UV B bisa mencapai permukaan bumi. Sinar ini membantu pembentukan vitamin D. Namun, jika terlalu banyak bisa menyebabkan kanker kulit.
Sinar UV C memiliki panjang gelombang di bawah 280 nanometer. Sinar UV C bisa mencapai permukaan bumi jika lapisan ozon rusak. Sinar UV C bisa merusak gen tumbuhan dan hewan.
Dewasa ini, jumlah industri sangat meningkat dan menyebabkan pencemaran udara. Akibatnya, eksistensi ozon terancam keadaannya sebagai lapisan pelindung bumi.
Penyebab nan berperan besar ialah meningkatnya jumlah CFC ( CloroFluoro Carbon ) di atmosfer. Molekul ini terbentuk ketika gas freon terurai sebab terkena sinar matahari. Ketika gas freon terurai, atom Cl dikeluarkan. Kemudian membentuk ikatan Cl, F, dan C menjadi molekul CFC. Satu molekul CFC bisa menghancurkan sekitar 100.000 molekul ozon.
Penelitian NASA baru-baru ini menyebutkan bahwa ozon di langit kutub utara telah berlubang hampir setengahnya. Jika 1% lapisan ozon rusak maka 1-2% sinar UV berbahaya bisa masuk. Tahun 1998 saja, lubang lapisan ozon di kutub selatan telah 3 kali lebih besar dari Benua Australia.
Di Australia, jumlah pengidap penyakit kanker kulit semakin bertambah. Hal ini sebab tingginya radiasi sinar UV berbahaya. Jumlah penduduk Australia sekitar 0,03% dari total penduduk bumi. Namun, jumlah pengidap kankernya telah menduduki peringkat pertama dunia.
Setiap tahun, sekitar 1.200 orang meninggal sebab penyakit kanker kulit. Inovasi nan tak kalah mengejutkan ialah inovasi Prof. Meloy. Inovasi tersebut menyebutkan bahwa dampak radiasi sinar UV, gen ikan di kutub selatan berubah.
Ketika ozon telah rusak, maka ozon membutuhkan waktu 50 tahun lebih buat kembali pulih. Namun, jika ditambah dengan pemanasan dunia sekarang, maka butuh waktu sekitar 60-70 tahun lamanya.
Berbagai upaya telah dilakukan termasuk mendorong negara-negara buat mengurangi pencemaran udara dan kampanye pencerahan tentang lingkungan. Beberapa negara juga melakukan bahaya peringatan terhadap rusaknya ozon.
Bahaya peringatan tersebut antara lain, termin peringatan ketika ozon mencapai ketebalan lebih dari 0,12ppm, termin waspada ketika ozon mencapai ketebalan 0,3ppm, maka kegiatan diluar harus dikurangi, dan termin bahaya ketika ketebalan ozon lebih dari 0,5ppm maka semua kegiatan akan dibatasi.
3. Mesosfer
Lapisan ini memiliki ketinggian antara 52-82 km. Pada lapisan ini berlaku kembali gradien geothermis ketika ketinggian bertambah maka suhu akan turun. Namun, berbeda dengan troposfer. Setiap kenaikan 100 meter pada lapisan ini maka suhu akan turun 0,40 C. Lapisan mesosfer memiliki suhu nan mencapai -1470 C. Dengan suhu sedingin ini maka sering terbentuk awan noctilucent dan kristal-kristal es.
Suhu dingin nan ekstrim tersebut sebanding dengan fungsinya buat membakar benda-benda luar angkasa. Sekitar 0,99% massa atmosfer terdapat di lapisan mesosfer. Pada ketinggian kurang lebih 70 km terdapat muatan listik. Hal ini menyebabkan terjadinya awan pijar nan berasal dari debu meteor atau uap air sedangkan antara mesosfer dan termosfer terdapat lapisan mesopause.
4. Termosfer
Lapisan termosfer memiliki ketinggian 82-400 km. Sekitar 0,001% massa atmosfer terdapat pada lapisan ini. Termosfer memiliki suhu nan panas bahkan mencapai 19820 C. Hal ini terjadi sebab radiasi sinar ultraviolet. Radiasi ini menyebabkan adanya muatan listrik. Oleh sebab itu, lapisan ini sering disebut lapisan ionosfer sebab muatan listrik bisa terionisasi.
Lapisan termosfer memiliki fungsi buat memancarkan gelombang radio dan TV. Di era satelit seperti saat ini, pemancaran gelombang memang terbantu dengan satelit. Namun, peran alami termosfer masih tak jauh berubah.
5. Eksosfer
Lapisan ini memiliki ketinggian 400-10.000 km. Antara eksosfer dengan termosfer terdapat lapisan termopause. Kandungan gas nan dominan pada lapisan ini ialah helium dan hidrogen . Lapisan ini merupakan daerah berbahaya sebab merupakan loka hancurnya benda-benda luar angkasa.
Kenyataan atmosfer nan ada pada lapisan ini ialah cahaya redup yaitu zodiakal dan gegenschein. Kenyataan tersebut terjadi dampak refleksi sinar matahari dengan partikel debu meteorik. Tidak terdapat gaya gravitasi di lapisan ini sehingga benda-benda akan melayang.
Fakta Lain Lapisan Eksosfer
1. Lapisan ini merupakan batas terluar atmosfer bumi dengan ruang angkasa sehingga sering disebut sebagai ruang antarplanet atau geostasioner.
2. Udara di lapisan ini sangat tipis bahkan bisa dikatakan hampir sama dengan ruang angkasa nan hampa udara.
3. Lapisan terbawah eksosfer sering disebut eksobase.
4. Terdapat beberapa ilmuwan nan meragukan bahwa eksosfer masuk kategori sebagai lapisan atmosfer bumi dan menganggapnya sebagai bagian luar angkasa.
5. Terdapat sebuah definisi bahwa batas terluar lapisan eksosfer ialah setengah jeda ke bulan yaitu sekitar 190.000 km atau 120.000 mil.
6. Pada jeda 190.000 km ini, tekanan radiasi dari matahari mendesak atom hidrogen buat mendorong gravitasi bumi. Akibatnya terjadi sedikit pembauran radiasi matahari nan disebut geokorona.
7. Pada lapisan ini sangat sporadis terjadi tabrakan partikel gas sebab tipisnya gas di lapisan eksosfer.
8. Gas atom dan molekul di eksosfer bergerak pada lintasan tertentu.
9. Beberapa satelit seperti ISS ( International Space Station ) mengorbit pada ekosfer.
Semoga bermanfaat.