Metamorfosis Katak dan Kodok
Metamorfosis katak dimulai dari telur hingga menginjak masa dewasa. Metamorfosis sendiri merupakan proses perkembangan pada hewan secara biologis nan menyebabkan terjadinya perubahan fisik nan cukup drastis. Pada beberapa jenis hewan nan mengalami metamorfosis, bentuknya saat kecil dan dewasa sangat berbeda. Tidak ada kemiripan nan bisa disaksikan pada keduanya.
Metamorfosis katak hanyalah salah satu contohnya saja. Ada banyak hewan nan bermetamorfosis di global ini. Contohnya kupu-kupu, lalat, atau kepik. Hewan-hewan itu bermetamorfosis dan berubah bentuk. Tiap perubahan bentuk itu melewati masa beberapa lama. Tiap hewan berbeda masa metamorfosisnya.
Tahap-Tahap Metamorfosis Katak
Metamorfosis katak bermula saat telurnya menetas. Telur katak ditutupi dengan semacam kapsul nan sangat mirip agar-agar. Diperkirakan ada sekitar 3.500 katak dan kodok di global ini. Sebagain besar dari mereka hayati di dekat air, akan tetapi sebagian lagi hayati di bawah pepohonan dan di bawah tanah.
Oh ya, telur katak ini akan mekar saat menyentuh air. Itu akan membuat volumenya membesar sekaligus menjadikan janin terlindungi. Telur-telur katak nan jumlahnya banyak akan bertumpuk menjadi satu. Tujuannya ialah agar kelangsungan hayati lebih terjaga. Begitu juga panasnya. Itu akan berdampak pada menetasnya kecebong dalam masa nan cukup singkat.
Namun ada juga katak jenis eksklusif nan tak menelurkan telurnya di air. Katak jenis ini menjadikan punggungnya sebagai sarang buat semua telurnya. Ini ialah cara nan sangat kondusif buat melindungi telurnya dari para predator. Contoh katak nan melakukan hal ini ialah katak suriname.
Saat terjadi metamorfosis katak di periode awal ini, katak dewasa kadang menggunakan danau atau sungai nan mengering di masa-masa tertentu. Hal itu dilakukan buat mencegah ada hewan lain nan memakan atau memangsa telur mereka. Katak pun ternyata punya planning strategis buat menyelamatkan keturunannya. Alam liar memang sangat rentan bagi keselamatan telur nan sangat kecil itu.
Setelah itu, metamorfosis memasuki termin baru. Semua telur katak pun menetas dan berubah menjadi kecebong. Kecebong ini bentuknya unik. Kepalanya berukuran besar dan tegak dan terbentuk insang. Mulutnya selalu terbuka buat makan. Oh ya, insang akan keluar setelah usia kecebong tiga hari.
Metamorfosis katak ini terus berlanjut, di mana kecebong masih berkembang dan belum menjadi katak seperti nan kita kenal selama ini. Ketika memasuki usia sekitar empat minggu, ada perubahan nan terjadi. Insang nan ada tertutup kulit.
Setelahnya, kedudukannya digantikan oleh insang dalam.Kaki belakang katak pun muncul. Kecebong di usia ini mengonsumsi ganggang. Kondisi fisik nan seperti ini berlangsung sampai usia katak 6 minggu. Tidak ada perubahan berarti di rentang usia ini.
Saat memasuki usia 6 minggu, perubahan fisik kecebong terlihat mencolok. Metamorfosis katak memasuki termin baru. Secara fisik, kecebong mulai menunjukkan kemiripan dengan katak. Kecebong mempunyai ekor nan panjang.
Para kecebong ini biasa hayati berkelompok dan sering berenang di tepi sungai. Jika sedang berada di sungai, biasanya rombongan kecebong ini akan terlihat jelas. Kelompok ini berenang ke sana ke mari. Ekornya kemudian memendek secara perlahan-lahan.
Proses ini berlangsung perlahan tapi pasti. Ketika kecebong memasuki usia 9 minggu, metamorfosis katak ini memasuki perubahan fisik nan baru. Di masa ini terjadi tahapan krusial dalam periode hayati seekor kecebong.
Atrium jantungnya mulai terbentuk dari homogen jaringan dan membaginya sekaligus. Sehingga jantung kecebong pun mempunyai tiga ruangan.Ketiganya akan membantu genre darah antara jantung dan paru-paru. Tubuh kecebong pun kian besar dan semakin kuat. Namun mereka masih tetap hayati berkelompok dan melakukan kegiatan bersama-sama.
Setelah memasuki usia 16 minggu, metamorfosis katak memasuki fase baru. Kini, Si kecebong telah mempunyai kaki belakang nan kuat. Ekornya juga tumbuh meski ukurannya masih sangat pendek. Selain itu, bentuk mata katak pun mulai menonjol. Jadi, bentuk fisiknya sudah menyerupai bentuk katak dewasa. Saat ini pun kecebong masih tetap tinggal di dalam air.
Setelah metamorfosis katak sempurna, mereka pun bersiap meninggalkan sungai dengan berkelompok. Kini kecebong sudah berubah bentuk menjadi katak dewasa nan siap buat hayati berdikari di alam bebas.
Jika diperhatikan lebih jauh, metamorfosis katak ini memberi pelajaran hayati bagi kita. Bahwa sesungguhnya ada proses nan harus dilalui sebelum terjadi perubahan besar dalam hidup. Mulai dari kecebong hingga menjadi katak dewasa membutuhkan waktu nan cukup panjang.
Tidak instan atau sekali jadi. Sehingga kecebong harus bersabar menjalani prosesnya sampai belasan minggu. Baru setelah itu kecebong akan berubah menjadi katak dewasa nan lebih kuat dalam menghadapi keganasan alam.
Metamorfosis Katak dan Kodok
Secara umum, tak ada disparitas berarti pada metamorfosis katak dan kodok. Semuanya berproses dengan cara dan bentuk nan nyaris senada. Setelah dewasa, akan terlihat jelas disparitas fundamental antar keduanya. Sebagian besar katak dan kodok hayati di pepohonan dan di bawah tanah.
Katak dan kodok merupakan hewan pemakan daging. Saat metamorfosis katak dimulai, hal itu belum terlihat jelas. Katak biasanya berukuran lebih kecil dan bisa melompat lebih baik. Sementara kodok berukuran lebih besar dengan kulit nan lebih tebal dan berbintil-bintil.
Bintil itu berguna buat menjaga kelembaban sehingga dapat tinggal di daratan lebih lama lagi. Jika tidak, air akan terlalu cepat menguap dari tubuh kita. Akibatnya lagi, mereka terpaksa bertahan lebih lama di dalam air.
Itulah sebabnya keberadaan kulit nan selalu lembab ini sangat diperlukan. Tuhan memberikan katak keistimewaan sehingga kulitnya pun bisa digunakan buat membantu proses pernapasan. Metamorfosis katak tak mendapat supervisi langsung dari induknya.
Telur-telur dibiarkan hingga menetas sendiri. Telur nan saling menyatu dan menempel itu akan menetas dengan sendirinya ketika waktunya memang sudah tiba. Hal tersebut tak terjadi pada kodok, sebut saja misalnya kodok bidan.
Pada kodok bidan, kodok jantan nan memegang peranan sangat penting. Mereka bertugas mengurusi telurnya hingga menetas. Para kodok jantan ini dituntut buat bekerja keras menghindarkan telurnya dari keganasan alam dan para predator nan selalu mengintai.
Caranya ialah dengan membuat semacam lilitan nan berisi telur. Kemudian membawa telur itu kemana pun mereka pergi sebab ingin melindungi telur tersebut. Jadi, kodok bidan jantan bertugas memastikan keamanan telur. Mereka tak akan berhenti menjaga kumpulan telur ini hingga kelak menetas.
Sementara hal nan sedikit berbeda saat metamorfosis katak terjadi pada katak nan bernama Darwin jantan. Semua telurnya ditelan dan di jaga sebaik-baiknya agar tak dimangsa oleh predator. Tapi, nan dimaksud ditelan di sini bukan berarti dikonsumsi. Ini dilakukan kodok Darwin hingga waktu tertentu.
Artinya, memang ada ruang spesifik di tubuh kodok tersebut nan menjadi loka nan tepat buat mematangkan telurnya. Ketika saatnya tiba buat menetas, biasanya telur itu dimuntahkan oleh sang kodok jantan. Selanjutnya, telur itu pun menetas dan memulai proses metamorfosis nan panjang.
Metamorfosis katak merupakan contoh dari metamorfosis nan sempurna. Mengapa demikian? Karena metamorfosis katak benar-benar mengubah bentuk tubuh hewan, mulai dari kecebong hingga menjadi katak dewasa.
Perubahannya terjadi dengan sangat jelas dari minggu ke minggu. Ada organ nan tumbuh dan menggantikan atau menyempurnakan fungsi dari organ lainnya. Sehingga ketika menjadi hewan dewasa, semuanya sudah siap buat menghadapi kehidupan di alam luar nan keras ini.
Selain metamorfosis paripurna nan diwakili oleh katak, ada juga metamorfosis tak sempurna. Di mana hewan hanya melalui dua periode, menjadi nimfa dan kemudian menjadi hewan dewasa. Contohnya ialah capung.