Jenis Tanah

Jenis Tanah

Bagaimana jenis tanah di Indonesia? Tanah itu ialah lapisan kulit bumi di bagian paling atas. Tanah dibentuk dengan alami dari hasil pelapukan dan pengendapan batuan berbahan organik.

Jenis tanah nan ada di Indoesia, ada nan fertile dan ada juga nan tak subur. Tanah nan fertile banyak digunakan oleh penduduk Indonesia buat kegiatan pertanian nan bermanfaat bagi kebutuhan hayati manusia.

Tanah bisa dikatakan fertile apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.

  1. struktur tanah nan baik
  2. kandungan unsur hara nan banyak sebagai zat nan dibutuhkan tanaman
  3. kandungan air nan cukup

Tanah itu terdiri dari partikel pecahan batuan. Kemudian diubah dengan proses kimia dan juga lingkungan, yaitu elapukan dan erosi. Tanah itu berbeda dari batuan induknya sebab hubungan antara lapisan bumi, seperti hidrosfer, atmosfer, litosfer, dan biosfer.

Tanah adalah campuran dari mineral dan organik pada keadaan padat, gas dan air, juga partikel tanah longgar. Semua itu membentuk struktur tanah nan penuh dengan adanya ruang pori. Pori-pori tersebut mengandung larutan tanah udara (gas) dan (cair).



Manfaat Tanah

Berikut kegunaan sumber daya tanah buat kehidupan.

  1. Penyediaan unsur hara buat tumbuhan. Ketersediaan unsur hara nan dibutuhkan oleh tumbuhan merupakan salah satu faktor nan bisa mempengaruhi taraf produksi suatu tumbuhan.
  2. Sebagai habitat hayati dan melakukan kegiatan. Tanah merupakan loka manusia dan makhluk hayati lainnya melakukan kegiatannya.
  3. Penyedia makanan buat biota tanah. Tanah menjadi habitat pengurai nan menguraikan residu organisme wafat menjadi bahan makanan nan dibutuhkan oleh tanaman dan organisme lain.
  4. Mengandung barang tambang atau bahan galian nan berguna buat manusia.
  5. Memiliki nilai ekologi, yaitu mampu menyerap dan menyimpan air (melindungi tata air), menekan erosi, serta menjaga kesuburan tanah.
  6. Sumber bahan standar barang kerajianan atau perabot rumah tangga. Kandungan tanah liat bisa dimanfaatkan manusia buat membuat batu bata, barang-barang seni dan kerajinan, maupun alat-alat rumah tangga.
  7. Memiliki nilai ekonomis, yaitu sebagai aset nan bisa disewakan atau diperjual belikan.


Jenis Tanah

Proses pembentukan tanah dimulai dari pelapukan batuan, fisik maupun kimia. Kemudian batuan menjadi lunak dan berubah komposisinya. Proses pelapukan terus berlangsung sampai berubah menjadi tanah. Proses pelapukan ini nan menjadi awal terbentuknya tanah.

Salah satu faktor pembentuk tanah ialah dari faktor iklim . Faktor lainnya ialah waktu, organisme, bahan induk, dan topografi. Sifat tanah akan berbeda sebab hubungan antara faktor-faktor pembentuk tanah.

Beberapa pakar dalam ilmu alam mengatakan bahwa penggolongan tanah diklasifikasi dengan cara nan berbeda. Berikut ialah jenis-jenis tanah di Indonesia.



Tanah Pasir

Tanah pasir kurang baik sifatnya bagi pertanian sebab terbentuk dari batuan beku juga batuan sedimen dengan tekstur butir kasar dan berkerikil.



Tanah Humus

Tanah ini ialah tanah nan sangat fertile nan terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon pada hutan hujan tropis nan lebat. Tanah jenis ini bagus buat pertanian



Tanah Aluvial

Tanah Aluvial disebut tanah muda sebab belum mengalami perkembangan. Bahan dari tanah ini ialah material nan halus, kemudian terendap oleh genre sungai.

Ssehingga tanah ini banyak sekali ditemukan di dataran sepanjang genre sungai. Tanah ini dibentuk dari lumpur sungai nan terendap di dataran rendah. Tanah ini bersifat fertile dan cocok buat huma pertanian.



Tanah Organosol atau Tanah Gambut

Tanah ini berasal dari bahan induk organik nan berasal dari hutan rawa. Tanah gambut memiliki karakteristik rona cokelat sampai kehitaman, tak berstruktur, konsistensi mulai dari tak lekat sampai dengan agak lekat dengan kandungan unsur hara nan rendah.

Pembentukan tanah dimulai dari proses pembusukan dari sisa-sisa tumbuhan rawa. Tanah organosol ini sering ditemukan di rawa-rawa Sumatra, Kalimantan, dan Papua.

Karena tanah ini memiliki derajat keasaman nan tinggi. Maka tanah ini kurang baik buat pertanian maupun perkebunan.

Tanah ini nan bersifat kurang fertile buat pertanian. Tanah ini ialah hasil dari bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Tanah ini berada di rawa Kalimantan, Papua dan Sumatera.



Tanah Litosol

Tanah litosol berupa tanah nan berbatu-batu dengan lapisan tanah nan tak begitu tebal. Bahan dari tanah ini berasal dari jenis batuan beku nan belum mengalami proses pelapukan dengan sempurna. Tanah litosol ini banyak ditemukan di lereng gunung dan pegunungan di seluruh Indonesia.



Tanah Laterit

Tanah ini ialah tanah tak fertile padahal awalnya fertile dan kaya dengan unsur hara, tetapi unsur hara tersebut hilang sebab terbawa oleh air hujan nan tinggi. Misalnya Kalimantan Barat dan Lampung.



Tanah Regosol

Tanah ini terbentuk sebab endapan abu vulkanik baru dengan tekstur butir kasar. Tanah ini ditemukan terutama pada daerah lereng gunung api. Penyebaran tanah ini di daerah Sumatra bagian timur dan barat, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.



Tanah Vulkanik atau Tanah Gunung Berapi

Tanah gunung berapi ialah tanah nan berasal dari lapukan materi letusan gunung berapi nan mengandung zat hara nan tinggi sehingga subur. Jenis tanah vulkanik sering dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.



Tanah Grumusol

Jenis tanah ini berasal dari batuan lempung dan batu kapur nan menyebar di daerah iklim subhumid atau subarid dengan curah hujan kurang dari 2.500 mm/tahun.



Tanah Latosol

Tanah Latosol menyebar di daerah dengan curah hujan lebih dari 300 mm/tahun nan beriklim basah dengan ketinggian loka berkisar 300–1.000 meter. Tanah ini berasal dari batuan gunung barah nan mengalami proses pelapukan lanjut.



Tanah Podsolik

Tanah ini terbentuk dari batuan pasir kuarsa, menyebar di daerah beriklim nan basah, tanpa bulan kering dengan curah hujan lebih 2.500 mm/ tahun. Tekstur tanah podsolik ialah lempung hingga berpasir, kesuburan rendah hingga sedang, rona merah, dan kering. Tanah podsolik itu tanah fertile nan biasanya berada di pegunungan nan bersuhu rendah / dingin.



Tanah Podsol

Tanah ini berasal dari batuan induk pasir. Penyebarannya ada di daerah beriklim basah, dengan topografi pegunungan nan ada di daerah Kalimantan Tengah, Sumatra Utara, dan Papua Barat. Untuk tanah ini kesuburan tanahnya rendah



Tanah Andosol

Tanah andosol berasal dari bahan induk abu vulkanik. Penyebarannya di daerah beriklim sedang dengan curah hujan di atas 2.500 mm/tahun tanpa bulan kering.

Biasanya, bisa kita jumpai di daerah lereng atas kerucut vulkan dengan ketinggian di atas 800 meter. Rona tanah andosol ini umumnya cokelat, abu-abu hingga hitam.



Tanah Mediteran atau Tanah Kapur

Tanah mediteran atau tanah kapur bersifat tak fertile nan terbentuk sebab proses pelapukan batuan nan kapur. Daerah di Indonesia nan memiliki tanah ini ialah Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.



Tanah Mediteran Merah Kuning

Tanah Mediteran Merah Kuning ini berasal dari batuan kapur keras (limestone). Penyebarannya ada di daerah beriklim subhumid, topografi karst, dan lereng vulkan nan memiliki ketinggian di bawah 400 m. Rona dari tanah Mediteran Merah Kuning ialah cokelat hingga merah.



Hidromorf Kelabu

Tanah Hidromorf Kelabu dipengaruhi oleh faktor lokal yaitu topografi nan berupa dataran rendah atau cekungan bukan pegunungan, tanah ini hampir selalu tergenang air, dari rona kelabu hingga kekuningan.

Itulah sekelumit mengenai jenis tanah-tanah di Indonesia. Tanah-tanah nan bersifat fertile dapat digunakan buat pertanian.

Semoga saja tanah-tanah nan fertile tersebut tak digunakan buat hal lain selain bercocok tanam. Karena apabila tak dimanfaatkan dengan baik, akan amat disayangkan.