Legenda Vampir di Afrika
Vampir merupakan tokoh legenda dan mitologi nan hayati dengan menghisap darah dari makhluk lain. Kepercayaan terhadap vampir sudah ada sejak zaman kuno, tetapi istilah vampir baru populer pada awal abad ke-18 setelah legenda vampir masuk ke Eropa Barat dari Balkan dan Eropa Timur. Di sana juga, terdapat legenda mengenai makhluk-makhluk homogen vampir, seperti vrykolakas (Yunani) dan strigoi (Rumania).
Di dalam legenda Balkan dan Eropa Timur, vampir memiliki penampilan beragam, seperti berbentuk mayat hidup. Di Eropa Barat, makhluk ini digambarkan sebagai makhluk nan berpenampilan rapi dan mewah. Penampilan ini dibentuk oleh cerita The Vampyre (1819) karya John Polidori. Karya ini dianggap karya paling berpengaruh tentang vampir di awal abad ke-19 dan sudah mengilhami karya-karya berikutnya seperti Varney the Vampire dan Dracula .
Legenda dan Mitologi Vampir
Legenda ialah sebuah cerita imajinasi nan berkembang ditengah masyarakat. Satu cerita nan tidak harus dipercaya apalagi diyakini. Tetpai berbeda dengan apa nan dipercayai masyarakat mengenai vampir. Kepercayaan terhadap vampir sudah ada sejak berabad-abad lalu. Kebudayaan Yahudi, Mesopotamia, Romawi Kuno, dan Yunani Kuno, menceritakan setan atau roh nan mirip dengan vampir modern. Namun, vampir nan dikenal saat ini berasal dari Eropa Tenggara pada abad ke-18.
Berdasarkan cerita rakyat nan beredar, vampir ialah mayat hidup, korban bunuh diri, dan penyihir. Makhluk ini juga bisa diciptakan melalui gigitan vampir lain atau dari roh dursila nan masuk ke mayat. Legenda vampir ini semakin meluas dan menimbulkan histeria massal di beberapa daerah.
Tidak mengherankan kalau begitu banyak orang nan sangat konfiden kalau vampir atau drakula ini memang ada dan hayati di suatu tempat. Kepercayaan ini hingga mengilhami banyak cerita nan berkaitan dengan kehidupan para vampir. Benar-benar satu legenda nan akhirnya membuat orang-orang awam percaya kalau mereka ada. Hal ini terjadi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Tahayul nan berkaitan dengan vampir pun ada di negeri penuh dengan legenda, dongeng, dan mitos ini.
Kalau tak mempunyai iman nan teguh, satu legenda atau mitos dapat membuat orang menjadi rancu dan berubah menjadi penyembah setan tanpa mereka sadari. Apalgi kalau keinginan buat menjadi tampak hebat dan tampak gagah serta tampak kaya raya di hadapan orang lain. Bila sudah seperti ini, apa pun sering dilakukan orang-orang berpikiran pendek dan tidak konfiden bahwa dia akan wafat dalam keadaan apa pun dan di mana pun jua.
Legenda vampir ini menjadi salah satu hal nan membuat banyak orang berusaha membuktikannya. Mereka membaca banyak artikel dan membuka buku-buku sejarah nan berkaitan dengan mahluk nan dipercaya hayati dari darah segar. Yang terkena gigitan si vampir ini akan menjadi vampir juga. Tak dapat dibayangkan kalau si vampir ini benar-benar ada. Kisah dalam film nan menggambarkan seluruh kota menjadi vampir, akan menjadi kenyataan.
Logika mana nan dapat mengatakan kalau manusia dapat hayati hanya dengan menghisap darah selain manusia itu bukan manusia dan organ tubuhnya telah berubah. Hal inilah nan menjadi satu bukti bahwa sebenarnya, legenda vampir ini hanyalah satu kisah imajinasi nan tidak mungkin terjadi sampai kapan pun.
Gambaran Generik Legenda Tentang Vampir
Di Eropa, vampir digambarkan bertubuh bengkak dan berwarna merah gelap. Ketika berada di peti mati, makhluk ini mengeluarkan darah dari mulut, hidung, dan terkadang mata kirinya terbuka. Setelah dikubur, mayat nan merupakan vampir, akan tetap mangalami pertumbuhan rambut, kuku, dan gigi.
Gambaran tentang vampir nan ada di tanah Eropa inilah nan banyak mengilhami satu cerita. Hebtanya lagi orang Eropa sangat konfiden bahwa sang raja vampir, yaitu Drakula, hayati di benua nan ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat. Inilah bertentangan dengan harapan Eropa. Di satu sisi, mereka sangat mengagungkan logika. Berbagai inovasi terlahir di benua nan sekarang sednag dilanda krisis ekonomi. Di sisi lain, berbagai kisah legenda beredar dengan pesat dan tumbuh dengan fertile di benak dan hati para masyarakatnya.
Kepercayaan itu membuat mereka melakukan berbagai ritual bagai pemujaan pada setan. Tak ada satu pun orang nan mampu mengendalikan pikiran orang lain. Begitu pun dengan keyakinan bahwa vampir ini memang nyata.
Berbagai fakta coba diberikan dan ditampilkan agar orang lain tahu dan setuju dengan pendapatnya. Namun, perkembangan logika juga telah menutup hati dan pikiran orang-orang nan percaya bahwa vampir ini hanyalah fitnah kisah legenda nan tidak harus diperdebatkan dan tidak harus membuang banyak waktu dan tenaga mencari verifikasi apa pun. Adalah sia-sia ketika melakukan sesuatu nan diyakini tidak pernah ada.
Kenyataan ini juga nan membuat orang Eropa nan telah berpendidikan tidak percaya adanya vampir. Kisah itu hanyalah sebagai imajinasi manusia nan sedang mencari uang dan popularitas. Legenda vampir tidak lain sebagai barang dagangan. Pendayagunaan tentang kisah ini hanya akan memberikan laba kepada para pembuat cerita. Manusia memang bahagia berimajinasi dan bermimpi setinggi-tingginya.
Legenda Vampir di Afrika
Daerah-daerah di Afrika memiliki kisah tentang makhluk nan mirip dengan vampir. Suku Ashanti di Afrika Barat, memiliki cerita mengenai makhluk bernama asanbosam nan hayati di pepohonan dan bergigi besi. Suku Ewe dengan kisah adze, makhluk nan bisa berubah menjadi kunang-kunang dan menyerang anak-anak.
Ada juga kepercayaan tentang impundulu, makhluk berbentuk burung dengan cakar besar dan bisa mengeluarkan petir. Suku Betsileo di Madagaskar mempunyai kisah tentang ramanga, vampir peminum darah dan pemakan kuku para bangsawan.
Bila kisah tentang vampir ini berkembang fertile di Afrika, hal itu cukup mungkin sebab mengingat penduduk Afrika nan memang sangat percaya dengan hal-hal nan berkaitan dengan global ghaib. Bagi mereka, berbagai ritual nan menurut orang lain mengerikan, masih juga mereka lakukan.
Bahkan kanibalisme juga pernah terjadi di wilayah dengan curah hujan nan sangat rendah ini. Pendidikan nan kurang merata seiring dengan perekonomian dan pembagian kekayaan nan juga tidka mereta, telah semakin membuat banyak orang terpuruk dan wafat kelaparan.
Perang memperebutkan kekuasaan dan kekayaan terus saja terjadi di benua nan dijuluki dengan nama Benua Hitam tersebut. Berbagai masalah kehidupan dan sosial budaya masih juga terus menghantui orang-orang nan tidak mengerti bagaimana hal tersebut dapat mereka alami. Bayangkan saja bila perkosaan dan penindasan dengan mudah dapat terjadi di benua ini.
Padahal benua nan cukup luas ini kaya barang tambang. Di beberapa tempat, sungai mengalir dengan deras. Hutan lebat menutupi bumi. Tetapi wilayah fertile itu memang tak banyak sehingga benua satu ini seolah bergantung kepada donasi nan berasal dari ebnua lain nan lebih fertile dan lebih kaya.
Berbagai kegiatan buat membantu masyarakt Afrika pun sering dilakukan oelh para seniman global dan masyarakat nan peduli dengan kehidupan nan memprihatinkan di benua Afrika.
Legenda Vampir di Asia
Vampir di Asia berakar dari cerita rakyat. Di Cina, Jiang Shi (mayat kaku) ialah mayat hayati nan melompat-lompat dan membunuh makhluk hayati dengan menyerap qi (unsur kehidupan) dari korbannya. Mayat hayati ini tercipta saat jiwa seseorang gagal meninggalkan tubuhnya nan sudah mati. Karakteristik khas makhluk ini ialah kulitnya berwarna putih kehijauan nan disebabkan oleh jamur dan kapang.
Vampir terkadang digambarkan dengan sosok manusia nan tak dapat berjalan denagn normal. Vampir memang mempunyai tangan dan kaki. Tetapi, vampir digambarakn tak berjalan seperti manusia normal. Vampir menlompat-lompat ddengan pandangan mata kosong.
Legenda Masa Modern – Suatu Kemustahilan
Walaupun sebagian besar masyarakat tak mempercayai vampir, ada beberapa penampakan vampir nan dilaporkan pernah terjadi. Bahkan, beberapa kelompok permburu vampir saat ini masih ada, meskipun dibentuk buat tujuan pergaulan.
Pada 1970, berkembang rumor adanya vampir di Pemakaman Highgate, London. Para pemburu amatir banyak nan datang ke loka itu buat memburu vampir tersebut. Pada 2006, seorang profesor di Florida menulis makalah nan menyatakan bahwa vampir tak mungkin konkret secara matematis.
Jika vampir menggigit satu orang dalam satu bulan dan orang tersebut berubah menjadi vampir, dalam waktu dua setengah tahun, seluruh populasi manusia akan berubah manjadi vampir. Hal itu hampir tak mungkin terjadi. Tinggallah legenda tetap menjadi satu hal nan tidak harus dipercaya.