Bergaul dengan Diri

Bergaul dengan Diri

Bagi sebagian anak muda terutama persona muda-mudi di penjuru kota besar, bersosialisasi atau berteman dalam bahasa bekennya ialah menu wajib dalam kamus nan patut mendapat prioritas disamping aktivitas utamanya sehari-hari. Hubungan satu sama lain berarti menyambung jejaring eksistensi, kebaruan tali pertemanan, bahkan jejaring buat menjadi kolega bisnis di masa-masa mendatang.

Tidak mengherankan jika pada konteks individu eksklusif aktivitas frekuensi berteman lebih dominan ketimbang ruang kerja sesungguhnya nan dapat diselesaikan dalam hitungan waktu nan nisbi singkat. Semisal profesi nan menuntut frekuensi berteman nan tinggi ialah jurnalis, pewarta foto, atau koridor media pada umumnya nan melibatkan kontak langsung dengan sejumlah massa dan narasumber aktif.

Mengatur taktik isu dan trik wawancara, jadwal nan tepat, keberimbangan berbagai pihak nan tercakup dalam warta nan dikemas menjadi perihal nan kerap menempel pada pekerjaan nan memang mengutamakan berteman dengan banyak orang. Untuk mencakup sebuah warta singkat tak perlu menghabiskan banyak waktu. Salah satu kiat ialah menjalin rekanan dengan narasumber berdasar etika juga profesionalitas.

Semakin baik para pencari warta berteman dengan lingkungan subjek warta akan semakin terbuka peluangnya buat lebih peka terhadap empiris sesungguhnya. Jika Anda memutuskan buat bekerja di lapangan dan mengandalkan informasi dari banyak orang, berteman dengan berbagai lapisan masyarakat akan sangat membantu.



Lingkar Utama dan Sekunder Bergaul

Manfaat berteman nan baik secara medis juga dapat mengurangi imbas tekanan stress sebab beban kerja atau atau tuntutan lingkungan nan tak sepaham dengan apa nan kita inginkan. Dalam hal ini Anda dapat mencoba meningkatkan frekuensi berteman dengan majemuk karakter, semisal mulai dari lingkungan terdekat seperti keluarga, dari ayahanda, ibunda, istri atau calon pasangan masa depan Anda kelak.

Katakanlah ini lingkungan utama Anda. Sebagai pembanding, Anda dapat mencoba seberapa efektif pola kuantitas berkomunikasi dengan lingkungan sekunder nan berada dalam lingkup jejaring lingkungan utama sehari-hari. Jejaring sosial berteman dapat ditingkatkan dengan memperluas dan membuka diri terhadap global luar.

Coba ajak teman dari sahabat Anda buat membuat sebuah kegiatan dan aktivitas sosial dengan latar belakang ketertarikan nan setara misalnya, arisan motor bagi Anda pria penyuka global otomotif penggemar Valentino Rossi atau Aep Dadang bila Anda tertarik dengan olahraga motorcross nan dapat meningkatkan adrenalin juga taraf maskulinitas individu. Berteman dengan sesama peminat niscaya akan lebih memudahkan proses saling mengenal.

Memperluas jejaring berteman nan baru dengan global luar nan positif senantiasa memberikan benefit psikis dan sosial kepada pesona nan berada dalam lingkaran tersebut. Dilihat secara psikologis dengan berteman syaraf motorik akan senantiasa terpacu buat mencari proyeksi peningkatan hormon endorphin nan baik bagi kesehatan seseorang ketika berinteraksi dalam sebuah aktivitas.

Pun semakin positif timbal balik antara individu dalam lingkar sekunder tersebut, maka dapat dikatakan pola komunikasi berteman nan Anda lakukan berhasil. Berteman menjadi sebuah kegiatan nan menyenangkan buat Anda.

Percayalah beban Anda akan sedikit berkurang ketika ada rekan disekeliling Anda atau ketika Anda bergaul. Bahkan dapat memungkinkan juga dari dua sisi imbas utama dan sekunder saling mengisi dan sinergis menjadi poros peningkatan kualitas diri individu dan kanal ekonomi.

Di satu sisi ada lingkungan kerja primer Anda, skill dan performa terhadap perusahaan terjaga, sepulang dari rutinitas jam kerja nine-to-five, Anda sudah dinanti oleh nan tercinta. Di lain sisi, ternyata aktivitas bersama lingkar sekunder berteman dengan latar para pehobi otomotif ternyata berpengaruh terhadap meningkatnya perluasan usaha kecilan jual beli spare part dan memiliki usaha bengkel bersama.

Sampai tahapan ideal ini, Anda telah memasuki fase menjadi individu nan selangkah lebih baik. Dapat memberdayakan diri bersama lingkup luar, berteman dengan banyak kalangan. Dengan majemuk lapisan tingkatan dan karakter individu Anda akan senantiasa dihadapkan pada pilihan-pilihan. Untuk menjadi lebih baik ialah harga mutlak, bukan? Karena pastinya Anda tak mau mundur pada fase ketika identifikasi diri mulai berjalan.

Bergaul dengan kalangan luas akan membentuk karakter Anda semakin kuat juga tegas dalam menghadapi sebuah persoalan. Anda akan paham ketika menghadapi majemuk konflik juga intrik personal. Kerangka pemahaman dan pengetahuan akan meningkat seiring frekuensi berteman Anda nan juga ditingkatkan bersama mutunya.

Efeknya, dengan cara berteman Anda nan semakin cair dalam majemuk suasana, akan memberi benefit kapital sosial nan di satu titik eksklusif hal tersebut akan lebih berguna ketimbang unsur materi sekalipun.

Kepandaian Anda dalam membangun suasana berteman nan aman dengan open mindedness bersama setiap persona senantiasa menciptakan raihan energi sosial nan sama berharganya.



Bergaul dengan Diri

Seseorang tak bisa tak buat berkomunikasi, demikian pepatah bijak dalam cakupan ranah ilmu komunikasi. Tidak dalam satu detik pun manusia bisa berhenti berkomunikasi, dalam artian nan kita bahas berarti sinonim dengan bergaul. Dalam hening pun manusia falsafahnya berteman dengan diri sendiri dan ruang-waktu personal nan hening-senyap.

Bergaul dengan diri sendiri bukan berarti patologi narsisme alias sindrom mendewakan pribadi unggul ketimbang intrapersonal lainnya, sehingga lupa sekeliling dan hanya mementingkan egosentrisme personal. Berteman dengan diri bersifat internal, berbeda dengan berteman ala lingkup sekunder juga utama sebelumnya.

Pada faset ini Anda akan dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan filosofis seperti: Siapakah saya? Untuk apa saya? Dimanakah aku berada? Apa arti saya? Dan pertanyaan kontemplatif lainnya. Berteman dengan kedirian ialah salah satu upaya buat meningkatkan insight kualitas persona.

Dengan mengkaji selisik pertanyaan "siapakah saya?", Anda akan dihadapkan pada kerucut pernyataan tentang peran Anda terhadap perwujudan eksistensi pribadi juga dalam hal ini berarti pertanyaan tentang seberapa kuantitas dan kualitas hayati Anda di lingkup eksternal diatas. Sudah benarkah pola berteman nan Anda anut?

Sudahkah mimpi Anda mewujud nyata? Seberapa besarkah kualitas Anda ketika berteman dalam lingkup sosial terluar? Tentunya posisi Anda dalam hal ini ialah bagaimana Anda mencermati pribadi Anda sendiri sebagai termin mengenali potensi juga kekurangan. Kembali kepada pengkajian diri ialah konsep menuju pemugaran kualitas diri dan konsep diri.

Sampai seberapa jauh pusat kekuatan pribadi dan pikiran Anda mempengaruhi orientasi dan cara bersikap sikap? Semakin dalam Anda menyelami hakikat diri, pasti semakin bernas ketika Anda akan menempatkan diri pada situasi dan kondisi polaritas cara bergaul. Dan Anda pun sudah siap dengan kaki-kuda-kuat memfiltrasi kemungkinan efek-efek negatif nan selalu hadir layaknya YinYang dalam falsafah Asia.

Seperti nan dijelaskan di atas bahwa dalam berteman tidak luput unsur negasi dari sifat positif. Maka dari itu, dalam sebuah hubungan komunikasi eksklusif akan terdapat dialektika rasional yakni interaksi nan menyatakan bahwa hayati berhubungan dengan ketegangan nan terjadi atau konflik baik secara individu maupun kelompok.

Konflik, semisal dalam konteks berteman tersebut terjadi ketika seseorang mencoba memaksakan keinginan nan satu terhadap nan lain tidak selamanya setiap niatan baik akan berbuah baik, bukan? Semakin intens frekuensi polaritas berteman seseorang dengan sekelilingnya maka akan ada besar pula naik turun perubahan paradoksal nan terjadi antara keinginan nan dimiliki.

Cara setiap persona dalam menyikapi hal ini ialah bagaimana mengelola dan menegasikan pertentangan dalam berhubungan, berteman dengan satu sama lainnya. Jadi, pahami konsep bergaul ala diri sendiri lantas luaskan energi positif Anda terhadap lingkungan. Akan ada hikmah nan takkan pernah Anda duga.