Contoh Komunitas Pengusaha Indonesia

Contoh Komunitas Pengusaha Indonesia

Kerja sama nan baik antar pengusaha akan menghasilkan persaingan bisnis nan sehat. Mereka pun bisa bersama-sama memperjuangkan harkat dan prestise bisnis mereka sehingga tetap menjaga keberlangsungan bisnis tersebut. Contoh gerakan komunitas pengusaha Indonesia ialah ketika para pedagang Warung Tegal di Jakarta menolak peraturan daerah tentang pemberlakuan pajak baru bagi bisnis mereka.

Dengan memaparkan tantangan dan pendapatan nan mereka raih selama ini, akhirnya pemerintah DKI menangguhkan pemberlakuan perundang-undangan baru nan semestinya berlaku sejak Januari 2011. Kekompakan itu tentunya diraih tak dalam waktu satu malam. Pastinya ada individu-individu nan mempunyai komitmen tinggi mempersatukan suara demi kepentingan bersama. Suara itulah suara pengusaha Indonesia nan tidak hanya berorientasi pada laba materi semata.



Manfaat Komunitas Pengusaha Indonesia

Keterbukaan dan sharing nan sering dilakukan bersama akan membuat ikatan batin di antara pengusaha tersebut semakin kuat. Hal ini akan menghindarkan perang harga dan monopoli bisnis nan hanya dikuasai oleh kelompok tertentu. Adanya komunitas pengusaha ini juga dapat menjadi jembatan komunikasi antara global usaha dan pemerintah.

Tak ada satu orang pun nan dapat hayati sendiri. Apalagi para pengusaha Indonesia. Mereka tidak akan mampu bangkit dan mengembangkan usaha tanpa donasi orang lain. Saling bergantung dan saling membantu malah akan semakin membuat usaha mereka berkembang. Menjadi kaya seorang diri tentunya bukan satu hal nan sedap dipandang mata apalagi dirasakan oleh hati. Kalau semua menjadi kaya dan sejahtera, ekuilibrium kehidupan akan mudah didapat. Kejahatan dan keinginan buat saling menjatuhkan tentunya dapat ditepis dan dihindarkan.

Kebersamaan para pengusaha Indonesia itu juga akan menghadirkan dan melahirkan para pengusaha baru nan bergerak dibidang nan lain atau bergerak dibidang nan sama tapi berada di loka nan berbeda. Ilmu nan dibagikan itu tidak akan hilang. Ilmu nan telah disebarkan itu bagai benih nan akan tumbuh subur. Semakin benih itu tumbuh subur, maka semakin berkahlah hayati orang nan pertama kali menyebarkan benih tersebut.

Walaupun seandainya penyebar benih kebaikan itu tidak lagi dikenang, yakinlah bahwa Tuhan tidak pernah lupa dengan umatNya nan telah berbuat kebaikan. Kebaikan itu akan datang kepada nan menyebarkan kebaikan. Kebaikan akan semakin subur, maka semakin sejahtera kehidupan nan ditandai dengan kebahagiaan luar dalam. Kebahagiaan hakiki nan tidak memandang materi sebagai sesuatu nan harus diraih dan diletakkan pada tangga paling tinggi dalam benak.

Bila semua pengusaha Indonesia berpikir seperti itu dan terus berusaha buat membentuk pengusaha baru, maka dalam kurun waktu tak lama, sekira 10 tahun ke depan, bangsa ini akan memiliki paling tak 5% dari jumlah penduduknya nan berprofesi sebagai seorang pengusaha. Tak memandang apa menajdi pengusaha kecil, sedang, menengah ataupun pengusaha besar, nan niscaya ialah virus menjadi pengusaha itu harus tersebar merata di hati setiap generasi muda Indonesia.

Pelatihan bersama jyang dilakukan oleh para pengusaha akan semakin meningkatkan kemampuan para pebisnis tersebut dalam menjalankan usahanya. Komunitas juga akan membuat suatu permasalahan bersama bisa ditangani lebih cepat, efektif, dan efisien. Pemerintah juga niscaya akan sangat memperhatikan keberadaan komunitas pengusaha ini. Donasi baik teknis maupun permodalan tentunya akan dapat cepat terwujud manakala kebersamaan terjalin dengan baik.

Komoditas baru juga dapat dilahirkan dan teknik pemasaran dan penjualan juga akan cepat menemukan penemuan nan tidak ada hentinya. Hal inilah nan akan membuat produk Indonesia semakin dikenal di seluruh dunia. Keberhasilan Samsung menjadi salah satu perusahaan raksasa global nan bahkan kini akan mengakuisisi Nokia, dapat menjadi satu pecutan semangat bagi seluruh pengusaha Indonesia. Semua dapat mungkin ketika dilakukan dengan cara bersama-sama.



Latar Belakang Pembentukan Komunitas Pengusaha Indonesia

Latar belakang pembentukan komunitas pengusaha Indonesia itu dapat berdasarkan apapun. Melihat satu fenomena bahwa tidak mudah buat dapat bersama-sama dengan orang lain bila visi dan misi kehidupan tak sama. Bahwa ikatan batin itu dapat tercipta ketika ada kecenderungan pandangan dan tujuan hidup. Oleh sebab itu, latar belakang pembentukan komunitas pengusaha Indonesia itu dapat sebab berasal dari daerah nan sama, merupakan lulusan dari satu sekolah, kecenderungan keyakinan atau kecenderungan etnis.

Tidak menjadi masalah apapun nan menjadi perekat batin semua anggota komunitas pengusaha Indonesia tersebut. Yang krusial ialah bahwa tujuan pendirian dan keberlangsungan dari komunitas tersebut buat kemajuan bersama dan saling membantu para anggota dari komunitas nan lain. Jangan sampai bahwa masing-masing komunitas pengusaha malahan berselisih paham dan saling sikut sebab tak mempunyai komitmen kebersamaan dalam hal kebangsaan dan kemajuan bersama. Walau bagaimana pun, keindonesiaan itu menjadi krusial ketika tujuan buat ikut serta dalam memajukan bangsa dan mensejahterakan kehidupan seluruh rakyat Indonesia.



Contoh Komunitas Pengusaha Indonesia

Kesadaran buat membentuk komunitas pengusaha Indonesia itu telah melahirkan begitu banyak komunitas pengusaha nan penyebarannya cukup merata. Di antaranya adalah:

1. Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia

Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, tidaklah heran kalau para pengusaha muslim manunggal dalam wadah Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia. Sifat bisnis Islam nan halal, barokah, dan thoyyib, mungkin agak berbeda dengan sifat bisnis lainnya. Kehalalan, kebarokan, dan kethoyyiban, ialah tonggak dalam mendapatkan bisnis nan akan mengantarkan pada rida Allah.

Dalam komunitas ini, para pengusaha muslim bisa berbagi tips, pengalaman, dan cara mengatasi masalah dengan pengusaha muslim lainnya. Kecenderungan visi dan misi membuat mereka dengan mudah dan ikhlas berbagi. Selain itu, kolaborasi nan terjalin akan semakin memperkuat bisnis mereka. Tidak mengherankan kalau dalam menyalurkan zakat pun mereka bersatu.

Adanya lembaga pengusaha muslim ini, kehalalan sebuah produk bisa diketahui dengan jelas. Misalnya, ada beberapa pengusaha nan meragukan kehalalan kopi luwak. Keraguan itu timbul dari cara mendapatkan kopinya. Luwak memakan biji-biji kopi pilihan. Lalu, kotoran luwak nan mengandung biji-biji kopi pilihan itu diambil, dibersihkan, dan digiling hingga menjadi kopi luwak nan berharga fantastis. Kopi luwak ialah kopi terbaik dan termahal di seluruh dunia.

Setelah dipaparkan alasan bahwa kotoran hewan nan halal dimakan tak najis. Luwak bukanlah hewan nan dikategorikan hewan buas. Maka, yakinlah para pengusaha tersebut bahwa kopi luwak halal diminum dan diperdagangkan. Selain itu, ada permasalahan nan menyangkut pemanfaatan kotoran sebagai barang dagangan. Sekali lagi, lembaga silaturrahmi menjawab keraguan dan memberikan alasan berdasarkan hukum Islam nan berlaku.

2. Komunitas Pengusaha Indonesia

Komunitas ini mempunyai website www.komunitaspengusahaindonesia.com . Di websitenya, komunitas ini memberikan tips dan saran bagaimana berpromosi, bagaimana meningkatkan mutu, dan bagaimana menangani masalah-masalah nan mungkin dihadapi oleh para anggotanya serta tulisan bagaimana memulai sebuah bisnis. Dengan ikut dalam komunitas ini, seorang anggota akan mendapatkan banyak manfaat.

Yang belum menjadi anggota komunitas pengusaha Indonesia satu ini pun, masih dapat mendapatkan kegunaan dari berbagai informasi nan ada di website tersebut. Siapa tahu dengan cara membaca, pemahaman itu akan membangkitkan keinginan buat menjadi salah satu pengusaha nan berhasil seperti para anggota Komunitas Pengusaha Indonesia.

3. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia

Sebagai negara nan mempunyai perkebunan kelapa sawit cukup luas, para pengusaha kelapa sawit merasa perlu buat manunggal dalam satu wadah. Dalam komunitas ini, mereka bisa membicarakan tentang harga CPO dan permasalahan lain nan mereka hadapi. Setiap tahunnya, mereka mengadakan konferensi.

Konferensi terakhir diadakan di Bali nan dihadiri oleh lebih dari seribu orang nan berkecimpung di bidang persawitan. Konferensi tersebut membahas perkembangan perkebunan kelapa sawit dan usaha menjalin kolaborasi dengan pengusaha kelapa sawit dari luar negeri. Kominitas ini juga membahas semua hal atau isu nan berkaitan dengan perkelapasawitan di Indonesia termasuk masalah pertanahan nan dialami oleh sebagian anggotanya.

Masih banyak gabungan atau komunitas pengusaha Indonesia. Namun, komunitas ini masih perlu ditambah. Indonesia harus memiliki pengusaha nan banyak. Paling sedikit, 30 persen penduduk Indonesia harusnya pengusaha. Semakin banyak pengusaha, akan semakin baik perekonomian Indonesia.

Dengan demikian, Indonesia tak hanya menjadi bangsa pemakai dan pembeli, tetapi bangsa produsen, pedagang, dan penjual. Bila hal ini bisa terwujud, Indonesia Incorporated semakin terang keberadaannya.