Sukarni Biografi - Sukarni dan Sukarno
Tahukah Anda Sukarni biografi atau biografi Sukarni ? Apa nan dilakukan oleh Sukarni sebelum proklamasi kemerdekaan itu telah menghias kisah dalam Sukarni biografi ‘sang penculik’. Bagaimana dapat Sukarni disebut sebagai seorang ‘penculik’? Ia bersama dengan pemuda-pemuda lainnya merasa mobilitas nan dilakukan oleh Sukarno-Hatta terlalu lamban. Mereka tidak mau mendapatkan kemerdekaan sebagai hadiah dari Jepang. Perjuangan harus dituntaskan dengan cara nan tegas, lugas, dan cepat. Tidak ada cerita bahwa perjuangan itu tidak ada ujungnya.
Sukarni Biografi - Sukarni dan Sukarno
Sukarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok. Di loka nan masih sunyi dari gegap gempita kehidupan itu, mereka berdebat dan beradu pendapat tentang apa dan bagaimana nasib bangsa selanjutnya. Saat itu, bulan kudus Ramadhan baru berjalan sekira setengah bulan. Sukarno sedang sakit. Tetapi kemerdekaan bangsa ini perlu diproklamirkan segera. Mumpung Jepang sedang sibuk dan telah mengaku sehingga tak ada satu penguasa pun nan ada di Indonesia kecuali bangsa Indonesia sendiri.
Ketegangan itu pun berakhir dan proklamasi kemerdekaan pun dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945 jam 10 pagi. Suara Sukarno tetap lantang dan tegas walaupun tubuhnya menggigil sebab sakit. Inilah tonggak sejarah nan tidak dapat dilepaskan dari perjalanan bangsa ini selanjutnya. Bendera pun berkibar dengan gagahnya. Semua rakyat bersorak gembira. Sukarni dan kawan-kawannya pun senang.
Dalam pandangan mereka, mencapai sesuatu itu terkadang harus dengan usaha nan sedikit ekstrim. Sukarni nan waktu itu baru berusia 29 tahun (terlahir pada tanggal 14 Juli 1916), merupakan salah satu tempaan Sukarno. Presiden pertama Indonesia itulah nan memperkenalkan Sukarni muda kepada politik. Selanjutnya, dalam perjalanan hidupnya, Sukarni berjumpa dengan Sutan Syahrir dan Tan Malaka. Dua orang nan begitu lantang dan lugas dalam mempertahankan idealisme perjuangannya.
Hingga kini Tan Malaka malah tak diketahui di mana makamnya. Tokoh dengan sosok nan luar biasa kontroversial ini memang cukup disegani walaupun terkadang tingkahnya tak disenangi oleh kawan-kawan seangkatannya. Begitu juga dengan Sukarni. Ia dikenal sebagai seorang pejuang nan cukup lugas dan tangkas. Ia terkadang sulit berkompromi dengan keadaan sehingga terlihat mungkin terlalu keras.
Sukarni nan nama lengkapnya ialah Sukarni Kartodiwirjo, menjadi ketua generik partai Murba bentukan dari Tan Malaka. Inilah salah satu keunikan dari Tan Malaka.. Ia mempunyai karisma nan luar biasa bagus dalam mempengaruhi orang lain agar mau berjuang bersamanya. Tetapi ia sendiri tak mau menjadi ketua generik dari partai nan dibentuknya. Tan Malaka malah mempengaruhi para anggota partai bentikannya itu buat memilih Sukarni sebagai ketua umum.
Akhirnya Sukarni menjadi ketua generik partai Murba selama seumur hidup, mulai dari terbentuknya partai tersebut pada tahun 1948 hingga ia meninggal global pada tahun 1971. Luar biasa sekali. Mungkin sebab begitu banyak hambatan sehingga partai satu ini tak banyak berkembang dan tak terlalu dikenal oleh rakyat Indoensia.
Hubungan Sukarni dengan Sukarno ternyata tak mulus. Malah pada tahun 1964 ketika Sukarni dengan berapi-api memberikan peringatan terhadap Sukarno mengenai apa nan telah diperbuat oleh PKI dan apa nan mungkin akan diperbuat oleh PKI , Sukarno marah besar. Presiden RI nan pertama itu malah membuat partai Murba tak dapat beraktivitas lagi. Bukan itu saja, Sukarni dan teman-temannya nan menjadi pengurus partai Murba, dikerangkeng alias dipenjara.
Inilah puncak dari kemarahan dan kebencian Sukarno terhadap Sukarni, nan pernah ia latih menjadi seorang kader bangsa nan handal. Pada saat itu Sukarno mungkin sedang dalam keadaan nan tak stabil. Begitu banyak isu nan berkaitan dengan PKI dan urusan negara. Belum lagi urusan para wanita nan ada dalam kehidupannya.
Mau tak mau Sukarni pun berada dalam penjara lagi. Sebenarnya bukan hanya sekali ia dijebloskan dalam penjara. Pada zaman penjajahan Belanda, ia pernah ditangkap. Namun udara penjara tak dihirupnya lama sebab ia melarikan diri dan menjadi buronan. Ia pun hayati dalam pelarian. Kehidupan nan keras dengan keyakinan berjuang buat bangsa telah membuat seorang Sukarno menjadi kader bangsa nan hebat.
Ia pernah ikut membantu Adam Malik ketika mantan wakil presiden Indonesia itu mendirikan warta Antara. Kecakapan Sukarni memang tak dapat diremehkan begitu saja. Daya analisisnya nan kritis membuatnya banyak berada dalam lingkungan nan mengharuskannya berpikir keras membuat keputusan nan tepat.
Setelah Sukarno dilengserkan secara paksa, Sukarni pun dikeluarkan dari penjara. Masa kebebasannya itu dimanfaatkan oleh penguasa orde baru. Sukarni nan cerdas nan pernah menjadi duta besar di China, pada saat itu bernama RRT, diminta menjadi anggota DPA (Dewan Pertimbangan Agung). Pendangannya memang masih sangat dibutuhkan oleh bangsa nan sedang berusaha bangkit lagi ini.
Sukarni menjadi anggota DPA pada tahun 1967. Namun, ia tak sampai pensiun di DPA. Empat tahun kemudian, 1971, Sukarni wafat. Usianya baru 55 tahun. Suatu usia nan belum terlalu tua buat seorang pejuang nan hebat. Mungkin sebab terlalu lelah dalam berjuang, ia pun tidak sanggup melawan takdir nan telah digariskan. Beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Bangsa ini berutang banyak kepada sosoknya nan tegas.
Sukarni Kecil
Sukarni terkenal dengan jiwanya nan sangat mencintai Indonesia sejak kecil. Ketika masih bersekolah setingkat sekolah dasar, ia dapat berkelahi dengan anak-anak orang Belanda. Dalam benaknya, orang Belanda itu ialah orang dursila nan menindas bangsanya. Keinginan membela tanah air memang telah terpatri dalam jiwanya sejak dini.
Sukarni mulai belajar politik pada usia 14 tahun. Diusia nan sangat muda itulah karakter kebangsaan nan memang telah tertanam sejak awal itu semakin tumbuh dengan suburnya. Ketika ia dewasa, ia ikut menggebleng kader bangsa nan akan dijadikan pejuang. Dari gemblengan inilah lahir banyak pejuang nan dianggap sebagai Angkatan 45.
Militansi nan ada dalam hatinya tak perlu diragukan lagi. Penjara dan desingan peluru bukan halangan baginya buat berjuang. Hatinya nan sakit ketika dipenjara oleh mentornya pun tak membuatnya menjadi loyo dan berhenti berjuang. Buktinya ketika penguasa orde baru memintanya buat berjuang lagi lewat jalur nan berbeda, ia menerimanya dengan bahagia hati.
Memang ada nan memandang bahwa DPA itu merupakan loka bagi para pejuang nan telah pensiun. Tetapi bagi seorang Sukarni, di mana pun ia berada, ketika pikirannya tetap dibutuhkan oleh negara, ia tak akan mundur. Ketika ia dibebaskan dari penjara itu, partainya pun diberi kesempatan buat berkarya lagi meskipun akhirnya tak banyak hal nan dapat dilakukan Sukarni dengan partainya ini.
Sukarni ialah seorang pejuang nan patut dijadikan sebagai salah satu acum bagaimana berjuang dengan segenap hati dan jiwa raga. Ketika tujuan, misi, dan visi, jelas, maka semua nan telah direncanakan harusnya dapat terwujud dengan baik. Tidak perlu ragu dalam berjuang dalam kebaikan.
Itulah ulasan seputar Sukarni biografi. Semoga bermanfaat!