Era Xia dan Dinasti Shang

Era Xia dan Dinasti Shang

Militer Cina memang kuat. Tapi overrated , alias dilebih-lebihkan oleh khayalan gaya internetan dan paranoia tentang jumlah penduduk nan besar. Padahal menurut seorang pengamat militer Asia Timur, sejumlah besar penduduk itu bukan buat dipersenjatai tapi diberi makan.

Bilamana nan satu milliar itu sekian persennya kelaparan, maka terjadilah revolusi sosial. Jika sekian persennya diberi senjata, maka kembalilah Cina ke masa perang saudara di 1949. Karena PLA atau Tentara Pembebasan Rakyat RRC, jumlahnya hanya 0,3% dari nan satu milliar itu.



Sejarah Militer China

Sejarah militer China antik bisa ditelusuri ke awal abad 1500 SM. Evolusi kekuatan militer mulai dari era ini dan terus tanpa berhenti sampai saat ini. Bahkan di zaman antik tentara China sangat berkembang dengan baik dan menerapkan penggunaan banyak inovasi dan inovasi seperti inovasi mesiu dan senjata api, atau inovasi kompas.

Senjata Cina antik juga merupakan senjata nan paling canggih buat dikembangkan selama waktu itu. Sejarah Cina biasanya dibagi oleh sejarawan sinkron dengan era, yaitu Cina antik (1500 SM sampai 221 SM), Imperial China (221 SM sampai 1912 M) dan Modern China (1912 sampai hari ini). Menurut divisi ini sejarah China antik milik jangka waktu antara tahun 1500 SM sampai 221 SM.



Era 3 Negara dan 5 Kaisar

Sebenarnya tentara berdiri kekaisaran Cina dibesarkan buat pertama kalinya selama era 3 Negara dan 5 Kaisar. Dalam sejarah China, penguasa era ini kadang-kadang dianggap mitologis. Oleh sebab itu, catatan pertempuran atau perang nan terjadi antara suku dan permukiman selama periode ini tak konkret.

Pertempuran pertama nan pernah tercatat di China antik ialah Pertempuran Banquan, nan berlangsung di 26 abad SM. Lokasi sebenarnya dari pertempuran masih dapat diperdebatkan, meskipun dikatakan telah terjadi di suatu loka dekat Banquan di Cina. Pertempuran berlangsung antara kekuatan Kaisar Huang Di (juga dikenal sebagai Kaisar Kuning) dan suku Shennong. Arti krusial dari pertempuran ini ialah bahwa banyak suku di sekitarnya manunggal buat membentuk suku Huaxia.

Pertempuran kedua nan berlangsung di era ini ialah Pertempuran Zhuolu, di mana Kaisar Huang Di mengalahkan Chi You. Chi You sering dianggap sebagai dewa nan berjuang Kaisar Huang Di. Pertempuran ini telah tercatat dalam catatan Sima Qian (Sima Qian ialah seorang sejarawan nan menulis satu set catatan nan dikenal sebagai 'Catatan Sejarah Agung'). Namun, fakta seperti kekuatan tentara, korban atau senjata nan digunakan, tak diketahui.



Era Xia dan Dinasti Shang

Xia dan dinasti Shang ialah dinasti awal Tiongkok kuno. Selama pemerintahan penguasa Shang, militer pada dasarnya terdiri dari tentara kereta. Situs arkeologi di Anyang, nan dimiliki oleh dinasti Shang zaman perunggu, menunjukkan penggunaan dominan dari kereta dan senjata perunggu.

Dinasti Shang dihapuskan oleh dinasti Zhou, nan menyebabkan awal dari sebuah era baru perang di militer China kuno. Selama waktu ini, ketika dinasti Shang menurun, sistem feodal perlahan-lahan masuk ke mode peralihan.



Era Dinasti Zhou

Selama era Dinasti Zhou, militer dibagi dalam tiga divisi. Infanteri itu terutama dipersenjatai dengan belati, kapak, dan tombak. Para kereta biasanya dilakukan krusial dan lebih terampil prajurit, feodal, petugas, atau bahkan kaisar sendiri.

Penggunaan kereta menurun secara bertahap setelah busur diperkenalkan pada abad ke-4 SM. Perang drastis meningkat selama periode nan dikenal sebagai 'Musim Semi dan Musim Gugur', dan akhirnya memunculkan era Warlords, dan bahkan di era ini muncul para pahlawan nan di namakan sebagai lima macan shantung, di antaranya Guan Yu, Zhang Fei, dan Chao Yun.



Era Negara Perang

Era atau periode Negara Perang sering dianggap sebagai era terakhir dari Cina kuno, dan juga awal dari periode nan dikenal sebagai Periode Imperial atau Periode Imperial China. Warfare drastis berubah selama era Perang antar negeri ini. Pentingnya busur dan memerangi dari jauh dengan menggunakan pemanah disadari dan juga diimplementasikan.

Konsep pengepungan sangat meningkat selama waktu ini. kavaleri berkuda mulai berkembang, dan mulai digunakan massif selama periode ini. Buku terkenal militer catatan Zuo Zhuan menggambarkan pertempuran nan terjadi antara kaum feodal. Tentara kerajaan juga mengembangkan badan-badan intelijen dan mata-mata dikerahkan.

Kekuatan militer China diperluas sebagai kekaisaran mulai tumbuh. Seni bela diri, senjata dan konstruksi militer seperti Tembok Besar China nan berkembang selama kekaisaran dan periode pasca-kekaisaran memegang posisi nan sangat bergengsi dalam sejarah militer Cina.

Pada erah Imperial, China malah mengalami declining peradaban, di mulai dengan jatuhnya negara china ke tangan Mongol, dan lalu Manchu, sebagai penguasa terakhir era Kekaisaran ini.



Hulu Ledak Nuklir

Yang konkret dari Cina di masa kini, terlepas dari jaya nya masa lalu, ialah kepemilikan nuklir sejumlah 400 hulu ledak. Sejumlah kota besar di Asia dari Kyoto, Yokohama, Soeul, Pyongyang, Jakarta, Bandung, Chiangmai, Bangkok, dapat masuk daftar target dari jumlah 400 itu. Dan sejumlah hulu ledak itu dapat dikirimkan lewat Nuclear Attack Submarines, nan sejumlah 6 buah aktif di Bahari Cina Selatan.

Memang benar, jumlah 400 dibandingkan dengan 5.000 hulu nuklir milik AS bukanlah apa-apa. Apalagi Cina hanya memiliki sepertiga kekuatan tempur AS dari segala lininya. Industri Shenyang nan mendukung peralatan tempur udara, belumlah berpengalaman sebaik Douglas atau Martin Loockheed.

Maklum saja, sebab aturan militernya pun Amerika Perkumpulan masih 10 kali lipat lebih baik, 78 miliar dollar lawan 739 miliar dollar. Sehingga kekuatan Ekonomi Cina nan dapat membuat AS bertekuk lutut, jangan sampai mengubah fakta ‘kecil’, bahwa militer Cina belumlah menjadi adidaya.

Bila dibayangkan, Cina lawan AS nan diidam-idamkan para maniak perang gara-gara produk hape Cina mengalahkan hape AS di Indonesia, ibarat Mani Pacqiao lawan Muhammad Ali. Hanya bertahan 5 ronde dari 12 ronde nan ada. Jangan mimpi lebih jauh, walau jangan menyerang mereka di kandang, fatal akibatnya.



Teknologi Perang

Cina memiliki satu kapal induk, Varyag atau si Varangian kepunyaan Ukraina nan dibeli dengan harga 20 miliar dollar. Harga nan cukup mahal, hampir dari sepertiga aturan militer mereka. Namun bagusnya, kapal induk itu kelas terbaru, dan diaktifkan semenjak 1992.

Lebih dari itu, kelas Varyag seimbang dengan kelas USS Nimitz milik AS sehingga dapat dijadikan ajang pengembangan bagi superioritas militer udara dan laut. Karena sebagaimana pengalaman perang Pasifik pada 1941-1945, di lautan luas pasifik kapal perang dan misil-misil hanyalah omong kosong. Yang berguna menguasainya ialah kapal induk.

Cina memiliki masa depan bagus dalam mencoba tradisi pengembangan senjata versi mereka sendiri, bilamana telah lepas dari the Rus assistance . Pabrikan militer udara seperti Nanchang, Shenyang, XAC, atau Shaanxi dapat melakukan pengembangan berdasarkan joint venture teknologi dengan nan selain Rusia. Seperti dengan NATO. Perancis, atau dengan AS sekalipun. Namun, jangan di- overrated . Bayangan produk Cina masih gentayangan di benak.