Pembalap Motor Grand Prix

Pembalap Motor Grand Prix



Sejarah singkat Balapan Motor Besar

Motor-motor nan dipakai MotoGP ialah motor nan dibuat spesifik buat balapan, dan tak dijual buat umum. Pemegang merek nan membuat motor-motor berkecepatan tinggi itu. Kecelakaan memang cukup sering menghiasi pertandingan di beberapa loka terutama di Sepang, Malaysia. Sirkuit nan digunakan memang sangat menantang. Tidak saja para pembalap harus berhadapan dengan pembalap lainnya, mereka juga harus memperhatikan bentuk dan tata letak sirkuit nan akan digunakan.

Sesi latihan menjadi salah satu sesi nan sangat menentukan. Tanda mengerti keadaan lintasan nan sebenarnya, kecelakaan maut seperti nan terjadi pada salah satu membalap asal Italia, akan terjadi lagi. Balapan satu ini bukan sembarang balapan. Nyawa mungkin saja akan menjadi taruhannya. Walaupun telah menggunakan berlengkapan pelindung tubuh jika terjadi kecelakaan, benturan nan sangat keras dan kemungkinan dilindas oleh pembalap lain terkadang tak mampu ditahan oleh baju pelindung paling baik sekalipun.

Meskipun korban telah banyak nan jatuh, kejuaraan balapan motor ini telap saja banyak diminati. Bahkan kelahiran pembalap baru dari berbagai negara seolah tak terbendung lagi. Pembalap dari daratan Eropa memang masih mendominasi. Namun, pembalap dari negara lain pun berusaha melakukan nan terbaik bagi dirinya dan bangsanya serta sponsornya. Mereka dengan tekun melakukan berbagai latihan agar menampilkan hiburan sekaligus permainan nan memang bagus.


Kejuaraan global balap motor pertama kali diselenggarakan Federasi Sepeda Motor Global (FIM) pada tahun 1949. Waktu itu, secara tradisional sudah diselenggarakan beberapa balapan di tiap even buat berbagai kelas motor. Memasuki tahun 1990an. Balapan ini tinggal menyisakan kelas 125cc, 250cc, dan kelas 500cc.

GP-500, kelas nan menjadi puncak balap motor Grand Prix, berubah drastis pada tahun 2002. Pada tahun 2002 sampai 2006, buat pertama kalinya, pabrikan dibolehkan memperbesar kapasitas total mesin spesifik buat mesin 4 tak, menjadi maksimum 800cc di musim 2007. Kecepatan nan semakin mencengangkan ini menjadi salah satu tantangan nan harus ditakhlukan oleh berbagai pihak dan bukan saja oleh sang pembalap.

Dengan dibolehkannya motor 4 tidak ber-cc besar itu, kelas GP 500 diubah namanya menjadi MotoGP. Setelah tahun 2003 tak ada lagi mesin 2 tidak nan turun di kelas kejuaraan ini.



Aturan main dalam Balapan

Balap buat kelas Kompetisi motor Grand Prix sekarang diselenggarakan sebanyak 17 seri di 15 negara nan berbeda (Spanyol menggelar 3 seri balapan). Balapan biasanya digelar setiap akhir pekan dengan beberapa tahap. Hari Jum’at digelar latihan bebas dan latihan resmi pertama, lalu hari Sabtu dilaksanakan latihan resmi kedua, di mana para pembalap berusaha membuat catatan waktu terbaik buat menentukan posisi start mereka. Balapan sendiri digelar hari Minggu. Kecuali GP Belanda dan Qatar, nan balapannya digelar hari Sabtu.

Grid (baris posisi start) terdiri dari 3 pembalap perbaris dan biasanya diikuti sekitar 20 pembalap. Balapan dilaksanakan sekitar 45 menit dan pembalap berlomba sepanjang jumlah putaran nan ditentukan, tanpa harus mengganti ban atau mengisi bahan bakar. Balapan akan diulang kalau terjadi kecelakaan fatal di awal balapan. Susunan grid tak berubah sinkron hasil kualifikasi. Pembalap boleh masuk pit kalau hanya buat mengganti motor sebab hujan.

Kesuksesan Balap Motor GP tak terlepas dari organisasi-organisasi nan terlibat di dalamnya. Beberapa organisasi nan tergabung dalam komisi Grand Prix antara lain FIM (Federation Internationale de Motocyclisme) nan menjadi badan paling tinggi di global nan mengurusi hal-hal seputar sepeda motor. Dorna, sebagai penganjur atau organisasi penyelenggara balapan Motor Grand Prix, IRTA (International Road racing Team Association), terdiri dari tim-tim nan mengikuti balapan Motor GP.

MSMA (Motor Sport Manufacturer Association) nan terdiri dari pabrikan-pabrikan motor dalam MotoGP seperti Honda, Ducati, Yamaha, Kawasaki dan pabrikan lainnya. Mereka berusaha membuat pertandingan menarik.



Pembalap Motor Grand Prix

Para pembalap Motor GP nan turun di balap motor global juga mempunyai jenjang karir. Kalau seorang pembalap berprestasi, dia akan direkrut tim nan ada dikelas berikutnya (misalnya dari kelas 125cc, kelas 250cc, kemudian kelas puncak MotoGP) Pembalap nan turun di kelas 125cc sendiri berasal dari pembalap nan berprestasi di kejuaraan regional atau nasional di negaranya masing-masing, seperti All Japan road racing di Jepang, ataupun kejuaraan Eropa.

Para pembalap nan turun di kelas puncak Motor Grand Prix berasal dari beberapa kejuaraan. Selain berasal dari kelas 250cc seperti Valentino Rossi dan Dani Pedrosa. Ada juga pembalap nan berasal dari AMA Superbike seperti Nicky Haiden, juga dari World Superbike seperti Noriyuki Haga dan Colin Edwards.

Rekor kecepatan Motor Grand Prix sekarang ialah 347,4 km/jam, nan dipegang Loris Capirosi dengan motor Ducati di sirkuit Catalunya, Barcelona, Spanyol pada tahun 2004. Asal tahu saja, kecepatan motor Capirosi saat itu hampir sama dengan rata-rata kecepatan balap mobil F1!

Pada tahun 2006 mesin-mesin nan dipakai di Motor Grand Prix ialah mesin empat dan lima silinder. Honda memakai lima silinder, sementara Yamaha, Ducati, Kawasaki, dan Suzuki memakai empat silinder. Hasilnya, semua mesin-mesin Motor GP dibuat dengan bahan nan sangat mahal dan ringan seperti titanium, dan carbon-fiber-reinforced plastic.

Motor-motor itu juga memakai teknologi nan tak tersedia buat umum, misalnya perangkat elektronik canggih, engine management systems, kontrol traksi, rem cakram karbon, dan teknologi mesin modern nan diadopsi dari teknologi mesin mobil F1.



Pembalap Legendaris Motor GP

Motor GP ialah salah satu ajang olahraga otomotif nan menampilkan adu kecepatan motor di sirkuit balap motor. Arena ini merupakan ajang gengsi nan menampilkan para pembalap kelas global dengan menggunakan motor dari produsen motor dunia, seperti Honda, Suzuki, Yamaha, Ducatti, Kawasaki, Apprilia dan lain-lain.

Motor Grand Prix digelar selama satu tahun di loka nan berbeda-beda. Asia merupakan salah satu kawasan nan mendapat kehormatan penyelenggaraan arena balap motor paling bergengsi di global tersebut. Jepang nan memiliki wakil produsen motor terbanyak dalam ajang tersebut, merupakan negara nan hampir selalu mendapatkan kehormatan menyelenggarakan arena motor GP.

Suzuka ialah nama sirkuit balap di Jepang. Sementara negara Asia lain nan juga pernah mendapat kehormatan menjadi penyelenggaraan arena balap motogp ialah Malaysia. Negara jiran tersebut bahkan sudah menyiapkan arena balap spesifik di kawasan Sepang buat menjadi tuan rumah adu balap tersebut.

Ajang motor GP pada dasarnya bukan sekedar sebagai ajang adu kecepatan saja. Pada ajang tersebut, setiap pembalap mempertaruhkan nama besar mereka buat menjadi nan paling terampil mengendalikan kuda besi. Sementara bagi para produsen motor, ajang motogp menjadi sebuah promosi agar produk mereka dikenal sebagai nan paling baik daripada produk pesaing. Hal ini tentu buat mendongkrak penjualan motor mereka di pasaran umum.



Pembalap Legendaris Motor GP

Dalam perjalanannya, ada beberapa nama pembalap besar nan dilahirkan dari ajang sirkuit motogp ini. Mereka ialah pembalap-pembalap nan mampu menorehkan prestasi dan menciptakan beberapa rekor di arena balap.

Salah satu pembalap besar tersebut ialah Kevin Schwantz. Pembalap bergaya koboi ini selalu setia menunggangi motor RGV Gamma 500. Saat berlaga, Schwantz dikenal sebagai raja tikungan. Sebab, dengan dukungan motor berjarak sumbu pendek tersebut, menjadikannya sangat lihai buat menyalip versus di tikungan. Itulah salah satu cara nan dilakukannya sehingga mampu meraih predikat sebagai kampiun motogp pada tahun 1993.

Selain Schwantz, nama besar lain ialah Mike Doohan. Berbeda dengan Schwantz, Doohan merupakan raja nan menggunakan Honda sebagai pilihannya. Disponsori oleh salah satu merk pelumas Repsol, Doohan beberapa kali menjadi kampiun motogp. Hingga pensiun, nomor start 1 masih dipakainya pada musim terakhirnya di arena balap motor.

Nama terakhir nan layak disebut ialah Wayne Rainey. Pembesut motor Yamaha ini mengakhiri karir balapnya di atas kursi roda atas cedera nan dideritanya. Dan atas loyalitasnya, maka Yamaha pun memberikan sebuah tim tersendiri untuknya, yaitu Yamaha Rainey.