Tahapan Inseminasi Buatan
:
Tujuan dari perkawinan ialah buat membentuk suatu keluarga nan bahagia. Walau terkait dengan majemuk sistem kebudayaan, perkawinan merupakan proses alami buat beregenerasi.
Memiliki keturunan merupakan kebahagiaan tersendiri bagi pasangan menikah. Namun keinginan memiliki anak sering terhambat beberapa masalah kesehatan. Proses inseminasi protesis merupakan salah satu cara nan dipilih oleh pasangan menikah sebagai solusi mendapatkan keturunan.
Masalah Infertilitas
Inseminasi protesis ialah salah satu bentuk dari teknologi donasi reproduksi. Teknologi donasi reproduksi ialah merupakan cara agar seorang perempuan dapat mendapatkan keturunan melalui proses impregnasi. Inseminasi protesis merupakan salah satu solusi pagi pasangan menikah nan memiliki masalah fertilitas (kesehatan dan kesuburan reproduksi).
Ketidaksuburan (infertilitas) pada pria bisa terjadi jika tak mampu menghasilkan sperma (walau sukses melakukan ejakulasi dan mengeluarkan cairan semen), jumlah sperma nan rendah, atau kualitas sperma nan tak baik. Kondisi kesehatan fisik dan jiwa pria sangat berpengaruh terhadap kualitas sperma.
Seorang pria dengan kondisi fisik nan lelah membuat taraf produksi sperma rendah. Sperma diproduksi saat tidur, sehingga kualitas dan kuantitas tidur seorang pria memengaruhi produksi sperma. Makanan atau minuman nan tak sehat bisa menghambat produksi sperma . Rokok dan alkohol bisa menurunkan kualitas sperma.
Tingkat keberhasilan inseminasi sebagian besar terletak pada kondisi calon ibu. Usia calon ibu sangat berpengaruh terhadap kondisi rahim dan kualitas sel telur. Semakin tua usia calon ibu, semakin rendah pula peluang keberhasilan proses inseminasi buatan, terlebih jika calon ibu mendekati fase menopause.
Tahapan Inseminasi Buatan
Sebelum melakukan proses inseminasi buatan, calon ibu dianjurkan buat minum beberapa suplemen makanan buat merangsang kerja kelenjar hormon agar terjadi ovulasi atau keluarnya sel-sel telur.
Pada hari aplikasi inseminasi, calon ayah diminta buat mengeluarkan sperma. Cara paling mudah ialah dengan masturbasi. Sperma nan telah keluar dicuci. Sebagian besar cairan semen dibuang dan disisakan hingga sekitar seperempat miliiter. Dengan pengamatan mikroskopis, sperma dengan kualitas terbaik dipilih.
Sperma nan telah dipersiapkan, dimasukan ke dalam rahim istri. Kateter ialah alat bantu agar sperma bisa sampai ke rahim dengan baik. Intrauterine Insemination (IUI) ialah penamaan teknik memasukan sperma seperti ini. Ada juga teknik menempatkan sperma pada leher rahim. Teknik ini disebut sebagai Inseminasi Intracervical (ICI).
Kedua teknik ini, IUI dan ICI, digunakan secara bersamaan buat memperbesar peluang keberhasilan pembuahan. Setelah sperma masuk, calon ibu harus berbaring terlentang paling tak selama lima belas menit. Tujuannya agar sperma bisa mencapai sel telur.
Selama 17 hari, rahim ibu mendapatkan pengamatan cukup intensif. Jika terjadi pembuahan makan program inseminasi telah sukses dan selanjutnya ialah menjaga agar terbentuk embrio nan sehat dalam rahim calon ibu.
Sebenarnya tak ada perlakuan spesifik bagi ibu nan menjalai inseminasi buatan, namun ada kegiatan nan sebaiknya dihindari. Kegiatan berenang ataupun berendam sebaiknya tak dilakukan buat menghindari masuknya bakteri atau virus melalui vagina ke dalam rahim.
Inseminasi protesis bukanlah reproduksi aseksual. Walau tak terjadi interaksi seksual secara langsung, namun inseminasi protesis menghasilkan keturunan dari dua orangtua. Ini berbeda dengan proses regenerasi aseksual yaitu individu baru dihasilkan dari orangtua tunggal.
Reproduksi aseksual hanya bisa terjadi pada organisme taraf rendah seperti bakteri, beberapa jenis jamur, maupun hewan bersel tunggal. Bentuk-bentuk reproduksi seksual ialah membelah diri, bertunas, fragmentasi, sporogenesis, dan partenogenesis.
Inseminasi pada Hewan Ternak
Inseminasi protesis sudah lama dipraktikkan pada ternak. Proses ini sebenarnya merupakan solusi buat mengatasi masalah reproduksi pada hewan. Namun praktik inseminasi protesis juga dilakukan buat memacu perkembangbiakan ternak tanpa harus menunggu masa atau musim kawin.
Teknologi inseminasi protesis pertama kali dirintis di Italia oleh Lazanno Saplbanzani pada tahun 1780. Dari eksperimen nan dilakukan Lazanno terhadap beberapa ekor pasangan anjing, pembuahan dengan meminimalkan atau bahkan tanpa menyertakan cairan semen memiliki peluang keberhasilan sangat tinggi dan lebih efektif.
Proses inseminasi nan dilakukan pada manusia serupa dengan proses nan dilakukan pada hewan, namun berbeda prinsip tujuan. Sperma pejantan nan telah disiapkan dimasukan ke dalam uterus betina menggunakan alat kateter. Peluang keberhasilan inseminasi akan semakin tinggi jika dilakukan sinkron dengan siklus kesuburan betina.
Ada beberapa kelebihan inseminasi protesis pada hewan ternak. Inseminasi jelas memiliki peluang keberhasilan pembuahan nan lebih tinggi daripada proses pembuahan alami. Dalam satu kali ejakulasi, sperma nan keluar dari seekor pejantan bisa digunakan buat membuahi beberapa betina sekaligus. Dengan demikian, jumlah produksi ternak bisa meningkat secara langsung dan signifikan.
Sperma nan keluar dari pejantan bisa dibekukan buat waktu nan cukup lama. Sperma nan telah dibekukan ini bisa dikirim ke berbagai loka dengan risiko kerusakan sangat kecil. Hewan ternak pejantan nan memiliki sifat-sifat unggul bisa membuahi banyak betina di beberapa loka berbeda. Cara ini merupakan solusi terhadap mahal dan sulitnya mendapatkan ternak pejantan berkualitas.
Risiko penularan penyakit dampak perkawinan alami bisa diminimalisasi. Salah satu tahapan dalam inseminasi protesis ialah inspeksi kesehatan dan kualitas sperma. Jika sperma mengandung bibit penyakit, sperma bisa segera dibuang.
Kelebihan krusial dari inseminasi protesis pada hewan ternak ialah bisa terjadinya pembuahan dari penjantan terbaik dan betina terbaik. Persilangan genetik dengan inseminasi protesis lebih mudah sebab faktor konduite hewan tak berpengaruh besar. Seperti diketahui, hewan nan mengalami fase ereksi akan mengalami peningkatan sifat angresif. Jika tak ditangani dengan hati-hati, sifat militan justru bisa membahayakan ternak dan peternak itu sendiri.
Di Indonesia, kegiatan inseminasi protesis mendapat perhatian dan supervisi serius dari Kementrian Pertanian. Di kalangan peternak, inseminasi protesis lebih dikenal dengan sebutan kawin suntik, sebab kenyataannya memang indukan betina mendapatkan suntikan (injeksi) pada alat reproduksinya. Petugas inseminator mendapatkan pelatihan spesifik dan harus memiliki Surat Izin Melakukan Inseminasi (SIMI) nan dikeluarkan oleh Kementrian Pertanian.
Anti Sperm Antibody
Ketidakberhasilan pembuahan melalui proses seksual tak selalu disebabkan oleh ketidaksuburan kedua pasangan. Beberapa perempuan mengalami sindrom peningkatan imunitas terhadap benda atau zat asing. Sindrom ini disebut sebagai Anti Sperm Antibody (ASA).
Walau memiliki kualitas sel telur nan sangat baik, perempuan nan memiliki ASA memiliki peluang hamil nan sangat kecil. Setiap sperma nan masuk ke dalam rahim dianggap sebagai beda asing dan dengan demikian sistem kekebalan tubuh pada perempuan akan langsung mematikan sperma tersebut.
Penyebab dari ASA belum bisa diketahui secara pasti. Mungkin sekali terjadi trauma dari tubuh terkait penggunaan alat kontrasepsi maupun tubektomi. Namun ASA bisa diatasi dengan terapi Paternal Lecocyte Immunization (PLI). Proses terapi bisa berlangsung lama sebab sistem imun tubuh perempuan harus diturunkan secara bertahap.
Bisa juga selama terapi PLI, pasangan tak boleh melakukan interaksi seksual dalam jangka waktu eksklusif buat menghindari masuknya sperma ke dalam rahim. Semakin sering sperma masuk ke rahim menyebabkan ASA semakin kuat.
Bagi perempuan nan memiliki ASA tetap memiliki peluang keberhasilan dalam melakukan inseminasi buatan. Proses terapi PLI harus berjalan dengan baik, dan pada level nan semakin rendah, ASA menjadi semakin lemah sehingga proses pembuahan bisa terjadi.
Solusi Memiliki Keturunan dengan Biaya Terjangkau
Inseminasi protesis merupakan solusi paling banyak dipilih bagi pasangan menikah buat mendapatkan keturunan. Biaya nan dibutuhkan masih dapat dijangkau oleh masyarakat kalangan menengah, kira-kira sebesar empat juta rupiah.
Dibanding dengan berbagai terapi maupun program bayi tabung , serta lamanya proses penantian keturunan pada pasangan menikah, biaya inseminasi protesis dapat dianggap sangat murah. Proses inseminasi protesis bisa disebut sederhana dan tak memerlukan penanganan khusus. Hanya saja, peluang kegagalan dari inseminasi protesis masih tetap ada, dan jika gagal, pasangan menikah hanya boleh mengulangi sebanyak empat kali.[]