Fase Menstruasi
Mungkin masih banyak perempuan nan masih belum faham proses terjadinya menstruasi . Padahal mereka secara berkala, setiap bulan mengalami menstruasi tersebut. Menstruasi merupakan proses alamiah nan niscaya dialami oleh setiap perempuan dari mulai baligh sampai masa menopause dimana menstruasi sudah tidak terjadi lagi.
Menstruasi dapat disebut sebagai proses divestasi endometrium atau dinding rahim nan biasanya disertai dengan pendarahan dan terjadinya secara berkala. Proses keluarnya cairan darah tersebut nan sering disebut proses terjadinya menstruasi, nan biasa terjadi pada perempuan nan berusia 11-12 tahun sampai usia sekitar 45-56 tahun (menopause). Lamanya menstruasi bervariasi tergantung dari kondisi si perempuan. Namun secara generik biasanya trjadi selama 4-7 hari.
Siklus
Proses terjadinya menstruasi sangat dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Selain menstruasi terjadi pada manusia, hewan primata besar pun mengalami apa nan disebut menstruasi. Sementara hewan menyusui lainnya mengalami suatu siklus nan disebut estrus.
Normalnya, pada manusia siklus menstruasi terjadi 28 hari, namun angka hari tersebut hanya berlaku umum. Artinya dapat saja seorang perempuan nan mengalami menstruasi siklusnya terjadi 21-30 hari. Darah nan keluar setiap hari sekitar 10-80 ml, rata-rata mencapai 35-40 ml setiap hari.
Dalam setiap menstruasi biasanya seorang perempuan menggunakan pembalut buat menjaga kenyamanan ketika beraktifitas atau ketika tidur. Untuk menjaga kesehatan minimal pembalut harus diganti 2 kali sehari. Sebaiknya, bagi perempuan nan sedang menstruasi buat menggunakan pembalut nan anti bakteri dan banyak rongga supaya siklus udara nan dihasilkannya lancar.
Fase Menstruasi
Dalam proses terjadinya menstruasi, biasanya terjadi dalam beberapa fase nan normal terjadi. Fase tersebut terbagi menjadi empat yakni:
- Fase menstruasi, yakni keluarnya sel-sel endometrium nan luruh dampak tak terjadinya pembuahan. Hal ini dapat terjadi di hari pertama sampai ke tujuh (normalnya).
- Fase par-ovulasi, terjadinya peningkatan estrogen di dalam tubuh sehingga berimplikasi pada pematangan ovum dalam ovarium. Terjadi di hari ke-7 sampai dengan hari ke-13.
- Fase ovulasi, yakni sering juga disebut masa fertile nan ditandai dengan keluarnya ovum dari ovarium. Bila tepat waktu, biasanya tertjadi pada hari ke-14.
- Fase pasca-ovulasi, yakni terjadinya kenaikan progesteron sehingga endometrium bersiap dalam menerima embrio buat berkembag. Namun bila tidak terjadi proses fertilisasi maka akan kembali ke menstruasi.
Gejala Umum
Setiap perempun nan akan mengalami proses terjadinya menstruasi, biasanya akan mengalami gejala seperti:
- Perasaan dan kondisi badan nan tak fit.
- Mual dan muntah.
- Terasa demam.
- Sakit pada vagina ketika buang air kecil.
- Kadar emosi nan mengalami peningkatan sehingga akan mudah sekali tersinggung.
- Mengalami bengkak dan nyeri pada payudara.
- Terasa gatal-gatal pada kulit.
Itulah beberapa hal nan patut dipahami dalam proses terjadinya menstruasi oleh perempuan.
Menstruasi dan Masa Subur
Menghitung masa fertile erat kaitannya dengan siklus menstruasi pada wanita. Menstruasi ialah proses bulanan nan terjadi pada organ reproduksi wanita. Pada proses tersebut, dinding rahim wanita mengalami endometrium atau divestasi dinding rahim nan disertai dengan pendarahan.
Di antara rentang usia remaja hingga wanita tersebut mengalami menopause , menstruasi ialah hal rutin nan datang setiap bulannya, kecuali saat wanita tersebut hamil. Lamanya menstruasi pada wanita tak selalu sama. Menstruasi biasanya berlangsung antara lima hingga sepuluh hari.
Setiap bulannya, siklus haid atau menstruasi pada setiap wanita juga berbeda-beda. Siklus haid umumnya berada di antara rentang waktu 25 hari hingga 35 hari. Namun, tak sedikit juga wanita nan memiliki siklus haid kurang atau bahkan lebih dari itu. Disparitas siklus haid nan terjadi pada wanita disebabkan sebab hormon nan juga berbeda.
Wanita memiliki dua ovarium nan masing-masing menyimpan sejumlah 200.000 hingga 400.000 ribu telur belum matang. Menstruasi termasuk dalam proses pematangan ovarium tersebut.
Dalam waktu empatbelas hari sebelum menstruasi bulan serikutnya datang, sel telur tersebut dalam keadaan matang dan siap buat dibuahi. Masa-masa itulah nan disebut dengan masa subur.
Anda dapat mulai menghitung masa fertile ketika haid pada hari pertama. Jika siklus haid Anda 25 hari dan mendapatkan haid pada tanggal 1 serta menstruasi berlangsung selama tujuh hari, dapat dipastikan Anda akan mendapatkan haid berikutnya pada tanggal 3 bulan berikutnya (jika hitungan bulan sebanyak 30 hari). Maka, dua minggu atau empat belas hari sebelum tanggal 3 itulah masa fertile Anda, nan berarti masa fertile Anda berada di sekitar tanggal 19.
Menghitung Masa Fertile dengan Siklus Menstruasi
Bagi Anda nan ingin segera memiliki anak, demi memperoleh kehamilan bisa melakukan interaksi intim di masa subur. Ada berbagai cara buat menghitung masa subur.
Salah satu caranya ialah dengan metode menghitung siklus menstruasi. Pembahasan sebelumnya mengenai siklus menstruasi telah menjabarkan pembentukan sel telur nan siap dibuahi. Keberadaan sel telur inilah nan menunjukkan masa fertile seorang wanita.
Selain dengan memantau siklus menstruasi, beberapa cara lain buat menentukan masa fertile ialah dengan cara mengamati perubahan lender dan perubahan suhu tubuh basal. Pelacakan masa fertile bisa dilakukan dengan metode hitungan siklus menstruasi jika haid teratur setiap bulan.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa siklus menstruasi nan normal berkisar 25 hingga 35 hari sehingga sel telur dilepaskan pada pertengahan siklus menstruasi, yaitu sekitar hari ke-13 hingga ke-16 dihitung dari hari pertama menstruasi.
Masa nan memungkinkan bagi sel telur buat dibuahi ialah tiga hari sebelum hari ke-13 dan tiga hari setelah hari ke-16 dari hari pertama siklus menstruasi tersebut. Perhitungan ini juga didasari oleh probabilitas sel sperma nan bisa bertahan hayati hingga 72 jam sebelum mencapai sel telur. Siklus menstruasi normal pada umumnya ialah 28 hari, sehingga pertengahan siklus menstruasi ialah hari ke-14. Cara menghitungnya ialah 28 dibagi 2.
Maka dari itu, masa suburnya dimulai dari tiga hari sebelum hari ke-14, yaitu hari ke-11. Cara menghitungnya ialah 14 dikurangi 3. Akhir dari masa fertile ialah tiga hari setelah hari ke-14, yaitu hari ke-17.
Cara menghitungnya ialah 14 ditambah 3 sehingga masa fertile berlangsung dari hari ke-11 hingga hari ke-17 atau tujuh hari dari suatu siklus menstruasi nan normal.
Contohnya ialah jika haid pertama ialah tanggal 16 maka masa fertile dimulai dari tanggal 26 hingga tanggal 2 bulan berikutnya (dengan anggapan satu bulan terdapat 30 hari).
Bagi wanita nan memiliki siklus menstruasi tak teratur, misalnya kurang dari 28 hari. Maka dari itu, masa fertile diperhitungkan dari jadwal siklus menstruasi nan akan datang. Biasanya sel telur akan keluar pada 14 hingga 16 hari sebelum haid berikutnya.
Misalnya estimasi menstruasi nan akan datang ialah tanggal 21 Januari maka diperkirakan sel telur akan dilepas pada tanggal 5 dan 7 Januari. Cara menghitungnya ialah 21 dikurangi 16, hasilnya 5 Januari. Dan 21 dikurangi 14, hasilnya 7 Januari. Berarti masa fertile berlangsung antara 3 Januari (5 Januari dikurangi 3 hari sebelumnya) hingga 10 Januari (7 Januari ditambah 3 hari sesudahnya).
Apabila siklus menstruasi sama sekali tak teratur maka dibutuhkan data siklus menstruasi minimal 6 bulan hingga setahun. Kemudian dihitung menggunakan rumus Ogino Knouss , dengan cara mencari jumlah hari siklus menstruasi paling pendek dan jumlah hari siklus menstruasi nan paling panjang. Perhitungannya ialah dengan mengurangi 18 dari siklus menstruasi terpendek dan mengurangi 11 dari siklus menstruasi nan terpanjang.
Misalnya ialah jika siklus menstruasi terpanjang sejumlah 40 hari dan jumlah hari siklus menstruasi terpendek ialah 28 hari. Maka perhitungannya ialah 28 – 18 = 10 dan 40 – 11 = 29. Sehingga estimasi masa fertile dimulai dari hari ke-10 sejak menstruasi pertama hingga hari ke-29. Rentang waktu masa fertile memang menjadi lebih panjang sebab tak bisa diperkirakan kepastian nan paling mendekati.
Hal ini disebabkan oleh siklus menstruasi nan rancu sehingga sulit diketahui, kapan persisnya estimasi sel telur dilepaskan. Bagi wanita nan memiliki siklus menstruasi tak teratur, sebaiknya periksa diri ke dokter supaya bila ada masalah dapat segera melakukan tindak pengobatan.
Kelainan Siklus Menstruasi
Berikut ini akan dijabarkan mengenai kelainan pada siklus menstruasi:
Dysmenorrhea atau Menstruasi nan Menyakitkan
Gejala pada dysmenorrhea ialah rasa sakit pada punggung bagian bawah atau kaki, sakit pada tulang panggul dan kram perut. Selain ini, siklus menstruasi ini bisa merupakan indikasi ketidaksuburan.
Dysmenorrhea bisa disebabkan dengan naiknya kadar kimia alami di dalam tubuh saat ovulasi sehingga menyebabkan rasa sakit. Kelainan reproduksi, endometriosis atau fibroids bisa juga mengakibatkan rasa sakit saat menstruasi. Sebaiknya periksa ke dokter buat memastikan.
Menorrhagia atau Menstruasi nan Sangat Hebat
Derasnya darah menstruasi bisa disebabkan tak seimbangnya hormon atau kelainan rahim. Pengidap kelainan ini mengalami gejala menstruasi selama tujuh hari atau lebih dan darah nan keluar tak tertampung oleh pembalut. Gumpalan darah dalam jumlah besar bisa juga menjadi gejala menorrhagia. Kelainan ini bisa menyebabkan anemia .
Oligomenorrhea atau Menstruasi Tidak Teratur
Oligomenorrhea ini disebabkan oleh tak seimbangnya hormon atau kelainan sehingga siklus menstruasi berubah-ubah jumlah harinya. Oligomenorrhea ini bisa berdampak pada taraf kesuburan dan kesempatan wanita buat memperoleh keturunan.
Sebenarnya siklus menstruasi nan tak bisa diprediksi jumlah harinya termasuk normal. Namun, jika hal ini terjadi pada tahun pertama wanita mengalami menstruasi dan saat pra menopause atau menjelang menopause.
Amenorrhea atau Tidak Mengalami Menstruasi
Kehamilan menyebabkan wanita tak mengalami menstruasi. Amenorrhea dapat juga disebabkan oleh penyakit, stres, latihan terlalu berat atau turunnya berat badan secara drastis. Hal ini bisa menyebabkan sulit hamil.