Metode Tafsir Quran

Metode Tafsir Quran

Al-Quran bagaikan samudera luas yang dalam. Para ulama telah mengerahkan segala daya dan kemampuan buat menggali kandungan Al-Quran lewat tafsir quran sejak dulu hingga sekarang. Akan tetapi perbendaharaan Al-Quran tak pernah habis. Ratusan bahkan ribuan tafsir quran telah menggalinya. Namun, selama itu pulalah Al-Quran memperlihatkan "keinginannya" buat terus digali.

Hal ini sangat wajar sebab Al-Quran ialah Kalamullâh , kitab nan diciptakan oleh Zat nan tiada terbatas ilmu-Nya. Adapun manusia hanya sekadar ciptaan-Nya nan memiliki kemampuan sangat terbatas.

Ilmu manusia bagaikan setetes embun di tengah samudera nan luas. Jadi, bagaimana mungkin ilmu manusia nan sangat terbatas mampu menjangkau ilmu Allah nan tiada terbatas.

Walaupun demikian, upaya para ulama buat menafsirkan Al-Quran merupakan usaha nan sangat terpuji, luar biasa, dan patut dihargai. Betapa tidak, dengan hadirnya karya-karya mereka kita bisa mengenal Al-Quran secara lebih mendalam, empati estetika bahasanya, kedalaman maknanya, dan keabadian pesan-pesannya.



Tafsir Quran - Ilmu Bantu buat Menafsirkan Al-Quran

Sebagai Kalamullâh yang diturunkan dalam bahasa Arab nan tinggi mutunya, tak sembarang orang dapat menafsirkan Al-Quran. Ada banyak hal nan harus dimiliki oleh seorang mufassir (ahli tafsir quran). Salah satunya ialah dominasi nan baik terhadap ilmu bantu atau ilmu alat.

Apa saja ilmu alat nan bisa menunjang proses penafsiran Al-Quran? Setidaknya, ada dua belas cabang ilmu bantu nan dipakai oleh para mufassir buat menggali isi Al-Quran.



1. Tafsir Quran - Ilmu Tajwid

Inilah ilmu nan digunakan buat memahami cara membaca Al-Quran dengan baik, di antaranya cara mengeluarkan dan membunyikan kata-kata, panjang pendeknya, permulaan dan perhentian bacaan, dan lainnya.



2. Tafsir Quran - Ilmu Qira'at

Ilmu Qira'at ialah ilmu tentang cara membaca Al-Quran. Ilmu ini biasanya dipelajari oleh orang-orang nan sudah lancar membaca Al-Quran dan mengetahui ilmu tajwid. Cara-cara membaca Al-Quran ini sudah ada sejak zaman Nabi SAW.

Beliau sendiri nan mengoreksi mana bacaan nan dapat digunakan dan mana bacaan nan tak dapat digunakan. Sampai saat ini terdapat 15 macam cara membaca Al-Quran nan disetujui.



3. Tafsir Quran - Ilmu Gharibil Quran

Yaitu cabang ilmu nan memfokuskan kajian buat menerangkan arti kata perkata dalam Al-Quran, termasuk menjelaskan arti kata-kata nan belum dikenal, baik nan memiliki arti sebenarnya atau arti kiasan. Dominasi terhadap ilmu Gharibil Quran akan meminimalisasi kesalahan dalam menerjemahkan atau menafsirkan ayat-ayat Al-Quran.



4. Tafsir Quran - Ilmu Amsalul Quran

Yaitu ilmu nan membahas tentang perumpamaan, pepatah dan petitih, interaksi antara bahasa Arab dan bahasa Al-Quran. Ilmu ini sangat bermanfaat buat meluaskan pengetahuan bahasa Arab, khususnya nan berkaitan dengan isi Al-Quran.



5. Tafsir Quran - Ilmu Bada'il Quran

Yaitu sebuah ilmu nan mengkaji estetika susunan Al-Quran, memberi uraian tentang kesusastraan, estetika bahasa Al-Quran, dan hal-hal nan berkaitan dengannya.



6. Tafsir Quran - Ilmu Ashbabun Nuzul

Yaitu ilmu nan membahas sebab-sebab turunnya ayat Al-Quran. Ilmu ini sangat berguna buat memahami dan menentukan tujuan suatu ayat.



7. Tafsir Quran - Ilmu Nasikh wal Mansukh

Yaitu ilmu nan membahas ayat-ayat nan dianggap hukumnya sudah dihapuskan oleh ayat-ayat lain, membandingkan arti dan tujuan antara satu ayat dengan ayat nan lain, mengartikan dan mencari tujuan dari setiap kata serta hubungannya, dan aspek lain nan diperlukan dalam menafsirkan ayat tersebut.



8. Tafsir Quran - Ilmu Ma'rifatil Muhkam wal Mutasyabih

Ilmu ini berusaha menerangkan kesesuaian antara satu ayat dengan ayat nan lain, baik permulaan ayat ataupun akhir ayat.



9. Tafsir Quran - Ilmu Mawathinin Nuzul

Ilmu ini memfokuskan kajian buat mengetahui loka ayat-ayat itu diturunkan, waktu turun, permulaan dan akhirnya, dan lain-lain.



10. Tafsir Quran - Ilmu Aqsamul Qur'an

Yaitu salah satu ilmu nan disusun buat memeriksa arti dan maksud sumpah-sumpah nan terdapat dalam Al-Quran.



11. Tafsir Quran - Ilmu Jidalil Quran

Ilmu ini digunakan buat mengetahui sanggahan-sanggahan nan ada dalam Al-Quran kepada kaum musyrikin, buat mengetahui cara-cara dan sikap mereka dalam menyerang Al-Quran.



12. Tafsir Quran - Ilmu Adabi Tilawatil Quran

Ilmu ini menjelaskan aneka permasalahan nan berkaitan dengan adab-adab membaca Al-Quran. Akan tetapi, ayat-ayat Al-Quran nan dibahas senantiasa dilengkapi dengan hadits-hadits nan menceritakan keutamaan-keutamaan membaca Al-Quran.



Metode Tafsir Quran

Secara garis besar, terdapat dua metode tafsir quran dalam Islam, yaitu tafsir quran bir riwayah dan tafsir quran bir ra'yi . Berikut pembahasan kedua metode tafsir quran tersebut.



Tafsir Quran - Tafsir bir Riwayah

Tafsir bir riwayah merupakan metode tafsir quran nan lebih fokus pada ayat Al-quran dan riwayat hadis. Isi tafsir quran dengan metode ini didominasi oelh riwayat hadis dan sangat sporadis pengarang tafsir quran ini nan mengemukakan pemikirannya. Tafsir At-Thabari ialah contoh nan mewakili corak tafsir quran metode ini.

Unsur nan dianggap terbaik dari tafsir quran ini yaitu mufassir memakai ayat Al-quran buat menafsirkan ayat Al-quran lainnya. Dalam ungkapan bahasa Arab, hal ini disebut Al-Qur'an yufassiruhu ba'dhuhu ba'dhan (Al-quran itu menafsirkan sebagian ayatnya dengan sebagian ayat nan lainnya).

Metode tafsir quran bir riwayah dibagi ke dalam dua bentuk pernafsiran, yaitu sebagai berikut.

  1. Tafsir at-tahlili . Tafsir quran ini berarti pakar tafsir quran ( mufasssir ) mengawali atau memulai kitab tafsirnya dari Surat Al-Fatihah sampai Surat An-Nas. Pakar tafsir quran ini menguraikan tafsir quran berdasarkan urutan surat di dalam Al-quran dan sama kitab tafsir klasik mengikuti model tafsir quran ini.

  2. Tafsir maudhu'i (tematik). Tafsir quran ini memiliki pengertian mufassir (ahli tafsir quran) tak mengawali tafsir dari surat pertama sampai surat ke-114, tetapi memilih tema eksklusif di dalam Al-quran. Setelah itu, menghimpun semua ayat Al-quran nan berhubungan dengan tema tersebut dan dilanjutkan dengan menafsirkan buat menjelaskan makna dari tema tersebut. Contoh dari tafsir quran ini yaitu ketika Anda ingin mengetahui apa makna Islam di dalam Al-quran. Himpunlah seluruh ayat nan memuat kata Islam dan segala derivasinya kemudian dilakukan penafsiran. Jadi, tafsir quran model ini sifatnya tematis.


Tafisr Quran - Tafsir bir Ra'yi

Tafsir quran model ini ialah kebalikan dari tafsir quran model tafsir bir riwayah . Tafsir bir ra'yi lebih fokus pada pemahaman ar'yu (akal) ketika memahami kandungan nash. Tafsir quran ini tetap menggunakan ayat dan hadis, tetapi porsinya cenderung pada akal. Contoh tafsir quran model ini di antaranya Tafsir Fakh Ar-Razi , Tafsir Al-Kasysyaf karya Zamakhsyari nan berasal dari kalangan Mu'tazilah, dan Tafsir Al-Manar .

Tafsir quran bir ra'yi dibagi ke dalam tiga bentuk, yaitu sebagai berikut.

  1. Tafsir bil 'ilmi . Tafsir quran nan menafsirkan kenyataan alam dengan merujuk ayat Al-qruan.
  2. Tafsir falsafi . Tafsir quran nan memakai pisau filsafat buat membedah ayat Al-quran.
  3. Tafsir sastra. Tafsir quran nan lebih menitikberatkan aspek sastra dari ayat Al-quran.

Lalu, metode tafsir quran jenis apa nan terbaik dan kitab tafsir quran mana nan terbaik? Syeikh Abdullah Darraz pernah berkata, " Al-quran itu seperti intan berlian nan ketika dipandang dari segala sudut, tetap akan memancarkan cahaya. Jika saja Anda memberikan kesempatan kepada teman Anda buat melihat kandungan ayat Al-quran, mungkin saja ia akan melihat lebih banyak dari nan Anda lihat ."

Simpulannya, Anda jangan risi memilih metode tafsir quran mana nan terbaik. Pada intinya, semua metode quran bertujuan menyingkap cahaya Al-quran.