Jurnal Biologi- Sifat-Sifat Enzim

Jurnal Biologi- Sifat-Sifat Enzim

Pernahkah Anda membaca jurnal biologi ? Jika pernah, tentu Anda akan menemukan enzim dan penjelasannya. Enzim ialah biokatalis reaksi-reaksi biokimia dalam tubuh makhluk hidup. Biokatalis ialah zat biologis nan bisa mempercepat reaksi biokimia tanpa ikut terkonsumsi dalam reaksi biokimia itu. Dalam suatu reaksi enzimatis, enzim mengubah molekul awal zat, substrat, menjadi hasil reaksi nan bentuk molekulnya berbeda dari molekul awal. Molekul hasil reaksi ini disebut produk.

Hampir setiap reaksi dalam sel biologis memerlukan enzim agar dapat terjadi pada kecepatan nan signifikan. Enzim hanya bereaksi dengan subtrat eksklusif (bekerja secara spesifik) dan hanya mengkatalisasi reaksi tertentu. Kerja beberapa enzim nan khusus menentukan reaksi apa dan bagaimana urutan reaksi terjadi dalam sel. Urutan reaksi nan terjadi dalam sel ini dinamakan jalur metabolik ( metabolic pathway ).

Aktivitas enzim dapat dipengaruhi oleh molekul lain. Molekul nan menurunkan aktivitas enzim disebut inhibitor. Kebanyakan obat-obatan dan racun ialah inhibitor. Molekul nan meningkatkan aktivitas enzim disebut aktivator. Aktivitas enzim juga dipengaruhi oleh temperatur, konsentrasi subtrat dan kondisi lingkungan, misalnya keasaman.



Jurnal Biologi- Sejarah Singkat Enzim

Enzim sangat dekat dengan keseharian hayati manusia. Pencernaan daging dalam perut, pengubahan pati menjadi gula nan sederhana dalam mulut kita, dan lain-lain. Namun, kata enzim baru digunakan Wilhelm Kuhne pada 1877. Kuhne menggunakan bahasa Yunani ενζυμον (baca: enzimon) nan artinya 'dalam ragi'. Kata ini digunakan dalam upaya Kuhne menjelaskan zat nan terlibat dalam fermentasi alkohol.

Kata enzim sekarang hanya merujuk pada substansi nonhayati, seperti pepsin, sedangkan kata fermentasi merujuk pada aktivitas kimia nan dihasilkan oleh organisme hidup. Eduard Buchner, pada 1897, menemukan bahwa enzim dapat bekerja di luar sel hidup. James B. Sumner, pada 1926, sukses menunjukkan bahwa enzim urease merupakan sebuah protein murni dan sukses mengkristalisasinya.

Northtrop dan Stanley memberikan bukti pastinya melalui penelitian mereka pada enzim pepsin, tripsin, dan kimotripsin.



Jurnal Biologi- Struktur dan Prosedur Kerja Enzim

Enzim secara generik ialah protein globular nan terdiri atas minimal 62 asam amino. Aktivitas enzim ditentukan oleh struktur tiga dimensinya. Namun, sampai saat ini, masalah bagaimana struktur tiga dimensi enzim dapat mempengaruhi fungsi enzim masih belum terpecahkan.

Kebanyakan enzim jauh lebih besar dibandingkan dengan subtratnya dan hanya sebagian kecil dari enzim (antara tiga sampai empat asam amino) nan terlibat langsung dalam proses katalisis. Bagian enzim nan berisi sisa katalitik, berikatan dengan substrat, dan nan menyebabkan terjadinya reaksi dikenal sebagai sisi aktif.

Enzim juga dapat memiliki sisi nan berikatan dengan kofaktor. Kofaktor ialah bagian enzim nan bukan merupakan protein tetapi krusial dalam mengaktivasi enzim. Enzim nan tak memiliki kofaktor bersifat tak aktif dan disebut apoenzim. Sementara enzim nan memiliki kofaktor, disebut holoenzim.

Kofaktor dapat berupa senyawa anorganik (seperti ion logam atau gugus besi-belerang) atau senyawa organik (seperti flavin dan heme). Kofaktor organik dapat berupa gugus prostetik nan berikatan kuat dengan enzim atau berupa koenzim nan berikatan lemah dengan enzim. Koenzim dilepaskan dari enzim selama berlangsungnya reaksi.

Lalu, bagaimana cara enzim bekerja? Emil Fisher menggambarkan cara kerja enzim dengan model anak kunci dan gemboknya. Jadi, seperti gembok nan hanya dapat dibuka oleh anak kunci khusus. Begitupun, enzim nan hanya bereaksi dengan subtrat tertentu. Ini menunjukkan bahwa enzim bekerja secara spesifik.



Jurnal Biologi- Sifat-Sifat Enzim

Di dalam jurnal biologi nan mengupas tentang enzim, salah satu pembahasannya ialah tentang sifat-sifat enzim. Bila dikaji ada tiga sifat enzim.

  1. Umumnya, enzim memiliki kemampuan dalam mempercepat laju reaksi, meski reaksi sendiri tidak sedikitpun memberi pengaruh apa-apa terhadap enzim. Anda mau tau seperti apa enzim itu jika bisa ibaratkan? Sifat enzim bisa diibaratkan seperti alat kunci inggris. Anda niscaya pernah melihat atau menggunakan kunci inggris, bukan? Ya, meski tetap dipakai berulang kali, ia tetap dapat mengencangkan maupun mengendurkan baut. Seperti itulah sifat enzim.

Ia terus bekerja setelah melakukan satu reaksi kimia. Tentunya, ini menimbulkan efektivitas, sebab telah melakukan satu reaksi kimia. Tahukah Anda berapa kali kecepatan reaksi dalam taraf sel? Ia bisa melakukannya sejuta kali lebih cepat dengan adanya enzim.

  1. Enzim bekerja sangat teratur. Ia hanya mengerjaan pada jenis molekul nan tertentu. Tak lebih. Inilah nan disebut dengan subsrat. Jika diibarat kunci inggris, ia hanya bisa digunakan buat ukuran baut tertentu.
  2. Selain kedua sifat di atas, enzim bisa mempercepat laju reaksi nan sama. Meski berbeda arah. Jika diibarat dengan kunci inggris, ia hanya bisa digunakan buat mengencangkan ataupun mengendurkan baut tergantung dari mana kita memulainya. Apakah bagian baut sudah terpasang atau belum. Seperti itu nan terjadi pada enzim.
  3. Enzim juga bisa memecah molekul menjadi dua bagian, bahkan bisa menyatukan molekul nan sudah terpecah menjadi satu. Semuanya tergantung pada kebutuhan reaksi kimianya.


Jurnal Biologi- Mengenal Enzim Pencernaan

Di dalam jurnal biologi kerap disebutkan bahwaa enzim ialah bagian dari protein. Sehingga seluruh sifat protein inheren erat dengan enzim. Misalnya akan mengalami rusk atau denaturasi saat suhu sekitarnya sangat tinggi. Bila dikaji, enzim pencernaan terdapat di lambung dan usus.

  1. Enzim Ptialin

Enzim ptialin terdapat di rongga mulut atau di kelenjar ludah. Ia dihasilkan oleh glanduka parotis. Fungsinya buat mengubah amilum atau zat tepung menjadi glukosa nan menjadi bahan dasar energi manusia.

Contoh generik dari enzim ptialin saat kita makan roti. Roti mengandung karbohidrat, oleh enzim ptialin diubah menjadi bentuk nan lebih sederhana menjadi glukosa.

  1. Enzim Pepsin

Enzim Pepsin terdapat di lambung manusia. Tugasnya mengubah protein nan diserap tubuh menjadi pepton. Pepton sendiri nanti dipecah lagi agar dapat diangkut oleh darah.

  1. Enzim renin

Enzim renin terdapat di lambung. Ia berfungsi buat mengedapkan kasein. Kasein ialah protein nan terdapat di dalam susu. Enzim renim sendiri dihasilkan oleh kelenjar penghasil enzim nan terdapat di dinding lambung.Jadi, prosesnya terjadi setelah kasein mengendap, baru dirubah oleh enzim renin agar air susu bisa dicerna oleh tubuh.

  1. Enzim Lipase

Enzim lipase juga terdapat di lambung. Fungsinya terdapat ketika terjadi proses pemecahan lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Enzim ini bersumber dari dinding lambung. Ia keluar bersamaan dengan enzim pepsin dan enzim renin.

  1. Enzim Tripsin

Enzim tripsin terdapat di usus. Ia berfungsi mengubah pepton menjadi asam amino. Ia disereksi ke dalam duodenum, sehingga protein terserap dengan baik ke dalam usus.

  1. Enzim Sukrase

Enzim sukrasa berfungsi sebagai pengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Ia dikeluarkan melalui getah usus halus.

  1. Enzim Maltase

Enzim maltase mengubah maltosa menjadi glukosa. Ia terdapat di usus halus. Ia lebih mudah buat direaksikan secara kimiawi oleh tubuh buat diserap sebagai sumber energi.

  1. Enzim Isomaltase

Enzim Isomaltase juga terdapat di usus halus. Ia dihasilkan lewat getah usus. Ia bisa mengubah zat maltase mnejadi komaltose dengan susunan nan lebih sederhana.

  1. Enzim Laktase

Enzim laktase memiliki peran sebagai pengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Dengan adanya perubahan tersebut, struktur kimianya menjadi lebih mudah diterima sebagai nutrisi tubuh manusia.

  1. Enzim Peptidase

Enzim peptidase berperan buat mengurai ikatan peptida menjadi asam amino. Makanya ia dikeluarkan bersamaan dengan getah usus halus atau intestinum.

  1. Enzim Ribonuklease

Enzim ribonuklease berperan buat memisahkan ikatan fosfat nan saling menghubungkan nukleotida.

Dari klarifikasi tentang aneka macam enzim pencernanaan manusia bisa dipahami bahwa keberadaan enzim luar biasa. Apalagi, fungsi utamanya buat pengaturan penyerapan nutrisi tubuh manusia. Maka tidak heran bila kekurangan enzim akan mengakibatkan gangguan pencernaan. Dari gangguan pencernaan akan meningkat menjadi gangguan penyerapan.

Sehingga kita jadi memahami bahwa orang nan mengalami gangguan pencernaan berrati mengalami kekurangan enzim. Untuk melihat orang nan mengalami gangguan pencernaa bisa dilihat secara kasat mata, sedangkan buat gangguan penyerapan hanya bisa dideteksi melalui gejala-gejala nan timbul.

Maka dari itu, ketika seseorang sudah mengalami nafsu makan menurun, perut kembung, diare, dan sejenisnya, diprediksikan ia mengalami gangguan pencernaan nan sudah hampir mendekati gangguan penyerapan. Namun umumnya, kebanyakan orang hanya menyebutnya sedang mengalami gangguan pencernaan.

Ketika sudah mengalami gangguan pencernaan, maka konsumsi selalu suplemen. Tentunya suplemen nan sinkron dengan petunjuk dokter. Atau, dapat juga dengan mengonsumsi vitamin B kompleks sebab ia berfungsi buat melancarkan metabolisme tubuh.