Negeri Pemanfaat Etanol

Negeri Pemanfaat Etanol

Etanol ialah cairan tidak berwarna, mudah terbakar, dan bersifat volatil (mudah menguap). Etanol biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari pada minuman beralkohol, antiseptik, dan termometer. Secara trivial, dalam kehidupan sehari-hari, sebutan alkohol biasanya merujuk pada etanol. Kini telah populer juga bahan bakar etanol .



Perjuangan Panjang

Upaya pencarian jenis bahan bakar selain nan berasal dari fosil, terus saja dilakukan. Berbagai cara ditempuh agar mendapatkan bahan bakar nan pas dengan cadangan nan cukup banyak dan mudah diperoleh. Namun, buat sementara ini memang belum ada nan dapat menggantikan bahan bakar tidak terbarui seperti minyak bumi dan batubara. Keberadaan kedua jenis bahan bakar ini seolah begitu mendominasi. Selain kemudahan dan harga nan murah, pola pikir manusia masih saja menganggap bahwa bahan bakar dari fosil itu ialah bahan bakar nan terbaik saat ini. Walaupun mereka juga menyadari bahwa bahan bakar nan tidak dapat diperbarui itu suatu saat akan habis dan manusia harus mengalami kerugian nan besar bila tak segera beralih ke bahan bakar nan dapat diperbarui.

Nyatanya memang cukup berat mencari pengganti bahan bakar dari fosil tersebut. Berbagai mesin termasuk mobil dan alat transportasi lain telah diupayakan menggunakan bahan bakar nan terbuat dari bahan makanan. Apa nan terjadi ialah bahwa menurunnya pasokan buat bahan standar pembuatan makanan. Tentu saja hal ini menjadi satu dilema nan tidak dapat dibiarkan begitu saja. Kalau penggunaan jagung dan minyak kelapa sawit lebih diutamakan bagi pembuatan bahan bakar alternatif, maka kenyataan kelaparan akan semakin meluas.

Hal ini juga nan menjadi satu pemikiran bersama bagi orang-orang nan berkecimpung dalam pengupayaan bahan bakar alternatif tersebut. Saat listrik digunakan sebagai bahan bakar pengerak mobil, nan menjadi hambatan ialah persiapan buat pengisian bahan bakarnya nan masih sangat terkendala oleh fasilitas. Tidak heran bahwa para penggerak penggunaan bahan bakar alternatif ini biasanya memang berasal dari kalangan nan berekonomi kuat. Tidak mungkin orang miskin mampu mendanai sebuah mobil listrik nan biaya opersionalnya sangat tinggi itu.

Dengan adanya upaya nan tiada mengenal lelah itu, orang-orang nan telah berkomitmen mencari bahan bakar alternatif ini perlu diberikan penghargaan nan lebih. Mereka rela mengeluarkan uang ratusan juta hingga miliaran rupiah demi melihat bumi lebih higienis dari polusi dan langait lebih biru. Niatan nan sangat tulus ini perlu didukung oleh semua pihak. Bagaimanapun, bumi ini niscaya akan lebih latif dan udara akan lebih segar kalau polusi udara berkurang atau bahkan tak ada. Pemanfaatan semua sumber daya alam dan sumber daya manusia demi mencari alternatif bahan bakar nan ramah lingkungan tak boleh berhenti. Kesulitan itu bukan menghentikan. Kesulitan itu malah akan memacu semangat mencari jalan keluar dari kesulitan dan menemukan solusi terbaik bagi semuanya.



Bioetanol sebagai Bahan Bakar

Bioetanol ialah etanol nan terbuat dari sumber daya hidup melalui proses fermentasi biologis. Contoh paling sederhana pembuatan bietanol ialah pembuatan minuman beralkohol seperti bir, tuak atau wine . Bir merupakan hasil fermentasi dari pati terutama berasal dari biji-bijian sereal. Sedangkan tuak hasil fermentasi dari nira kelapa, aren atau lontar dan wine hasil fermentasi dari buah anggur.

Pembuatan etanol secara sederhana dan secara tradisional telah banyak dilakukan oelh masyarakat Indonesia. Itu artinya, bahan bakar etanol dapat diproduksi oelh bangsa ini. Selama ini, produksi etanol ini sebagai bagian dari pembuatan minuman beralkohol nan diminum oleh masyarakat pedesaan. Misalnya, tuak Bali nan cukup memabukkan itu ialah minuman tradisional nan telah berakar di budaya masyarakat.

Minuman tuak ini bahkan telah dibahas dalam berbagai cerita persilatan nan ditulis oleh orang Indonesia. Tuak nan dibuat secara tradisional itu tentu saja sangat memabukkan. Bahkan telah banyak memakan korban. Tuak itu terkadang dicampur dengan bahan-bahan lainnya nan dipercaya dan diyakini akan menambah rasa, tetapi nan terjadi ialah satu ramuan minuman nan sangat beracun. Percampuran nan tak mengacu kepada dosis ilmiah ini membuat minuman beralkohol itu langsung membakar semua organ dalam tubuh dan tubuh menngejang lalu tidak bergerak lagi buat selamanya.

Melihat begitu lam adan begitu banyak masyarakat nan dapat memproduksi etanol secara tradisional, itu artinya, bangsa Indonesia harusnya dapat memanfaatkan keahlian itu dalam pembuatan bahan bakar alternatif. Yang diperlukan ialah pengkoordinasian dan penyuluhan kepada para pembaut tuak. Mereka harus menghentikan produksi tuak buat minuman. Mereka harus diarahkan membuat bahan bakar alternatif nan akan menjadi satu percontohan.

Kalau masyarakat telah dapat membuat sendiri bahan bakar nan dibutuhkannya, itu artinya perekonomian masyarakat akan berjalan dengan cepat. Mereka tentu saja tak harus ke kota buat mencari pekerjaan. Pekerjaan pembuatan bahan bakar alternatif ini akan memberikan penghasilan nan lebih dari cukup. Itu kalau semua nan telah mereka lakukan terkoordinasi dengan baik dan dimanfaatkan dengan saksama.

Etanol dapat digunakan sebagai bahan bakar sebab kalor dan energi nan dihasilkannya cukup tinggi, yaitu sekitar 21,2 Mega Joule/Liter. Nilai ini hanya 35% lebih rendah dibandingkan kalor nan dihasilkan oleh bensin. Dari keterangan ini saja, seharusnya ada kemauan nan sangat keras agar apa nan telah dilakukan oleh para pembuat tuak tradisional itu dimanfaatkan ke arah nan lebih baik. Kalau ini dapat dilakukan itu artinya akan menyelamatkan dua hal. Satu, menyelamatkan generasi muda nan terobsesi minum tuak dan nan kedua ialah menyelamatkan bumi.

Etanol saling melarut paripurna dengan bensin pada setiap perbandingan komposisinya sehingga etanol biasa digunakan sebagai bahan bakar campuran bensin. Laba dari pencampuran etanol ke dalam bensin ialah naiknya nilai angka oktan campuran etanol-bensin. Angka oktan ialah perbandingan komposisi iso-oktana terhadap heptana dalam bahan bakar. Angka oktan merupakan salah satu penanda unjuk kerja bensin sebagai bahan bakar. Semakin tinggi angka oktan, semakin mudah bahan bakar mengalami auto-ignisi (terbakar dengan sendirinya) sehingga daya bangkit bahan bakar terhadap mesinnya semakin besar.

Etanol sendiri memiliki angka oktan rata-rata 104. Jika dicampur dengan bensin, angka oktannya mampu mencapai 118. Bandingkan dengan bensin premium nan angka oktannya hanya 87 atau Pertamax nan berangka oktan 98. Fenomena ini cukup membuat semangat pembuatan etanol secara massal.



Negeri Pemanfaat Etanol

Penggunaan etanol sebagai bahan bakar sudah marak dilakukan di Brazil dan Amerika Serikat. Hal ini sangat didukung oleh keadaan pertanian di kedua negara ini. Brazil mengalami surplus produksi gula tebu. Sedangkan Amerika memiliki surplus hasil pertanian terutama jagung. Gula tebu dan jagung ini kemudian digunakan sebagai bahan standar fermentasi alkohol buat menghasilkan bioetanol. Bagaimana dengan Indonesia? Adakah akan memanfaatkan sumber daya nan ada?

Hampir semua mobil di Brazil menggunakan bensin nan telah dicampur etanol. Setidaknya bensin di Brasil mengandung 25% alkohol kering (tanpa kandungan air). Bahkan, alkohol basah (campuran 95% etanol dan 5% air) dapat dicampurkan dengan bensin sampai kadarnya mencapai 90%. Di Amerika, populer penggunaan gasohol dan E85. Gasohol ialah campuran gasolin (bensin) dengan alkohol (etanol) dengan kandungan etanol maksimal 10%. Sedangkan E85 ialah campuran 85% etanol dengan 15% bensin.



Sumber-Sumber Alami Bioetanol di Indonesia

Kekayaan hidup Indonesia nan berlimpah membuat Indonesia sangat memungkinkan buat mengikuti jejak Brazil dan Amerika buat menggunakan etanol sebagai sumber alternatif bahan bakarnya. Sebagai gambaran, berikut ini ialah daftar sumber bahan standar alami bioetanol di Indonesia.

Nira bergula

Nira bergula ini antara lain nira dan tetes tebu, nira nipah, nira sorgum manis, sari-buah mete, nira siwalan, dan nira aren. Orang Indonesia sudah sangat akrab dengan nira ini. Pembuatan telah dimulai pada zaman Indonesia belum merdeka.

Bahan berpati dan selulosa

Tepung-tepung sorgum biji (jagung cantel), hanjeli, sagu, ubi jalar, singkong/gaplek, ganyong, garut, dan umbi dahlia. Bahan berselulosa (lignoselulosa): kayu, jerami, batang pisang, bagas, dan lain-lain. Teknologinya sedang dikembangkan negara-negara maju.

Melimpahnya sumber bahan standar alami bioetanol di Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia sangat berpotensi buat mengembangkan industri bioetanol dan mnejadi pemakai bahan bakar etanol terbesar di dunia. Dan mulai mengurangi konsumsi bahan bakar berbasis minyak bumi.