Pakaian Adat Melayu Riau
Apakah Anda mengetahui baju adat Melayu Riau ? Untuk tulisan kali ini, kita akan mengupas produk budaya tersebut.
Indonesia ialah negara kepulauan dengan beraneka ragam suku dan budaya. Tiap suku mempunyai adat istiadat nan khas, terbentuk dari sistem kepercayaan, mata pencarian, religi, letak geografis, bahasa, dan benda-benda hasil kebudayaannya.
Keunikan adat tiap suku bangsa ini memperkaya khasanah budaya nusantara Indonesia. Produk budaya tiap adat ini mempunyai ragam keunikannya sendiri-sendiri. Salah satu produk budaya itu ialah baju adat.
Posisi Geografis Kepulauan Riau
Secara geografis, kepulauan Riau berbatasan dengan beberapa daerah. Di sebelah utara berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja, di sisi timur berbatasan dengan Malaysia dan Kalimantan Barat, di sebelah selatan berbatasan dengan Kepulauan Bangka Belitung dan Jambi, dan buat disisi barat berbatasan dengan Singapura dan Provinsi Riau.
Secara keseluruhan, kepulauan Riau ini terdiri atas empat kabupaten dan dua kota, 47 kecamatan dan 274 kelurahan/desa dengan jumlah 2.408 pulau besar dan kecil, dan 30% belum bernama dan belum berpenduduk. Luas wilayahnya sebesar 252.601 km2 dengan 95%nya merupakan lautan dan hanya 5% saja berupa daratan.
Kepulauan Riau ini merupakan provinsi baru hasil pemekaran dari provinsi Riau, dan berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2002 merupakan provinsi ke–32 di Indonesia nan mencakup kota Tanjungpinang, kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Anambas dan Kabupaten Lingga.
Provinsi ini terletak pada jalur lalu lintas transportasi bahari dan udara nan strategis dan paling padat di taraf intenasional, dan merupakan pintu masuk pasar global nan memiliki peluang pasar besar.
Budaya Daerah
Kepulauan Riau mempunyai keragaman seni budaya nan sangat lekat dengan kebudayaan Melayu. Dari sisi musik, ada musik langgam atau senandung, musik zapin, silat, inang, ghazal, boria, mak yong mendu, langlang buana dan sebagainya.
Seni tari juga berkembang dengan baik di daerah ini. Tari zapin, jogi, melemang, makyong, dayung sampan, tari topeng dan sebagainya menjadi musik pemerkaya kebudayaan daerah di Kepulauan Riau.
Dalam hal baju adat tenun songket siak Melayu Riau menempati posisi krusial dalam kebudayaan di Riau. Sejarahnya panjang, dan melibatkan kerabat kerajaan dari masa ke masa.
Pakaian Adat Melayu Riau
Ada beberapa ragam baju adat Melayu Riau nan perlu kita kenal, di antaranya ialah sebagai berikut.
1. Sandang Sehari-Hari
Pakaian sehari-hari digunakan buat kegiatan sehari- hari. Sandang tersebut dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu baju buat anak-anak, dewasa, akil baligh, dan orangtua.
a. Sandang buat anak-anak nan masih kecil diberikan baju monyet. Jika nanti mereka sudah semakin dewasa, maka pakaian nan digunakan ialah pakaian kurung teluk belanga atau cekak musang. Untuk anak perempuan nan belum akil baligh menggunakan pakaian kurung satu stel dengan motif kembang satu corak.
b. Sandang nan digunakan buat dewasa atau akil baligh ialah pakaian kurung cekak musang atau teluk belanga tulang belut.
c. Sandang buat orang tua ada model pakaian kurung tulang belut. Untuk perempuannya menggunakan pakaian kurung kebaya labuh, dan pakaian kurung teluk belanga atau biasa disebut pula pakaian kurung cekak musang.
2. Sandang Resmi
Ini ialah baju adat formal. Untuk lelaki menggunakan pakaian kurung cekang musang, dengan tambahan kopiah. Kain samping terbuat dari kain tenun Siak, Daik, Trengganu atau Indragiri.
Bagi perempuan menggunakan pakaian kurung kebaya labuh dan pakaian kurung teluk belanga atau pakaian kurung cekak musang. Rambut disiput lipat pandan, lintang atau jonget. Kepala menggunakan selendang dibelitkan di leher. Rambutnya tidak ditampakkan dengan dada tertutup.
3. Sandang Adat Melayu Riau buat Upacara Adat
Pada saat upacara adat , kombinasinya disesuaikan dengan masing-masing wilayah Kerajaan Melayu. Upacara-upacara tersebut, antara lain upacara penobatan raja, upacara pelantikan menteri, penyambutan tamu agung, pernikahan, keagamaan, penganugerahan persembahan dari rakyat dan negeri-negeri sahabat.
4. Sandang Adat Melayu Riau buat Pernikahan
Untuk baju adat pernikahan di seluruh wilayah Riau, baik di Kepulauan Riau, Melayu pesisir, dan daratan Riau, semuanya hampir sama. Perbedaannya hanya pada sesi acaranya saja, sebagai contoh pada saat ijab kabul kostumnya berbeda pada saat pesta pernikahan.
Secara garis besar, mempelai lelaki menggunakan pakaian cekak musang atau pakaian kurung teluk belanga. Untuk daerah Lima Koto Kampat, pakaian pengantinnya berbentuk jubah.
Bagi mempelai perempuan, pada malam berinai memakai kebaya labuh atau memakai pakaian kurung teluk belanga dari bahan tenun, sutra, satin atau broklat. Kain nan digunakan ialah kain tenun songket dan Siak, Indragiri, Daik atau Trengganu.
5. Pakaian Adat Melayu Riau untuk Upacara Keagamaan
Pakaian buat upacara keagamaan hampir sama buat berbagai acara. Para lelaki tua muda menggunakan baju cekak musang atau pakaian kurung teluk belanga, menggunakan songkok, kain samping dari kain pelekat atau kain tenun. Cara penggunaan pakaian ada dua cara, yaitu pakaian dagang dalam dan pakaian dagang luar.
Sekilas Kain Tenun Songket Sebagai Pelengkap Sandang Melayu Riau
Kain songket ialah bentuk kain tenun tradisional nan banyak digunakan dalam setiap bentuk baju adat Melayu. Kain ini tergolong dalam keluarga tenunan brokat.
Pembuatannya dengan tangan, menggunakan benang emas dan perak, dan pada umumnya digunakan buat upacara-upacara resmi, seperti dikupas dalam bahasan sebelumnya. Ada pula penggunaan benang logam metalik nan bertenun sebagai latar kain buat menimbulkan imbas kemilau.
Istilah songket berasal dari bahasa Melayu, yaitu sungkit . Ini berarti mengkait atau mencongkel . Hal ini berkaitan dengan metode pembuatannya nan mengkaitkan dan mengambil sejumlah kain tenun, dan kemudian menyelipkan benang emas.
Ada orang nan juga berpendapat bahwa songket berasal dari istilah songka atau songkok khas Palembang nan dipercaya pertama kalinya muncul Norma menenun dengan benang emas. Istilah menyongket dapat juga bermakna menenun dengan benang emas dan perak.
Kain songket ini ialah barang mewah. Kain nan digunakan hanya pada saat upacara-upacara resmi dan keagamaan. Pemakaiannya dapat dengan dililitkan di tubuh, seperti sarung, disampirkan di bahu atau sebagai destar/tanjak hiasan ikat kepala.
Tanjak ialah topi hiasan nan dibuat dari songket, dan biasa digunakan oleh sultan atau pangeran/bangsawan di Kesultanan Melayu.
Tradisi mengungkapkan bahwa buat pembuatan kain tenun songket hanya boleh dilakukan oleh gadis remaja nan masih perawan dan belum menikah, tetapi perkembangan zaman sekarang sudah berubah, bahkan laki-laki pun kini ikut membuat kain songket ini.
Kain songket ini harus melalui delapan tahapan sebelum menjadi sepotong kain nan utuh dan masih ditenun secara tradisional . Penenun biasanya dari desa, tak mengherankan jika motif-motifnya pun dipolakan dengan hewan dan tumbuhan setempat.
Motif ini sering dinamakan dengan nama kue khas Melayu, seperti wajik, srikaya, tepung talam nan diduga merupakan khas makanan kesukaan raja.
Hebatnya Nusantara
Nusantara sebagai gugusan pulau-pulau nan tersebar dari Sabang sampai Merauke ternyata luar biasa indah. Kekayaan ragam adat istiadat nan ada di dalamnya menakjubkan. Dari mengkaji satu suku adat saja kita tidak akan pernah habis buat berdecak kagum sebab keunikan nan terkandung di dalamnya.
Dari belajar mengenai kebudayaan di Riau ini saja, kita seakan dapat mengetahui perjalanan sejarah panjang nan telah terjadi di daerah tersebut, terutama berkaitan dengan baju adat atau fashion nya. Jika kita bandingkan keragaman fashion di luar negeri, maka tampaknya Indonesia lebih kaya dan beragam.
Hal ini ialah kapital besar nan perlu dikupas lebih jauh oleh desainer kita buat dimunculkan dan dikreasikan lebih hebat lagi di masa depan, dan buat memunculkan Indonesia nan jaya di mata dunia. Mari kita wujudkan.