Sisi Norma
Sejarah Celana Pendek
Celana pendek berasal dari Eropa dan Amerika Perkumpulan selama abad ke-19. Anak laki-laki menggunakan celana pendek sebatas lutut sebagai baju primer sebelum mereka mencapai usia pubertas. Ketika mereka telah mencapai usia pubertas, mereka akan diberikan celana panjang pertama. Hal ini dilakukan buat membuktikan bahwa laki-laki nan telah menginjak masa pubertas berarti siap buat terlihat matang dan meninggalkan masa kanak-kanaknya.
Perempuan pada masa itu tak diizinkan mengenakan celana pendek. Karena merupakan tabu dalam kebanyakan budaya dan bangsa. Dalam beberapa budaya, baju pendek tak diperbolehkan dikenakan sebab norma-norma sosial nan mereka anut.
Memasuki tahun 1930-an, pria dan wanita diperbolehkan mengenakan celana pendek di luar ruangan buat kebugaran dan tujuan atletik, namun, masih tabu buat menggunakan celana pendek di luar kegiatan ini. Meskipun demikian, masih cukup banyak wanita nan merasa tak nyaman.
Ketika idealisme mengenakan celana pendek mengalami perubahan, laki-laki dewasa mulai mengenakan celana pendek selama Perang Global II . Selama akhir abad ke-20, laki-laki kebanyakan memakai celana pendek selama musim panas, dengan alasan mengurangi rasa panas ketika beraktivitas.
Saat ini, segala usia bisa menggunakan celana pendek. Bahkan wanita bisa menggunakan celana pendek tanpa berpikir bahwa hal itu ialah tabu dalam budaya mereka.
Sisi Budaya
Dari sudut pandang budaya, pemakaian celana pendek oleh perempuan mungkin dianggap sebagai sebuah tren nan suatu saat akan menghilang. Sebagaimana dulu tren celana cut bray nan kini sudah mulai ditinggalkan.
Sehingga ada asumsi bahwa pemakaian celana pendek oleh perempuan di berbagai tempat, ialah sebuah kelumrahan. Sebab hal ini hanyalah sebuah tren berbusana semata dan tak perlu dikaitkan dengan masalah lainnya. Karena suatu saat tren seperti ini niscaya akan menghilang dan berganti dengan busana lain.
Sisi Norma
Sementara ada sebagian orang berpendapat bahwa perempuan menggunakan celana pendek ialah menyalahi kebiasaan ketimuran. Apalagi bagi perempuan Indonesia, paha masih dianggap sebagai bagian dari tubuh nan tak sopan buat dipertontonkan kepada orang lain. Apalagi di loka umum.
Masyarakat Indonesia nan masih memandang busana sebagai cerminan perilaku, belum sepenuhnya mampu menerima tren busana perempuan ini. Mungkin bagi masyarakat perkotaan, melihat perempuan berbusana menggunakan celana pendek, akan dianggap sebagai hal biasa. Terkait dengan jumlah pemakai jenis baju tersebut.
Namun, bagi masyarakat pedesaan, hal tersebut masih dipandang sebagai sesuatu nan aneh dan kurang sopan. Sehingga tidak sporadis hal ini akan menimbulkan sebuah gejolak di tengah masyarakat. Bukan tak mungkin, hal tersebut juga akan menyebabkan munculnya masalah sosial, seperti tindakan kriminal.
Benturan Remaja: Sandang Tertutup VS Celana Pendek
Sekolah menganjurkan busana Islami harus dikenakan para siswinya, bagi siswi nan sudah terbiasa berbusana muslim tentu ini bukan masalah nan berarti, tetapi bagi sebagian siswi nan lebih suka berbusana casual dan modis, ini akan merampas rasa kenyamanan tampilannya. Agama Islam memang mewajibkan kaum hawa buat menutup aurat. Namun di negeri kita nan pluralis ini tak menempatkan syariat Islam sebagai anggaran tertinggi.
Pendalaman nilai-nilai agama setiap orang juga berbeda, ada nan fanatik, sedang-sedang saja, dan awam. Begitu pula bagi sebagian siswa, mengenakan busana muslim hanya sebab todongan anggaran sekolah, ikut-ikutan teman, tetapi banyak juga nan berjilbab sebab tuntunan ajaran Islam.
Tidaklah mengherankan bila seorang siswa kedap menutup auratnya saat di sekolah, tetapi akan berbusana “blak-blakan” saat di luar “zona” anggaran sekolah tidak dapat menjangkau. Salah satunya berpenampilan modis dan casual dengan “hotpants”. Tentu ini hak pribadi masing-masing orang buat berpenampilan sesuka hatinya, tidak ada hukum dan anggaran negara nan melarang orang buat mengikuti trend fashion.
Dari sisi kenyamanan dan fleksibilitas, berpakaian dengan celana pendek bagi sebagian remaja putri merupakan gaya berbusana nan tak berbelit-belit dan juga nge-trend, modern, up to date, dan tak kampungan. Dan itu mengundang tafsiran sendiri-sendiri dari pandangan setiap orang, mungkin menimbulkan decak kagum, evaluasi miring, acuh tidak acuh, ataupun sisi syahwat.
Solusi
Untuk itu, pemakaian celana pendek haruslah dapat disesuaikan loka dan waktunya. Jangan sampai pemakaian jenis busana nan dianggap tren justru dapat menimbulkan permasalahan nan tak diinginkan. Selain itu, tidak perlu pula terlalu risi menyikapi kondisi seperti ini.
Yang lebih diutamakan ialah pemahaman tentang pola konduite tersebut dan bagaimana menyikapinya. Yaitu dengan mengedepankan logika dan akal sehat, bukan sekadar dengan menerapkan pendekatan represif, atau kekerasan apabila tak memiliki kesetujuan dengan kenyataan nan saat ini berkembang tersebut.
Tips Memilih Celana Pendek Sinkron Bentuk Tubuh
Tren celana pendek masih melanda global fashion. Tak mengherankan jika fashion item satu ini merupakan busana wajib dimiliki wanita.
Saat bersantai, seperti jalan-jalan di harta benda atau bermain di pantai, memang paling nyaman mengenakan celana pendek.Dalam memilih celana pendek hal terpenting ialah menyesuaikannnya dengan bentuk tubuh. Hal ini tentu saja agar penampilan tak terlihat aneh. Berikut trik memilih celana pendek sinkron bentuk tubuh.
- Kaki panjang
Untuk Anda nan tinggi dan berkaki panjang, pilihan celana pendek model mid-thigh (setengah paha) ialah nan paling tepat. Jika kaki kurus, Anda dapat memilih nan ukurannya lebih pendek.
Kenakan celana pendek dengan dengan aksen cuffs atau nan berbahan halus buat membuat pinggang terlihat lebih seimbang dan atletis. Anda juga bisa menggunakan celana pendek kargo, dengan kantong, atau celana pendek dengan aksesn gulung buat memberikan kesan berisi. Gunakan celana kapri jika Anda ingin terlihat lebih mungil.
- Kaki pendek
Pilih celana nan tak terlalu pendek atau mid-thigh, buat menimbulkan kesan kaki nan panjang. Jika pinggul Anda kecil, pilih celana nan berbahan ketat dan model lipit buat membuat tubuh lebih berisi. Anda dapat mengenakan celana pendek nan lebih pendek jika Anda bertubuh langsing. Namun, pilih nan agak panjang, dan tak berbahan ketat jika Anda bertubuh berisi.
- Bentuk tubuh pir dan berisi
Hindari celana pendek nan ketat jika bagian bawah tubuh atau bokong Anda cukup besar. Pilih bahan nan strech dan kenakan ikat pinggang, buat menonjolkan garis pinggang serta menyeimbangkan antara bagian tubuh atas dan bawah. Padukan celana pendek dengan atasan berbahan halus, agar fokus perhatian tak pada pinggang.
Jika tubuh bagian atas lebih besar, pilih celana pendek nan panjangnya tepat di atas lutut, dan nan terbuat dari bahan agak kaku. Hindari memakai celana pendek bermotif kotak-kotak. Bila tubuh Anda cukup besar pilihlah nan potongan celana agak panjang dan berbahan halus. Hindari motif celana nan berukuran besar atau bermotif ramai.
- Bentuk tubuh standar
Potongan celana mid-length (di atas lutut) ialah pilihan tepat jika tinggi dan berat badan Anda proposional. Dengan potongan tersebut penampilan Anda tak pernah salah. Anda juga dapat mengenakan celana model kapri atau nan hot pants tetapi jangan terlalu ketat.