Persiapan Umrah
Sebagai seorang Muslim, kita mengenal 5 Rukun Islam nan dijalankan dalam menunaikan kewajiban kita sebagai hamba Allah Swt. Salah satu Rukun Islam nan diwajibkan ialah Haji ke Baitullah, bagi hamba Allah nan mampu.
Dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah (2) ayat 197, telah disebutkan mengenai bulan-bulan haji atau waktu haji. Bulan nan dimaksud ialah bulan Syawal, bulan Dzulqaidah, dan bulan Dzulhijah. Waktu haji tersebut dimulai pada 1 Syawal sampai 10 Dzulhijah. Sehingga, total holistik jumlahnya ialah 69 hari.
Haji berbeda dengan umrah. Jika ibadah haji hanya boleh dilakukan pada waktu nan telah ditentukan Allah Swt, seperti nan tertera dalam Surat Al-Baqarah tadi, maka ibadah umrah boleh dilakukan kapan pun kita mau dan mampu.
Perbedaan antara ibadah umrah dan haji ialah jika saat beribadah haji umat muslim melakukan wukuf, mabit, dan melempar jumrah, maka umrah tak melakukan ketiganya.
Umrah hanya melakukan thawaf (mengelilingi Ka’bah), sa’i (berjalan kaki bolak-balik tujuh kali antara bukit Shafa dan Marwah), dan tahallul (mencukur atau memotong rambut sekurang-kurangnya tiga helai rambut).
Kedua ibadah wajib tersebut sangat besar pahala dan kedudukannya di mata Allah Swt sehingga pahala nan dapat didapat sangat berharga bagi bekal amal seorang Muslim kelak di akhirat. Tak heran jika banyak kaum Muslim dari seluruh penjuru global melakukan segala daya upaya agar mampu memiliki rezeki nan cukup sebagai bekal beribadah haji serta umrah.
Umrah atau sering disebut “haji kecil”, sering dijadikan masa percobaan atau awalan seorang Muslim sebelum dia memutuskan buat beribadah Haji. Apalagi, ibadah umrah –tidak seperti ibadah haji—tidak membutuhkan mekanisme embarkasi nan rumit. Cukup menyiapkan sejumlah uang sinkron nan dibutuhkan atau ditentukan Biro Perjalanan Umrah dan Haji, lalu tinggal berangkat. Mudah, bukan?
Biasanya, Biro Perjalanan Umrah sudah memberikan jadwal waktu embarkasi dan kepulangan, lokasi-lokasi saat kita akan beribadah umrah, loka wisata nan dapat dikunjungi, hotel atau wisma loka menginap, bahkan uang nan harus kita bawa buat bekal membeli oleh-oleh dan perlengkapan sehari-hari.
Biaya buat beribadah umrah akan berbeda, bergantung pada Biro Perjalanan Umrah nan Anda pilih. Biaya buat umrah berkisar antara 12 juta rupiah sampai nan paling mahal dapat mencapai 30 juta rupiah. Tentunya, semua bergantung pada lokasi wisata nan dapat dikunjungi selama berada di Arab Saudi dan akomodasi (seperti hotel, maskapai penerbangan, dan sebagainya).
Persiapan Umrah
Bagi Anda nan sudah terbiasa melakukan perjalanan ke luar negeri atau pernah melakukan umrah, mungkin tak perlu terlalu was-was mempersiapkan embarkasi Anda. Akan tetapi, bagi mereka nan belum pernah bepergian ke luar negeri atau baru pertama kali merencanakan ibadah umrah, ada baiknya Anda mengikuti beberapa tips berikut ini.
1. Perhitungkan aturan keuangan Anda
Selalu melakukan perhitungan aturan keuangan kita dan keluarga buat melakukan ibadah umrah ini. Jangan sampai Anda menguras habis tabungan keluarga hanya sebab sangat berminat beribadah umrah. Rencanakan sedini mungkin ibadah umrah sebab Allah tak suka hamba-Nya menzalimi diri dengan memaksakan buat beribadah padahal dana sebenarnya belum mencukupi.
Ibadah umrah hanya berlaku bagi mereka saja nan mampu dan nan tak mampu maka tak melaksanakan juga tak apa-apa. Begitulah kemudahan islam dalam mengatur ummatnya, hanya mereka saja nan memiliki kemampuan baik secara fisik maupun finansial diperbolehkan buat melakukan sebuah ibadah umrah.
Umrah bukanlah ibadah murah bagi kita nan berada jauh sekali dari tanah suci. Jadi jangan pernah memaksakan kehendak apabila memang secara finansial kita masih belum mampu. Apalagi jika dana nan digunakan merupakan dana hutangan maka hal tersebut lebih baik tak digunakan buat umrah.
Sekarang kebanyakan menggunakan dana talangan nan pada prinsipnya seseorang berhutang uang kepada bank. Melakukan perbuatan tersebut yakni berhutang uang kepada bank ialah tak boleh dalam islam sebab adanya tambahan nan diberikan oleh bank kepada orang nan menghutang.
Misalnya seseorang berhutang sebesar Rp2.000.000,- dan harus mengembalikan sebesar Rp2.200.000,-. Transaksi nan seperti ini masuk ke dalam golongan riba sebab adanya penambahan dalam pengembalian uang hutang tersebut.
Jika seseorang melakukan hutang maka hanya boleh mengembalikan sinkron hutangnya tersebut dan tak boleh ada tambahan ataupun pengurangan sedikitpun. Itulah nan ada di dalam anggaran islam, dan apakah hal tersebut berlaku dalam dana talangan?
Selain itu, dalam islam juga sangat diperhatian masalah aqad atau perjanjian nan dilakukan. Dalam dana talangan sebuah pihak bank memberikan pinjaman nan mesyaratkan hal eksklusif buat mendapatkan keuntungan. Dari sini juga tak boleh sebab ketika mau meminjami seseorang maka harus murni meminjami tanpa ada syarat tertentu.
Jadi kesimpulannya sebagai langkah hati-hati maka gunakanlah dana pribadi sendiri buat kegiatan umrah ataupun haji agar terhindar dari berbagai bahaya demikian. Kita tentunya ingin terhindar dari berbagai bahaya nan nampaknya ibadah ternyata menjerumuskan ke dalam lubang neraka.
2. Mencari Informasi
Jika ternyata dana sudah tersedia, tanpa mengorbankan keuangan bagi kebutuhan hayati Anda dan keluarga, mulailah mencari informasi mengenai Biro Perjalanan Umrah dan Haji nan biayanya sinkron dengan dana nan Anda miliki. Dapat bertanya kepada keluarga dan rekan sejawat nan pernah berumrah atau melalui media, seperti internet.
Melalu internet dapat saja dijadikan sebagai bahan surat keterangan saja dan bukan nan utama. Biro perjalanan nan paling menjanjikan ialah nan telah memberangkatkan beberapa rekan atau teman nan telah berangkat ke tanah kudus tersebut.
Jangan pernah tergiur oleh harga murah nan ditawarkan oleh beberapa biro baru. Silahkan dicek dulu kebenaran dari biro tersebut apakah sudah sinkron memenuhi kelayakan nan ditentukan oleh pemerintah, sebab takutnya kita akan kena tipu. Oleh sebab itu, tetap berhati-hati ialah pilihan nan baik dan jangan tergesa-gesa dalam memutuskan sesuatu.
3. Perhatikan dengan akurat nan ditawarkan oleh biro
Bila Anda sudah menentukan Biro Perjalanan Umrah nan dipilih, perhatikan baik-baik akomodasi dan jadwal kegiatan selama di Tanah Kudus nan dijanjikan oleh biro perjalanan tersebut. Jangan sampai Anda membeli “kucing dalam karung”. Anda juga jangan sungkan-sungkan bertanya atau protes bila ternyata hal nan dijanjikan tak sinkron dengan keadaan sebenarnya.
Sangat krusial sekali hal tersebut dilakukan sebab biasanya di awal berbagai janji manis selalu diobral oleh mereka biro agar kita memakai jasanya. Namun ketika tiba di tanah kudus seolah berbagai hal nan ditawarkan tadi tak pernah terwujud.
Jika kita tak tanya di awal maka kemungkinan besar kita juga tak akan mendapatkan fasilitas sinkron dengan nan dijanjikan. Jadi tetap aktif dalam bertanya agar mendapatkan fasilitas sinkron nan diomongkan ialah cara nan terbaik.
4. Persiapan kebutuhan
Persiapkan semua kelengkapan nan dibutuhkan. Misalnya, paspor, fiskal (jika diperlukan), pakaian, dan kebutuhan sehari-hari, obat-obatan juga dana (uang) buat majemuk keperluan. Dapat pula Anda mempersiapkan dana melalui penukaran mata uang rupiah dengan uang real Arab Saudi atau mata uang negara lainnya (jika setelah umrah, biro perjalanan Anda mengajak berwisata ke loka lain).
Mempersiapkan kebutuhan di jauh hari sebelum embarkasi ialah sangat penting. Jangan lupa pula buat melakukan pengecekkan ulang agar hal nan terlupa dapat segera dipenuhi.
Untuk mempermudah dapat membuat cek list tentang apa saja nan dibutuhkan di tanah suci. Dengan demikian ketika ada barang nan masih belum terpenuhi dapat segera dipenuhi agar tak menyesal setiba di tanah suci.
5. Pengaturan Jadwal
Bagi Anda nan bekerja, sesuaikan waktu umrah dengan waktu nan diperbolehkan saat Anda mengajukan cuti. Begitu pula jika Anda memiliki bisnis sendiri, aturlah waktu sebaik mungkin agar tak bentrok dengan kewajiban mencari nafkah, menuntut ilmu, dan lain-lain.
6. Pikirkan dengan matang jika meninggalkan anak
Bagi para lajang nan berumrah akan lebih mudah sebab tak ada tanggungan keluarga nan harus diurus. Akan tetapi, bagi pasangan suami istri nan berumrah dan tak membawa serta anak-anak, persiapkan anak-anak Anda agar mengizinkan Anda berumrah. Titipkan mereka pada keluarga dekat juga bekal dana selama anda dan pasangan berada di Tanah Suci.
Akhirnya, persiapan pun selesai. Mari kita beribadah umrah dengan niat buat mendekatkan diri kepada Allah dan mengunjungi rumah-Nya. Bismillaah!