Bakteri pada Susu

Bakteri pada Susu

Susu termasuk benda cair nan memungkinkan bakteri hayati dan berkembang di dalamnya. Ada beberapa jenis bakteri pada susu nan bermanfaat bagi manusia, baik secara langsung maupun tak langsung. Bakteri tersebut sering dimanfaatkan oleh manusia sinkron peranannya, terutama dalam meningkatkan kandungan gizi dan variasi bentuk serta rasa susu itu sendiri.



Bakteri

Para peneliti bakteri terdahulu berpendapat bahwa bakteri ialah hewan-hewan kecil dan mengelompokkannya bersama hewan mikroskopis nan disebut protozoa . Kemudian, bakteri digolongkan ke dalam tumbuh-tumbuhan oleh banyak pakar biologi dan diklasifikasikan dengan nama schizomycophyta , nan artinya, ”tumbuhan jamur nan membelah diri”.

Hal ini didasarkan pada proses perkembangbiakan bakteri tak melalui kawin, tapi melalui proses pembelahan sel sederhana. Pembelahan sel mungkin terjadi dengan kecepatan luar biasa, yaitu setiap 15 atau 20 menit dalam keadaan suhu, kelembapan, dan jumlah makanan nan sesuai.

Organisme bakteri ialah salah satu organisme mikroskopik sebab organisme ini sulit buat dideteksi, terutama sebelum ditemukannya mikroskop. Akan tetapi, setelah abad ke-19, mulai berkembang ilmu tentang mikroorganisme, terutama bakteri (bakteriologi). Ciri-ciri generik bakteri ialah sebagai berikut.

  1. Bakteri bersel satu dengan ukuran sangat kecil. Ukuran terbesar sporadis melebih, 0,005 mm. Beberapa bakteri hanya berukuran 0,00015 mm, sehingga hanya bisa dilihat melalui mikroskop.
  1. Secara generik ada tiga bentuk tubuh bakteri, yaitu lonjong/bulat (kokus), batang/silinder (basilus), dan berbentuk spiral/sekrup (sprilium).
  1. Bakteri memiliki dinding sel nan sangat tipis, nan terdiri atas selulosa dan kitin.

Seiiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, ilmu tentang bakteri telah sukses ditelusur oleh para ilmuan. Para ilmuan nan berperan krusial dalam perkembangan ilmu tersebut ialah Robert Hooke, Antoni van Leeuwenhoek, Ferdinand Cohn, dan Robert Koch.

Pada tahun 1828, Ehrenberg memperkenalkan istilah bacterium nan diambil dari bahasa Yunani bakterion , nan berarti batang-batang kecil. Setelah Louis Pasteur melakukan berbagai percobaan, istilah bakteri ini mulai berkembang dan melahirkan cabang ilmu mikrobiologi. Jadi, Bakteriologi ialah salah satu cabang mikrobiologi nan mempelajari biologi bakteri.

Pada tahun 1635-1703, seorang pakar matematika dan sejarahwan berkebangsaan Inggris, Robert Hooke, menulis sebuah buku nan berjudul “Micrographia” (1665) nan berisi tentang hasil pengamatan nan dilakukannya menggunakan mikroskop sederhana.

Akan tetapi, Robert Hook belum bisa menemukan struktur pada bakteri, sedangkan dalam bukunya, tergambar hasil penemuannya mengenai tubuh buah kapang . Tapi, buku ini menjadi sumber dari pelukisan awal dari mikroorganisme.

Pada era nan sama dengan Robert Hook, Antoni van Leeuwenhoek (1632-1723) melakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop sangat sederhana. Kemudian, ia terinspirasi oleh Robert Hooke buat membuat sebuah mikroskop rancangan sendiri dengan hasil baik nan kemudian pada tahun 1684 digunakan buat mengamati makhluk mikroskopik pada berbagai media alami.

Pada tahun 1676, Antoni van Leeuwenhoek buat pertama kalinya sukses menemukan bakteri di dunia. Kemudian hasil temuannya tersebut dikirimkan ke Royal Society of London dan dipublikasikan pada tahun 1684.

Hasil dari inovasi ini mendapatkan konfirmasi nan banyak dari para ilmuan lainnya. Sejak saat itulah, mulai berkembang ilmu tentang mekroorganisme, selain ilmu tentang bakteri.

Seorang botanis berkebangsaan Breslau (Polandia), Ferdinand Cohn (1828-1898), sukses menemukan tentang bakteri nan resisten terhadap panas. Ia tertarik buat meneliti kelompok bakteri ini, sehingga ia menemukan kelompok bakteri penghasil endospora nan resisten terhadap suhu tinggi.

Selain itu, Ferdinand Cohn juga sukses menjelaskan siklus kehidupan bakteri Bacillus , nan sekaligus menjelaskan mengapa bakteri ini bersifat tahan panas. Setelah itu, ia membuat dasar klasifikasi bakteri sederhana dan mengembangkan beberapa metode buat mencegah terjadinya kontaminasi pada kultur bakteri. Kemudian, metodi ini dugunakan oleh para ilmuan lain, seperti Robert Koch.

Seorang pakar fisika kebangsaan Jerman, Robert Koch (1843-1910), melakukan banyak penelitian mengenai penyakit bakteri nan disebabkan oleh infeksi bakteri. Pada awalnya, para ilmuan mempelajari penyakit antraks nan menyerang banyak hewan ternak sebab adanya bakteri Bacillus anthracis , salah satu bakteri penghasil endospora.

Selain itu, Robert Koch juga ialah orang nan pertama kali menemukan isolat murni Mycobacterium tuberculosis , yaitu bakteri penyebab penyakit tuberkulosis (TBC).

Robert Koch berkat dua penelitian mengenai penyakit nan disebabkan oleh bakteri tersebut sukses membuat Postulat Koch, yaitu sebuah teori mengenai mikroorganisme khusus buat penyakit nan lebih spesifik.

Robert Koch juga sukses menemukan sebuah metode buat mendapatkan isolat murni dari bakteri. Inovasi lainnya ialah penggunaan kultur padat buat menumbuhkan bakteri di luar habitat aslinya.

Penelitian tersebut pada awalnya, ia menggunakan potongan kentang dan kemudian dikembangkan dengan menggunakan nutrien gelatin. Akan tetapi, nutrien gelatin banyak kekurangannya, sehingga diganti dengan homogen polisakarida. Hal tersebut ialah ide dari istri waler Hesse nan juga bekerja bersama Robert Koch.

Pertumbuhan dan reproduksi bakteri dipacu oleh dukungan dari kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan nan bisa memicu pertumbuhan dan reproduksi bakteri ialah suhu, kelembapan, dan cahaya.

Pengamatan sel bakteri terhadap parameter pertumbuhan tersebut bisa diamati oleh beberapa alat, seperti mikroskop optikal, mikroskop elektron, dan atomic force microscope (AFM). Berdasarkan kondisi lingkungan berupa kisaran suhu, bakteri bisa dibagi menjadi empat golongan, yaitu sebagai berikut.

  1. Bakteri psikrofil ialah bakteri nan hayati pada lingkungan dengan suhu 0°– 30 °C dengan suhu optimum 15 °C.
  1. Bakteri mesofil ialah bakteri nan hayati pada lingkungan dengan suhu antara 15°– 55 °C dengan suhu optimum 25°– 40 °C.
  1. Bakteri termofil ialah bakteri nan bisa hayati pada lingkungan dengan suhu tinggi antara 40°– 75 °C dengan suhu optimum 50°– 65 °C.
  1. Bakteri hipertermofil ialah bakteri nan hayati pada lingkungan dengan kisaran suhu 65°– 114 °C dengan suhu optimum 88 °C.

Selain itu, bakteri mempunyai peranan krusial di dalam kehidupan manusia. Ada nan menguntungkan dan merugikan bagi manusia. Selain berbahaya, jenis bakteri juga ada nan bermanfaat bagi manusia.

Bakteri memainkan peranan krusial dalam pembuatan cuka, jenis keju tertentu, dan sebagainya. Berbagai bahan kimia organik nan berharga juga merupakan produk atau bagian dari kegiatan bakteri. Di antaranya, aseton, nan banyak digunakan industri, dan butanol nan berfungsi sebagai pelarut vitamin.

Bakteri eksklusif malah bisa menghasilkan antibiotik atau obat. Di antara antibiotik krusial nan dihasilkan oleh bakteri ialah streptomisin . Antibiotik streptomisin efektif buat pengobatan tuberkolosis dan tularemia. Sedangkan, antibiotik aureomisin dan teramisin yang sangat efektif terhadap infeksi usus, urine, dan infeksi lainnya.



Bakteri pada Susu

Ada berbagai jenis bakteri pada susu . Intinya terdiri dari enam jenis bakteri, yaitu bakteri Coliform, Asam laktat , Propionic , Penicillium glaucum, Propionibacter shermani, dan Bifidobacterium. Bakteri-bekteri ini menjadikan susu sebagai huma buat beraktivitas, termasuk berkembang biak.



1. Bakteri Coliform

Bakteri ini berbentuk batang nan berfungsi ketika mereka melakukan aktivitas pernafasan aerob nan bisa menghasilkan ATP buat transpor energi kimia antarsel pada makhluk hidup. Namun, jika oksigen tak tersedia, fungsinya berubah menjadi fungsi fermentasi nan bisa menghasilkan alkohol dan asam laktat.



2. Bakteri Asam Laktat

Bakteri ini termasuk jenis bakteri gram positif. Ia memiliki dinding sel dengan lapisan nan tersusun dari protein serta senyawa polisakarida, yaitu petidoglikan. Bakteri ini tak berbahaya bagi manusia, justru bermanfaat buat membantu pembentukan asam laktat dari laktosa nan terkandung dalam karbohidrat susu. Bakteri jenis ini terdiri dari empat golongan.

  1. Lactobacillus. Golongan ini mengubah laktosa menjadi asam laktat, dimanfaatkan buat pembuatan keju, kefir, dan yoghurt. Contohnya, Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus kefiranofaciens, Lactobacillus casei, Lactobacillus Protectus, Lactobacillus acidophilus, dan Lactobacillus helveticus.
  1. Streptococcus. Golongan ini biasanya berkembang biak di loka pemerahan susu sapi. Bermanfaat dalam kadar nan sinkron buat permentasi susu. Namun, jika jumlahnya terlalu banyak, justru merugikan sebab membuat susu menjadi asam dan tak bisa dikonsumsi manusia. Contohnya, bakteri Streptococcus Lactis, Streptococcus cremorus, Streptococcus salivarius ssp, dan Streptococcus thermophilus .
  1. Lactococcus. Golongan ini fungsinya kurang lebih sama. Namun, jika jumlahnya berlebih, akan membuat air susu terkoagulasi. Contohnya, bakteri Lactococcus lactis, Lactococcus lactis subsp. cremoris, dan Lactococcus lactis subsp. lactis biovar diacetylactis.
  1. Leuconostoc. Golongan ini selain menghasilkan asam laktat, bisa menghasilkan karbondioksida. Contohnya, bakteri Leuconostoc mesenteroides subsp. Cremoris dan Leuconostoc citrovorum, Leuconostoc Lactis.


3. Bakteri Propionic

Jenis bakteri ini merupakan bakteri nan berfungsi buat mencegah kanker. Bisa digunakan buat pembuatan keju.



4. Penicillium Glaucum

Penggunaannya sama dengan bakteri propionic buat pembuatan keju.



5. Bakteri Propionibacter Shermani

Jenis ini juga berguna buat pembuatan keju swiss. Uniknya, bakteri ini juga menghasilkan karbondioksida, sehingga menghasilkan lubang-lubang pada keju Swiss.



6. Bakteri Bifidobacterium

Bakteri jenis ini termasuk ke dalam jenis bakteri baik bagi tubuh nan dikenal sebagai bakteri probiotik . Fungsinya buat melindung tubuh dari agresi berbagai penyakit, sehingga bisa dikonsumsi pada keadaan hayati dalam susu. Contohnya, Bifidobacterium bifidum, Bifidobacterium breve, Bifidobacterium infantis, dan Bifidobacterium longum.

Demikian informasi mengenai bakteri dan bakteri pada susu nan bermanfaat bagi kehidupan. Semoga informasi tersebut bermanfaat dan menambah wawasan Anda mengenai bakteri.