Materi Kultum - Pengembangan Kultum bagi Orang Tua
Masjid-masjid nan ada di wilayah Sumatera cukup besar. Namun, kenyataan nan sering terlihat ialah bahwa jama'ah nan tak terlalu banyak. Jama'ahnya juga hampir tiga perempatnya ialah para sesepuh lingkungan nan telah pensiun atau nan telah berumur di atas 50 tahun. Agar tak mengalami kejenuhan, beberapa masjid menyelenggarakan pemberian materi kultum atau kuliah tujuh menit atau maksimal 10 menit nan disampaikan oleh masing-masing jama'ah.
Hal ini sebagai selingan saja. Tentunya ada dua hari nan dijadikan waktu belajar dengan mendatangkan seorang guru. Walaupun telah memasuki lebih dari setengah abad, para jama'ah sepuh tersebut ternyata tetap semangat belajar. Hal ini terlihat dari jadwal dan materi kultum nan biasa disampaikan oleh masing-masing jama'ah setelah sholat shubuh dan Isya'.
Pemberi kultum ternyata tak hanya satu orang kalau jumlah jama'ah cukup banyak. Topik nan disampaikan dapat apa saja. Bahkan bila hanya kisah ketika sakit atau pun curhat-curhat colongan. Agar materi lebih bermakna, para orang tua itu diajak buat lebih 'gaul' dengan kehidupan sekitarnya.
Materi Kultum - Manfaat Memberikan Kultum
Mereka dibimbing bagaimana menggunakan teknik mengamati dan bagaimana berbicara di depan umum. Hasil dari pengalaman memberikan materi kultum itu, salah satunya ialah peningkatan rasa percaya diri di kalangan orang-orang berumur tersebut. Mereka tak mudah stres dan tak mengalami p ost-power syndrome atau kehilangan gairah hayati setelah tak lagi menjabat atau bekerja di kantor.
Adanya gairah memberikan materi nan tak lebih dari 10 menit itu membuat para jama'ah sepuh tidak banyak lagi menghabiskan waktunya hanya menonton televisi lebih dari 6 jam sehari. Mereka berusaha menonton acara nan bagus nan memberikan pasokan 'gizi' ke otak. Memang pada awalnya ada satu dua orang nan merasa sungkan dan tidak mau mencoba berbicara di depan teman-temannya. Tetapi setelah dicoba dan merasakan gugup dan sedikit kehilangan kontrol saking gugupnya, mereka semua menyadari bahwa belajar membuat hayati lebih indah.
Pembicaraan mereka juga sedikit banyak tak lagi mengarah kepada menggosip. Adanya jadwal memberikan kultum membuat mereka harus berdiskusi tentang hal-hal nan akan memberikan pengaruh nan lebih baik kepada orang lain. Kegiatan memberikan materi kultum bagi para jama'ah masjid nan telah sepuh ini ialah salah satu upaya memberikan kebermaknaan hayati nan hakiki.
Hal ini dapat menjadi catatan dan contoh nan baik bagi para generasi muda. Bayangkan bahwa masa produktif itu mungkin hanya sampai 55-60 tahun. Setelah itu pensiun. Bagaimana kalau dikaruniai umur hingga 90 tahun. Itu artinya 30-35 tahun menjalani masa-masa pensiun nan panjang.
Kalau waktu nan begitu panjang itu tak dimanfaatkan sebaik-baiknya, penyakit mudah datang. Stroke, jantung, hepatitis, darah tinggi, akan silih berganti 'berkunjung' dan bahkan menjadi 'penghuni' tetap dalam tubuh. Adanya kegiatan belajar memberikan materi kultum walaupun hanya kepada teman-teman seangkatan, hal itu membuat otak aktif dan tubuh bergairah lagi.
Materi Kultum - Kehidupan Bergerak maju Orang-orang Sepuh
Kegiatan nan dilakukan oleh para 'golden citizen' tersebut dapat menjadi salah satu materi kultum nan bagus. Anak-anak muda dapat belajar banyak mengenai apa nan telah dilakukan oleh para sesepuh tersebut. Bahwa belajar tiada memandang usia dan belajar ialah kegiatan sepanjang hayat. Memasyarakatkan belajar buat segala umur akan membuat lingkungan loka belajar menjadi lebih menyenangkan. Bahan nan dapat dijadikan materi kuliah tujuh menit selanjutnya dapat dikembangkan ke arah nan lebih luas atau malah dibuat sangat spesifik.
Kehidupan setelah kematian dan teknik merawat jenazah akhirnya menjadi satu pelatihan tetap nan diselenggarakan oleh takmir masjid. Idenya datang dari salah satu materi kultum nan berkenaan dengan isu semakin sedikitnya orang muslim nan paham bagaimana merawat jenazah. Mengingat bahwa kematian ialah satu kepastian, akhirnya setiap orang dewasa 'diwajibkan' mengikuti pelatihan merawat jenazah nan diselenggarakan setiap bulannya.
Para orang tua memang semakin sadar bahwa kehidupan mereka semakin meredup. Tetapi redupnya kehidupan global bukan berarti meredupnya kehidupan akhirat. Pencerahan bahwa mereka ialah orang-orang nan masih memberikan kegunaan membuat para sesepuh itu melakukan banyak hal nan dapat menjadi 'tinggalan' latif bagi generasi selanjutnya. Kehidupan seperti inilah nan membuat hati tenang dan ibadah pun dapat lebih lancar.
Materi Kultum - Pengembangan Kultum bagi Orang Tua
Keadaan fisik, mental, dan intelektual orang-orang tua memang tidak dapat disamakan dengan keadaan fisik, mental, dan intelektual orang-orang muda. Namun demikian, masih ada celah nan sangat besar. Mengkaji Al-Qur'an tak akan ada habisnya. Belum lagi kajian tentang hadist dan sejarah kenabian serta kisah para sahabat nabi. Semua itu akan menjadi materi nan sangat luas.
Rasa jenuh niscaya ada. Untuk itulah berbicara tentang ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menjadi selingan nan banyak manfaatnya. Misalnya, para orang tua itu diperkenalkan dengan ipad, iphone, BB, tab, dan telepon pintar. Niscaya ada kata-kata nan meminta pengertian, tetapi apa nan mereka lakukan akan membuat pemberi materi kuliah tujuh menit tercengang betapa orang-orang tua pun kalau mereka mau belajar, apa pun dapat dipelajari.
Mengikuti perkembangan zaman akan membuat orang-orang tua tersebut mendapatkan loka nan spesifik di hati anak muda. Bagaimana pun anak-anak muda akan takjub dengan orang tua nan masih begitu tajam pemikiran dan analisanya terhadap banyak hal. Para cucu pun akan merasa damai dan tenang bersama dengan nenek dan kakek mereka nan 'gaul'.
Perubahan sudut pandang dan menilai sesuatu termasuk menilai pergaulan anak-anak muda sekarang tentunya akan berubah. Perubahan itu bukannya mengenai hakikat hukum dan kehakikian makna kehidupan, melainkan cara bernegosiasi dan cara berkomunikasi sehingga tak terjadi kesenjangan pergaulan dan kesenjangan generasi.
Pemberian materi kultum menimbulkan ikatan batin
Kebersamaan jama'ah akan terasa semakin dekat. Bila salah seorang mengalami kesusahan, nan lain niscaya akan berusaha menolong. Cepatnya pertolongan ini akan membuat masalah tak merembet kemana-mana. Inilah salah satu imbas positif pemberian materi kultum nan dilakukan oleh para sesepuh lingkungan nan menjadi jama'ah tetap masjid.
Karena terbiasa berbicara di depan umum, para orang sepuh itu pun mempunyai ketrampilan baru dalam hal berkomunikasi dan bernegosiasi dengan orang di luar lingkungannya. Kegiatan bersih-bersih lingkungan dan teknik penghijauan sederhana dengan menggunakan tempat-tempat makan bekas, juga menjadi salah satu imbas positif nan diberikan oleh kegiatan memberikan kultum. Rasa percaya diri ini akan juga mempengaruhi ikatan emosional para generasi tua dengan generasi muda.
Pompa motivasi itu juga dapat direfleksikan dengan mempelajari bahasa asing eksklusif termasuk bahasa Inggris. Dengan belajar bahasa asing, otak para orang tua tersebut akan tetap aktif. Ketika mereka aktif berpikir, mereka tak akan mudah depresi dan merasa tak berbahagia di masa tuanya. Pentingnya berteman dengan orang-orang nan memberikan energi positif ialah bahwa energi positif itu akan dirasakan oleh orang lain dengan kadar nan hampir sama. Membuat seseorang 'gaul' memang membutuhkan teknik berkomunikasi nan gaul dan seksama.
Materi Kultum - Dengan Membahas Buku
Tela'ah buku atau membahas satu buku telah lama menjadi salah satu cara mendapatkan laba dari menulis. Itu dulu. Sekarang masyarakat Indonesia begitu majemuk sehingga sangat sering bahwa mereka tidak mengenal penulis nan bukunya dibaca. Bila perlu, pihak pengurus masjid dapat mengundang pengarangnya dan menerangkan isi buku tersebut. Pembahasan tersebut tentunya akan menambah kekayaan khasanah pemberian materi kultum oleh para orang tua.
Demikianlah pembahasan mengenai materi kultum. Pemberian kultum memang merupakan hal nan positif sebab dapat menyegarkan otak serta bisa menambah kadar keimanan sesorang. Dengan mendengarkan kultum, maka ilmu agama Anda pun akan bertambah.