Hadits-hadits Tentang Kebersihan
Tahukah Anda hadits tentang kebersihan ? Sebelum membahas hadits tentang kebersihan lebih jauh, simaklah cerita berikut nan diambil dari sebuah buku. Philip K. Hitti, dalam bukunya nan berjudul The History of Arab , mengungkapkan bahwa ketika para profesor Barat di Universitas Oxford masih mengajarkan bahwa mandi itu mendatangkan penyakit, kaum Muslimin di Andalusia (Spanyol) sudah terbiasa mandi -minimal sekali seminggu- di kamar mandi rumah mereka nan airnya didatangkan melalui pipa-pipa air nan menjalar di bawah tanah.
Para insinyur Muslim tampaknya terinspirasi oleh penggambaran Al-Quran tentang Surga Firdaus nan mengalir sungai-sungai di bawahnya. Jannâtun tajrî min tahtihal-anhâr .
Sejatinya, kenyataan nan terjadi di Andalusia ini hanyalah sedikit dari revolusi peradaban manusia nan dibawa oleh Islam. Dengan selebaran dan hadits tentang kebersihan , Rasulullah SAW perlahan tapi niscaya mulai dapat mengubah kebiasaan-kebiasan jelek manusia nan sudah mendarah daging. Salah satunya dalam bidang kesehatan dan kebersihan. Hadits tentang kebersihan sangat banyak. Ini menandakan bahwa kebersihan sangat penting. Bahkan ada sebuah hadits tentang kebersihan nan berhubungan dengan keimanan.
Nabi SAW tak hanya memperkenalkan prosedur buat membersihkan hati dan pikiran dari aneka "kotoran" dan "virus berbahaya" atau tubuh dari harta haram. Beliau pun memperkenalkan konsep hayati sehat dan higienis dari sudut pandang fisik, semacam budaya mandi, berwudhu, membersihkan gigi, cebok, tak buang hajat di mana saja, mencuci tangan sebelum makan, dan sebagainya, lewat hadits tentang kebersihan.
Dalam sebuah hadits tentang kebersihan dari Aisyah misalnya, Nabi SAW bersabda, " Sepuluh macam dari fitrah-kebiasaan Nabi SAW nan disunnatkan-yaitu memotong kumis, memelihara jenggot, siwak, menghirup air ke hidung, memotong kuku, membasuh lekuk telinga atau sela-sela kuku jari, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, cebok, dan berkumur ." (HR Muslim). Itulah salah satu hadits tentang kebersihan.
Bagi orang-orang zaman sekarang, hal-hal kebersihan nan terdapat dalam hadits tentang kebersihan tersebut, boleh jadi hanya "remeh temeh" dan sudah menjadi kelaziman. Akan tetapi, pada masanya; pada lima belas abad nan lalu, apa nan diserukan Nabi SAW lewat hadits tentang kebersihan ini, menandai sebuah revolusi besar dalam pola kehidupan manusia nan masih "mirip hewan".
Ada hal nan menarik, Nabi SAW seringkali menggandengkan kebersihan fisik ini dengan ibadah. Beliau seakan berpesan bahwa tak absah ibadahnya seorang Muslim, apabila tubuhnya tak bersih. Itulah mengapa ibadah nan disyariatkan Islam tak hanya sekadar berdimensi ritual, tetapi juga berdimensi sosial.
Ibadah ritual dalam Islam tak sekadar pembersih jiwa, tetapi juga pembersih fisik, pencerah pikiran, dan penyehat tubuh. Dengan kata lain, selebaran Islam nan dibawa oleh Nabi SAW tak memisahkan antara jasmani dan ruhani; antara kebersihan fisik dan nonfisik, keduanya harus menjadi kesatuan dalam sebuah ketaatan.
Bahkan, menurut Nabi SAW, kebersihan menjadi tanda keislaman seseorang, seperti nan terkandung dalam hadits tentang kebersihan berikut,. " Bersihkanlah dirimu, sebab sesungguhnya Islam itu bersih ." (HR Ibnu Hibban).
Kita bisa mengambil shalat sebagai contoh. Sebelum menunaikan shalat, kita diwajibkan buat berwudhu. Minimal lima kali dalam sehari semalam kita berwudhu, membasuh tengan, wajah, rambut, kaki, mengisap air ke hidung, maupun berkumur. Hal ini secara tak langsung mengkondisikan kita buat melaksanakan pola hayati higienis dan sehat.
Penelitian terkini bahkan menyebutkan kalau wudhu memiliki imbas nan luar biasa pada kesehatan fisik dan mental manusia. Kita pun tak diperbolehkan shalat dalam keadaan junub, nifas, atau memiliki hadats besar, kecuali kita mandi terlebih dahulu. Mandi merupakan prosedur buat menyegarkan, membersihkan, dan membuang muatan-muatan negatif dari dalam tubuh.
Ketika shalat pun kita harus mengenakan baju nan higienis dan menutup aurat. Tidak absah shalat kita apabila baju nan kita kenakan mengandung najis atau tak memenuhi unsur kepantasan. Tidak hanya itu, loka shalat pun harus dipastikan kebersihan dan kesuciannya dari najis.
Dengan demikian, dari praktik shalat saja, ada majemuk tuntunan hayati menyangkut pola hayati sehat nan sangat rinci dan jelas.
Hadits-hadits Tentang Kebersihan
Selain dalam hal shalat, ada banyak hadits tentang kebersihan dari Rasulullah SAW. Semua hadits tentang kebersihan mengondisikan kita buat menjadi manusia nan bersih, sehat dan beradab.
Ada banyak hadits tentang kebersihan nan menjelaskan pentingnya kebersihan dan perlunya upaya mewujudkan kebersihan. Berikut hadits-hadits tentang kebersihan.
- " Jauhilah (perbuatan) dua orang nan menyebabkan laknat ... yaitu orang nan buang air besar dan air kecil di jalanan nan biasa dilewati orang banyak atau di tempat-tempat mereka berteduh ." (HR Muslim). Hadits tentang kebersihan ini berhubungan dengan adab buang air kecil dan besar.
- " Andaikan saya tak risi memberatkan umatku, niscaya saya perintahkan wajib bersiwak (menggosok gigi) setiap hendak shalat ." (HR Bukhari Muslim dari Abu Hurairah). Hadits tentang kebersihan ini berhubungan dengan kebersihan gigi.
- " Alangkah baiknya orang-orang nan mau menyela? ... (yaitu) mereka nan mau menyela-nyela dalam wudhu dan dari makanan, dalam wudhu ialah dengan berkumur, menghisap air hidung dan menyela-nyela jari jemari mereka pada saat berwudhu, sedangkan menyela-nyela gigi ialah membersihkannya dari makanan. " (HR Ahmad dari Abu Ayub). Hadits tentang kebersihan ini berhubungan dengan wudhu.
- " Kebersihan itu sebagian dari iman ." (H.R Muslim). Hadits tentang kebersihan ini berhubungan dengan keimanan.
- " Agama itu dibangun diatas kebersihan ." (H.R AI-Ghazali)
- " Sesungguhnya Allah itu bersih, Ia cinta kebersihan ." (H.R Turmudzi)
- " Sesungguhnya Islam itu bersih, hendaklah kamu mewujudkan kebersihan sebab sesungguhnya tak akan masuk surga kecuali orang nan bersih. " (H.R Khatib). Hadits tentang kebersihan ini berhubungan dengan surga.
- Hadits tentang kebersihan nan berhubungan dengan membuang sampah dari jalan, yaitu: " Buanglah duri/sampah dari jalan. Sesungguhnya hal demikian itu termasuk dari sidqahmu (sama dengan sidkah) ." (H.R Bukhari)
- Hadits tentang kebersihan nan berhubungan dengan membersihkan badan, yaitu: " Bersihkanlah badan, maka Allah akan membersihkan kamu. Maka sesungguhnya tak ada seorang 'abdi (muslim) nan tidur dalam keadaan bersih/suci kecuali tidur bersamanya, pada rambut-rambutnya, malaikat nan tak ada henti-hentinya mendoa. Ya Allah ampunilah, abdimu ini sebab sesungguhnya ia tidur dalam keadaan suci/bersih ." (H.R Thabrani, Ibnu Hibban)
- Hadits tentang kebersihan nan berhubungan dengan kebersihan sebelum tidur, yaitu: " Tidak ada seorang muslim nan tidur dalam keadaan suci/bersih kemudian ia bangun (shalat malam) memohon kepada. Allah akan kebaikan di global dan di akhirat. Kecuali Allah memberikannya kepada orang tersebut ." (H.R Abu Dawud)