Mengenal Teori Evolusi Manusia
Penelitian geologi banyak mengungkap berbagai misteri dalam sejarah perkembangan makhluk hayati . Siapa sangka berbagai tumbuhan , hewan, dan manusia seperti sekarang ini sudah mengalami berbagai tahapan selama perkembangannya nan sudah berlangsung semenjak jutaan tahun nan lalu.
Penelitian geologi nan memfokuskan pada lapisan kulit Bumi banyak mengungkap perkembangan makhluk hayati dari lingkungan, awal terbentuknya permukaan Bumi, kemunculan makhluk kecil, kompleks, dan makhluk raksasa.
Perkembangan Zaman Di Bumi
Berdasarkan waktu keberadaan, perkembangan makhluk hayati di Bumi bisa dibedakan menjadi tiga, yaitu zaman arkaekum/azoikum, zaman paleozoikum, dan zaman mesozoikum.
1. Zaman Arkaekum (Zaman Tertua)
Zaman ini berlangsung sekitar 2500 juta tahun nan lalu. Pada saat itu, alam semesta baru mulai terbentuk dan Bumi sendiri masih dalam bentuk bola pijar nan berputar pada porosnya. Saat itu, suhu udara masih sangat panas dan cuaca serta iklim nan sangat tak stabil.
Pada saat itu, belum ada tanda-tanda keberadaan makluk hidup. Permukaan Bumi dapat berupa lava pijar nan masih dalam proses pembentukan daratan dan tanah. Air mungkin juga belum terbentuk selama proses ini.
2. Zaman Paleozoikum
Zaman ini terjadi saat kira-kira 340 juta tahun nan lalu. Saat itu, iklim dan cuaca di permukaan Bumi masih berubah-ubah. Namun, air sudah terbentuk dan curah hujan terus meningkat sangat tinggi. Keadaan lingkungan alam di permukaan Bumi saat itu belum stabil.
Gunung berapi sering meletus dan banyak terbentuk gunung-gunung baru. saat itu,permukaan Bumi nan panas didinginkan oleh turunnya hujan nan monoton terjadi. Hujan membuat genangan air di Bumi dan menciptakan kehidupan-kehidupan baru.
makhluk pertama nan muncul di Bumi ialah mikroorganisme atau makhluk bersel satu, seperti protozoa nan dilanjutkan dengan kemunculan hewan nan tak bertulang punggung, seperti jenis ikan, ganggang, serta rumput laut. Para ilmuwan menyebut zaman ini sebagai zaman pertama.
3. Zaman Mesozoikum
Zaman ini berlangssung sekitar 140 juta tahun nan lalu. Saat itu, keadaan iklim dan cuaca di permukaan Bumi secara perlahan-lahan mulai stabil. Keadaan iklim nan stabil ini tentu juga dapat sangat mendukung kemunculan makhluk hidup.
Makhluk hayati nan muncul pada zaman ini ialah binatang reptil nan memiliki ukuran tubuh nan sangat besar. Zaman ini disebut juga dengan zaman kedua.
Teori Evolusi Makhluk Hidup
Evolusi ialah teori nan sangat berpengaruh dalam sejarah perkembangan setiap makhluk hayati di Bumi. Teori ini mengungkapkan perubahan nan mengikuti sifat-sifat warisan dari satu genersi ke generasi selanjutnya dalam perkembangan makhhluk hidup.
Perubahan-perubahan dalam proses evolusi didasarkan pada tiga macam proses utama, yaitu variasi, reproduksi, dan seleksi. Ketika suatu organisme bereproduksi, keturunannya akan memiliki sifat-sifat nan baru. Hal ini berlangsung hingga ribuan dan bahkan jutan tahun nan lalu.
Ini menghasilkan kombinasi genetika dan menghasilkan makhluk-makhluk nan bahkan sangat berbeda dengan makhluk asalnya. Namun, makhluk-makhluk ini memiliki sejarah genetika nan sama dan bisa ditelusiri melalui ilmu sejarah genetika.
Cabang ilmu biologi, yaitu bilogi evolusione spesifik mempelajri tentang ilmuevolusi dan mengembangkan teori-teori nan menyebabkan munculnya evolusi pada makhluk hidup.
Cabang ilmu biologi nan satu ini juga memiliki asumsi bahwa suatu kemiripan nan ditemukan pada satu organisme dan organisme lainnya mengarahkan konklusi bahwa semua spesies nan dikenal dan diketahui keberadaan di muka Bumi berasal dari spesies nenek moyang nan sama.
Perkembangan ini diturunkan memlalui proses evolusi nan divergen nan terjadi secara perlahan-lahan dan alami. Semua makhluk hayati di Bumi ini merupakan makhhluk hayati nan diturunkan dari leluhur atau nenek moyang nan sama.
Spesies nan kita kenal saat ini,termasuk manusia juga sebenarnya muncul dari nenek moyang sama. Pada abad ke-19, muncul satu teori nan menggemparkan global nan dibuat oleh Charles Darwin.
Teorinya ini sangat kontroversial dan banyak mendatangkan cemoohan dan kritik dala teori evolusinya. Dalam teori nan dimuat dalam buku “The Origin of Species”, pemikiran charles Darwin mengenai teori evolusi nan berimplikasi di bidang filsafat, sosial, dan agama ini sebenarnya mampu diterima secaraluass di lingkungan ilmuwan. Namun, teorinya ini justru mendapatkan sambutan nan kurang positif.
Mengenal Teori Evolusi Manusia
Teori evolusi manusia merupakan teori evolusi sejarah perkembangan makhluk hidup nan paling terkenal. Teori ini pertama kali dicetuskan oleh Charles Darwin. Selama bertahun-tahun, Darwin sebenarnya menyimpan ide radikalnya ini dan tanpa ada keinginan buat mempublikasikannya.
Namun, setelah mendapatkan dukungan berupa teori nan sama dari Russel Wallace, Darwin akhirnya berani buat menerbitkan buku The Origin of Species pada tahun 1859. Tanpa diduga, buku ini sangat laku keras dan menjadi bahan pembicaraan nan sangat kontroversial.
Secara umum, teori Darwin ini menyatakan bahwa semua makhluk hayati nan bersaing di alam ini telah melalui seleksi alam dan membuat semua species, termasuk juga manusia.
Darwin mengungkapkan bahwa manusia modern sudah ada sejak jutaan tahun nan lalu. Buktinya, berbagai inovasi mengenai keberadaan tengkorak manusia dan peninggalan desain canggih menjadi anggapan dasar para ilmuwan dalam menentukan waktu sejak kapan manusia mulai berkembang.
Di Jerman Utara, ditemukan desain canggih nan dianggap sebagai pendukung teori Darwin mengenai evolusi manusia. Teori ini mengungkapkan bahwa Homo Sapiens ialah manusia modern nan hayati sejak lima puluh ribu tahun nan lalu.
Sementara itu, ada juga teori lain nan diungkapkan oleh para penelti modern bahwa nenek moyang manusia sebenarnya sudah ada dan berkembang sejak 100 ribu tahun nan lalu. Namun, baru-baru ini ada satu teori baru nan muncul dan menyepakati bahwa manusia sudah mulai berkembang sejak 275 ribu tahun nan lalu.
Selain itu, penemuan-penemuan lain juga dapat menjadi gukti keberadaan manusia sejak ratusan ribu tahun nan lalu. Di Meksiko, ditemukan peratan batu nan berusia lebih dari 250 tahun.
Padahal, saat itu, manusia belum menjamah daratan Amerika. Selain itu, tengkorak manussia ditemukan di wilayah Argentina, tepatnya di Buenos Aires nan diperkirakan sudah berusia 1 juta tahun.
Ada juga patung manusia kerdil atau manusia nan berukuran sangat kecil nan ditemukan di Idaho. Patung manusia kerdil tersebut ditemukan pada lapisan tanah nan berusia lebih dari dua juta tahun.
Bukti-bukti ini tentu saja sangat jelas mengarahkan kepada keberadaan manusia nan sudah ada sejak ratusan ribu tahun nan lalu. Bukti-bukti lainnya ialah fosil-fosil nan mampu mendukung teori evolusi manusia.
Di Sangiran, Jawa Tengah, Indonesia juga ditemukan fosil-fosil manusia purba dan juga ras manusia kera Pithecantropus nan dianggap sebagai ras manusia nan porimitif.
Sebagian besar pakar percaya bahwa terbentuknya ras manusia modern saat ini berasal dari kera. Teori ini menyimpulkan bahwa manusia pada walnya berwujud kera dan berevolusi selama ratusan ribu tahun menjadi manusia moden seperti sekarang ini.
Teori ini memang sangat mengejutkan dan dapat dikatakan sangat jenius. Karenanya, tidak heran jika pada tahun kemunculan awal teori ini banyak nan menjadikannya sebagai bahan pembicaraan nan sangat kontroversial.
Meskipun demikian, teori sejarah perkembangan makhluk hidup masih banyak dielajari sampai sekarang dan dikaji lebih lanjut tentang bukti-bukti keberadaan evolusi manusia nan sesungguhnya.