Jangan Melihat Sesuatu dari Luarnya Saja

Jangan Melihat Sesuatu dari Luarnya Saja



Tak Terelakan

Pertumbuhan penduduk semakin cepat. Kebutuhan mereka pun semakin banyak. Lihatlah Loka Pembuangan Sampah nan dahulu dibuat jauh dari pemukiman, kini telah berada di tengah kota sebab semakin banyak orang nan membuat rumah di dekat TPS tersebut. Lalu daerah lain nan ada di sekitar TPS membuang sampah di loka itu. Ketika TPS semakin membutuhkan huma nan lebih lebar lagi, mau tak mau terkadang harus mengambil tanah nan masuk ke wilayah kota lain.

Demi menjaga keberlangsungan kehidupan nan berkaitan dengan kebersihan, kedua wilayah harus melakukan kolaborasi agar tak saling tumpang tindih. Penarikan retribusi dan pengelolaan sampath pun dilakukan bersama. Selain contoh konkret itu, ada lagi contoh nan lain. Jangankan penduduk dalam satu negara, penduduk di perbatasan pun terkadang lebih memilih berbelanja ke daerah nan lebih dekat dengan perkampungannya walaupun loka itu ternyata bukan di negaranya lagi.

Hal nan menyangkut bisnis ini malah lebih cepat lagi perkembangannya sehingga mau tak mau, para pemimpin daerah harus memfasilitasi berabgai kepentingan ini agar tak ada nan dirugikan. Izin dan pajak di masing-masing daerah terkadang malah berbeda. Hal ini seringkali menjadi ladang korupsi dan kolusi. Untuk itulah, agar menghindarkan diri dari perbuatan nan tak baik itu, sebaiknya masing-masing daerah bekerja sama dan membuat Memorandum saling pengertian nan akan menghasilkan kebersamaan nan lebih baik.

Peraturan tentang pendidikan dan wahana serta fasilitas pendidikan pun seperti itu. Kini pemerintah menerapkan sistem rayon. Setiap rayon mempunyai peraturan nan berbeda sehingga anak nan akan masuk ke sekolah nan bukan rayonnya harus rela berjuang lebih keras dan harus rela nilainya dipotong. Hal ini demi menjaga keadilan dan meratanya pendidikan di seluruh wilayah tertentu. Kalau ada sekolah bagus di suatu rayon, biasanya orang nan berusaha mengirimkan anaknya ke sekolah tersebut.

Sistem rayon membuat anak tak bersekolah di loka nan jauh melainkan dekat dengan loka tinggalnya. Kasihan memang terhadap anak nan bertempat tinggal di perbatasan. Ada saja kejadian anak nan sebenarnya sedang-sedang saja tak dapat masuk ke sekolah di dekat rumahnya sebab rumahnya ada di perbatasan kota lain sehingga ia harus ke sekolah di wilayah nan jaraknya lebih jauh. Kasus ini memang tak banyak.

Fasilitas rumah sakit juga seperti itu. Setiap daerah mempunyai kebijakan sendiri. Ketika ada warga Bogor nan akan berobat ke Jakarta tak mendapatkan kartu sehat sebab KTP-nya bukan berdomisili di Jakarta. Walaupun rumahnya lebih dekat dengan rumah sakit nan telah masuk wilayah Jakarta, ia tetap tak dapat berobat perdeo sebab bukan merupakan warga Jakarta. Keadaan ini memang cukup memprihatinkan terutama menyangkut kondisi kesehatan seseorang nan harus segera dibantu.

Sebaiknya memang ada kolaborasi nan harmonis antar daerah. Namun, pendapatan daerah masing-masing memang berbeda sehingga perlakuan terhadap warganya pun berbeda. Kolaborasi dapat dilakukan bila ada program nan sama dari pemerintah daerah nan bersangkutan. Tetapi buat melakukan program kesehatan nan sama tak mudah. Pihak Departemen Kesehatan juga mengeluhkan program kesehatan perdeo kalau pendapatan daerah tak besar, maka rumah sakit akan menanggung kerugian nan cukup tinggi.

Pemimpin daerah tak seharusnya membuat program tanpa tahu pendapatan daerahnya. Bagaimanapun rumah sakit perlu dana buat memberikan pelayanan nan maksimal kepada semua penduduk. Kalau banyak penunggakan, maka pelayanan niscaya terganggu. Padahal kalau ada penolakan pasien dari rumah sakit, nan disalahkan pihak rumah sakit juga. Padahal rumah sakit telah tidak berdaya menanggung beban utang dari pemerintah daerah.



Hidup Lebih Latif Dengan Kerja Sama

Kalau dulu manusia bisa ke mana-mana dengan berjalan kaki, Apakah sekarang Anda bisa berpisah dari motor atau mobil Anda? Jika dulu manusia bisa bersabar buat menunggu seseorang buat diajak bicara, Apakah kini Anda bisa meninggalkan hand phone Anda barang satu hari saja?

Bukan hanya motor, mobil dan hand phone, masih ada banyak produk lain nan didapatkan dari luar daerah, bahkan dari luar negeri. Hal ini sebab satu daerah selalu memiliki sumber daya nan terbatas, sehingga diperlukanlah sumber daya dari daerah lain buat memenuhi kebutuhan manusia di dalamnya. Oleh sebab itu, buat menjadi pengusaha nan sukses, cepat atau lambat Anda niscaya akan melakukan kolaborasi dengan pengusaha dari daerah lainnya. Tanpa melakukan kerja sama, akan sulit mengembangkan satu usaha.

Akan tetapi, melakukan kolaborasi dengan orang lain dari daerah lain itu gampang gampang susah. Bagaimana tidak, budaya dan bahasa antara satu daerah dengan daerah lain belum tentu sama, bahkan dapat jadi sangat berbeda. Jika tak memahami kebudayaan daerah lain, dapat saja kolaborasi dengan kawan Anda di daerah lain tersebut menjadi lelucon badut, sebab sama-sama tak memahami apa nan diinginkan. Alat komunikasi berupa pemahaman bahasa harus dikuasai terlebih dahulu.

Coba lihatlah para pebisnis Amerika Serikat, mereka cenderung impersonal dalam berkerja sama. Mereka selalu melihat segala sesuatunya dari kaca mata ekonomi, sehingga unsur kepercayaan kepada kawan kerja ialah nomor wahid bagi mereka. Menjadi seseorang nan profesional dan tepat waktu ialah sesuatu nan sangat penting.

Berbeda pula dengan para pebisnis Cina dan Jepang, dalam berkerja sama, mereka menekankan adanya interaksi personal sebagai dasar kepercayaan. Mereka lebih menyukai perbedaan makna persahabatan dan kekeluargaan. Hal ini berbanding terbalik dengan para pebisnis Prancis, sebagian besar pebisnis Prancis ini menyukai hal-hal nan formal dan memulai kolaborasi dengan ketidakpercayaan.

Kalau Anda melihat disparitas budaya antar negara, tentu Anda akan menemukan disparitas nan tajam. Tapi bukan berarti disparitas daerah dalam satu negara memiliki budaya nan seraga. Ambil contoh saja orang Madura nan tegas dan keras, berbeda dengan orang Solo nan terkenal lembut dan sulit mengatakan kata tidak.



Jangan Melihat Sesuatu dari Luarnya Saja

Sesuatu nan hanya berada di permukaan biasa disebut dengan superfisal. Jangan sampai, hal-hal nan bersifat superfisal ini mengacaukan kolaborasi Anda dengan kawan Anda dari luar daerah. Sebagai misal ialah cara makan dan berpakaian.

Apabila makan di restoran bergengsi dengan kawan Anda. Dan saat itu Anda dengan jaimnya menyuap makanan dengan table manneryang sempurna. Namun, sekonyong-konyong kawan Anda menyingkirkan sendok dan garpu lantas menyuap dengan jari-jarinya. Niscaya Anda menjadi merasa jijik.

Namun, tetaplah bertahan dan pahamilah bahwa setiap orang dan budaya memang memiliki keunikannya sendiri-sendiri. Dari pada Anda jadi bad mood sebab memikirkan hal itu, lebih baik lanjutkan saja kolaborasi Anda dengannya. Diselingi dengan santapan menu restoran nan lezat, niscaya lebih menyenangkan.

Berikan Perbedaan makna Individual Dalam Kerja Sama
Meskipun dalam bekerja sama Anda mewakili perusahaan, akan tetapi tetaplah berkerja sama secara individual. Maksudnya, Anggaplah kawan kerja Anda sebagai saudara, sahabat, teman, dan lain sebagainya. Sehingga, apabila terjadi konflik sepele terkait disparitas budaya, hal tersebut tak akan berpengaruh besar pada kolaborasi Anda dengannya.

Selalu Bersikap Fleksibel
Selalu bersikap fleksibel dan bersedia mengubah Norma Anda ialah penting. Asalkan hal ini dilakukan dengan tak melewati prinsip hayati Anda. Apabila dalam beberapa hari Anda harus berkunjung ke Bali buat bekerja sama dengan kawan Anda di sana, mungkin jamuan daging babi akan disuguhkan. Dan apabila Anda seorang muslim, tolaklah dengan sopan. Namun, ikutilah budaya mereka nan selalu menjaga area pribadi orang lain.

Sabar dan Tekun
Pada ahirnya Anda haruslah sabar dan tekun saat melakukan kerjasama antar daerah. Karena pada umumnya, kerjasama ini seringkali membawa kemajuan dalam usaha Anda. Karenanya, jangan mudah berputus asa.

Selamat mencoba dan tetaplah bersemangat!