Fenomena Lagu Keong Racun dan Sinta Jojo
Siapa nan tidak kenal lagu Keong Racun ? Lagu bergenre dangdut koplo nan booming di pertengahan tahun 2010 gara-gara aksi lipsync duo remaja cantik asal Bandung, Sinta dan Jojo. Ya, kehebohan lagu Keong Racun memang bermula sebab ketidaksengajaan duo mojang nan mengunggah video mereka di salah satu situs penyedia layanan unggahan video.
Berikut sepenggal lirik lagu Keong Racun .
Dasar kau keong racun
Baru kenal udah ngajak tidur
Ngomong nggak sopan santun
Kau anggap saya ayam kampung
Awalnya, kehadiran lagu Keong Racun ini tidak pernah tercium pasar sebelumnya. Namun, sejak hadirnya Sinta dan Jojo, banyak orang nan meng-klaim pertama kalinya menyanyikan lagu Keong Racun ini. Lalu siapakah sebenarnya penyanyi orisinil lagu Keong Racun ini?
Ternyata penyanyi lagu Keong Racun nan menjadi virus musik dangdut di tahun 2010 ialah seorang wanita penyanyi dangdut bernama Lissa. Namun, sayangnya lagu Keong Racun tak meledak saat dibawakan oleh Lissa.
Lagu Keong Racun terdengar simple , liriknya nan genit, serta irama lagunya nan nge- beat membuat semua pendengar musik dapat ikut bergoyang. Jika baru pertama kali mendengarnya, dipastikan tubuh Anda akan ikut bergoyang seiring dengan musiknya nan khas.
Tak ada lagi ragu dan gengsi bagi para penikmat musik Indonesia, kehebohan lagu Keong Racun mampu menjadi virus mematikan bagi nan mendengarnya. Jangan heran kalau saat itu banyak orang nan tidak malu mendengarkan lagu Keong Racun . Bahkan aksi joged Sinta dan Jojo pun menjadi trend di kalangan remaja dan pencinta musik saat menyanyikan lagu Keong Racun . Gayanya nan kenes dari dua mojang kota bunga ini membuat siapa pun tersenyum geli melihat aksi mereka dan tidak risih buat menirunya.
Lagu Keong Racun - Sukses Sinta-Jojo
Gara-gara keisengan Sinta mengunggah aksi lipsync lagu Keong Racun ke video Youtube, tak disangka kesuksesan mendulang kedua mojang cantik asal kota bunga Bandung menjadi selebritis dadakan. Global entertainment ramai-ramai menyerbu mereka dengan beraneka tawaran.
Hampir setiap hari, televisi menayangkan aksi mereka. Kegiatan sehari-hari mereka diliput oleh berbagai infotainment . Tawaran beraksi di pentas televisi pun membanjir. Singkatnya, mereka menjadi selebritis dadakan nan tenar.
Sukses Sinta-Jojo memang menghebohkan semua orang, khususnya global maya. Dalam waktu singkat, mereka mampu menembus global entertainment Indonesia nan bagi sebagian orang sangat susah memasukinya. Hanya berbekal aksi lipsync lagu Keong Racun , keduanya langsung melejit mengalahkan semua selebritis.
Hampir semua stasiun TV meminta Sinta dan Jojo menjadi bintang tamu. Tayangan infotainment pun terus menerus menampilkan paras keduanya. Kegiatan sehari-hari mereka menjadi tayangan menarik memuaskan semua orang nan penasaran dengan kehidupan sehari-hari mereka. Kedua mojang nan masih terdaftar sebagai mahasiswa di salah satu kampus besar di Bandung ini sampai mengajukan perlop sebab kesibukan mereka di global hiburan.
Sukses pun terus mendatangi kedua mojang lipsync lagu Keong Racun . Tawaran menjadi bintang iklan pun banjir. Sebuah produk makanan besar tidak ingin kehilangan kesempatan buat mengajak mereka sebagai bintang iklan agar mendongkrak penjualan produk makanan mereka. Dapat dibayangkan pundi-pundi rupiah nan Sinta dan Jojo dapatkan dalam waktu singkat. Lagu Keong Racun bagi keduanya merupakan berkah nan istimewa.
Aksi iseng keduanya ternyata membuahkan hasil nan tidak disangka. Gaya mereka nan unik saat lipsync lagu Keong Racun membuat banyak produser dan pihak hiburan di Indonesia tertarik buat mewawancarai dan memberi job pada keduanya.
Tampang keduanya nan menjual pun menjadi sesuatu hal nan istimewa membuat lagu Keong Racun menjadi booming di tahun 2010. Kalau tak ada aksi lipsync nan dilakukan oleh Sinta dan Jojo, tak mungkin lagu Keong Racun dapat booming dan heboh di pasar musik Indonesia.
Abuy si Pencipta Lagu Keong Racun
Di tengah maraknya orang membicarakan Sinta-Jojo dengan aksi lipsync lagu Keong Racun , kehidupan Buy Akur, sang pencipta lagu tersebut ternyata biasa-biasa saja. Bahkan cenderung jauh dari kata sederhana. Meski lagu nan diciptakannya booming di pasaran dan heboh di global maya, Buy Akur alias Abuy tetap tinggal di sebuah gang sempit di wilayah Jawa Barat, Bandung. Mirisnya lagi, rumah nan didiami pencipta lagu Keong Racun tersebut bukan rumah sendiri alias masih mengontrak.
Berbeda seratus delapan puluh derajat dengan Sinta dan Jojo, nan namanya melambung di global entertainment , kehidupan Buy Akur jauh dari ingar bingar global hiburan nan glamor. Pencipta lagu Keong Racun ini tetap menjalani hidupnya seperti biasanya padahal lagu Keong Racun sedang ngetop-ngetopnya bersama para seniman nan membawakannya.
Lihat saja, hampir seluruh stasiun televisi menayangkan seniman nan membawakan lagu Keong Racun dalam show nya. Aransemen musiknya pun tidak hanya sebatas dangdut, tetapi dijadikan model pop nan berhasil dibawakan oleh penyanyi ternama Indonesia Afghan dalam salah satu pentasnya.
Kedahsyatan lagu Keong Racun membuat Charlie ST 12 mengolahnya dan mempopulerkannya kembali. Lagu Keong Racun lalu dinyanyikan oleh duet Putri Penelope. Hasilnya lumayan bagus, apalagi didongkrak dengan bintang klip aksi lipsync lagu Keong Racun Sinta dan Jojo. Kesuksesan lagu Keong Racun semakin meroket saat Sinta dan Jojo mengunggah aksi lipsync lagu keong racun di video Youtube.
Sejalan dengan meroketnya lagu Keong Racun , banyak orang mengira kehidupan Buy Akur akan berubah. Namun, ternyata kenyataan lagu Keong Racun tidak mengubah nasib sang pencipta. Buy Akur tetap hayati miskin di rumah kontrakannya nan kecil dan lembap.
Rumahnya sangat sederhana dengan perabot nan jauh dari kata mewah. Bahkan, ruang tamunya tidak memiliki sofa ataupun kursi. Tiap ada orang atau wartawan nan datang buat mewawancarainya, Buy Akur hanya mempersilakan tamunya duduk lesehan di karpet sederhana miliknya.
Lagu Keong Racun diciptakan oleh Buy Akur pada 2006 dengan aransemen Aji Beno dan dibawakan oleh Lissa. Begitu lipsync lagu Keong Racun Sinta dan Jojo meledak, nama Buy Akur sering disebut-sebut sebagai orang di balik suksesnya lagu tersebut.
Buy Akur sebenarnya bukan pencipta lagu nan baru muncul. Dia sudah merintis karier sebagai pengarang lagu sejak 1975. Mantan personel grup musik PMR nan terkenal dengan lagu Neng Ayo Neng ini awalnya tak menciptakan lagu bergenre dangdut, melainkan country . Seiring perkembangan zaman, kemampuan menciptakan lagu membidik semua genre.
Lagu Keong Racun nan menggelitik membuat semua orang nan mendengarnya akan tersenyum. Lagu nan menyindir pada semua laki-laki nan hidung belang dan mata keranjang. Lihat saja liriknya " Hey... tanpa basa-basi, kau ajak hepi-hepi. Mulut komat kemot, matanya melotot. Liat bodi montok pikiranmu jorok. Mentang-mentang kocay ku dianggap jablay. Dasar koboy kucay... ngajak check-in dengan santai. Sori... sori... jack..."
Lagu Keong Racun memang booming di pasaran, tetapi sang pencipta tetap merana. Walaupun demikian, Buy Akur tetap bersyukur. Akankah ada lagu lain nan booming dari tangannya selain lagu Keong Racun ? Kita tunggu saja karya kreatif Buy Akur selanjutnya!
***
Fenomena Lagu Keong Racun dan Sinta Jojo
Siapa nan tidak kenal lagu Keong Racun yang saat ini begitu popular setelah munculnya video bebas nan dibuat dua gadis asal Kota Bandung. Dua gadis bernama Sinta dan Jojo tiba-tiba menjadi terkenal sebab video mereka nan menyanyikan lagu Keong Racun dengan gaya bebas sebagai bentuk ekspresi.
Lagu Keong Racun nan pertama kali dipopulerkan oleh penyanyi aslinya, tak begitu banyak dikenal oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia. Kemunculan lagu Keong Racun saat itu, yakni saat dinyanyikan oleh penyanyi aslinya, hanyalah dikenal oleh para penggemar lagu dangdut.
Sejarah Terkenalnya Lagu "Keong Racun"
Setelah video kedua gadis tersebut beredar secara luas di media virtual yakni di youtube, tidak hanya Sinta dan Jojo nan tiba-tiba menjadi bahan pembicaraan masyarakat. Lagu Keong Racun pun menjadi sangat familiar di telinga masyarakat kita.
Tak hanya orang dewasa nan akrab dengan lagu tersebut. Remaja, lansia, bahkan anak kecil pun kerap menyanyikan lagu tersebut sambil mengikuti gaya dari Sinta dan Jojo. Tak sekedar menjadi lagu saja, lagu Keong Racun telah menjadi media hiburan dan popularitas bagi Sinta dan Jojo.
Aksi keduanya dalam video nan mereka rekam sendiri memang terbilang kocak. Tak ada sisi kenarsisan dalam video tersebut. Gaya keduanya merupakan bentuk aktualisasi diri mereka terhadap sebuah lagu, nan memang tak begitu populer sebelumnya.
Lagu Keong Racun mampu membuat dua gadis asal kota bunga ini tidak hanya populer, namun juga kebanjiran order iklan. Sebutlah iklan makanan olahan dan iklan seruan agar tak menikah di usia muda. Lagu nan mereka nyanyikan pun memiliki aransemen nan sama dengan lagu Keong Racun.
Tak hanya menjadi bintang iklan, Sinta dan Jojo pun kerap menjadi bintang tamu dalam acara-acara televisi dan acara off air. Mereka didaulat menjadi juri dalam lomba menyanyikan lagu dengan cara nan dilakukan oleh SInta dan Jojo.
Keduanya pun menjadi model video klip dalam lagu Keong Racun versi baru nan dinyanyikan oleh duo Putri Penelope, dengan Charlie ST 12 sebagai produsernya. Bahkan, pencipta lagu Keong Racun pun sengaja membuatkan lagu buat Sinta dan Jojo.
Lagu Keong Racun memang tidak hanya menjadi ladang rezeki bagi beberapa orang. Baik buat Sinta dan Jojo, pencipta lagunya, Charlie ST 12, dan duo Putri Penelope. Hanya saja, lagu Keong Racun ini menjadi perdebatan di antara Charlie dan penyanyi awal lagu Keong Racun tersebut. Namun, perselisihan tersebut lambat laun memang meredup dan tak lagi menjadi konsumsi publik.
Sinta dan Jojo tidak hanya menjadi terkenal, menjadi bintang iklan, dan menjadi model video klip saja. Berkat lagu Keong Racun, khususnya berkat tingkah keduanya merekam gaya mereka, saat ini keduanya dianggap sebagai mahasiswa berprestasi. Bahkan, Jojo nan berkuliah di salah satu universitas partikelir di Bandung, mendapat beasiswa sebab video Keong Racun nan dibuatnya.
Dua Sisi Mata Uang Seniman Dadakan
Berangkat dari video lipsing nan sudah diceritakan di atas, masyarakat Indonesia kemudian menemukan fakta menarik mengenai budaya popular di negara berkembang ini.
Salah satu fakta menarik tersebut ialah "ikut-ikutan". Saking terkenalnya Sinta dan Jojo setelah menjadikan "Keong Racun" sebagai harta karun nan tak pernah disangka-sangka, maka banyak pula orang nan kemudian mengunggah video mereka demi menjadi seperti kedua gadis asal kota Kembang tersebut.
Berbagai kalangan, baik tua mupun muda, baik laki-laki maupun perempuan, kemudian menjadikan video di youtube sebagai ajang unjuk gigi supaya dapat dilirik oleh sebuah rumah produksi nan hendak menjadikan mereka seniman dalam waktu sekejap.
Kenyataan seperti ini dibuktikan dengan munculnya video "India" dari Norman Kamaru nan juga sukses menghebohkan masyarakat Indonesia. Video tersebut dianggap sensasional hanya sebab Norman Kamaru ialah seorang polisi nan dapat menghibur kawannya lewat video tersebut saat sedang kebosanan dalam bertugas.
Di satu sisi, hal tersebut merupakan sebuah langkah nan baik buat dapat menjadikan masyarakat Indonesia lebih bebas dalam berekspresi. Apalagi, dalam kasus video Norman Kamaru, ia bernyanyi buat menghibur hati teman-teman kerjanya saat bosan bertugas.
Namun di sisi lain, hal tersebut justru menurunkan kualitas selebritas di Indonesia. Global hiburan nan seharusnya memberikan banyak hiburan berkualitas malah diisi dengan hiburan alakadarnya a la para penyanyi atau seniman dadakan.
Sebagai contoh, kita dapat melihat disparitas nan signifikan antara atraksi Sinta, Jojo, dan Norman Kamaru dalam video amatir nan diunggah ke dalam youtube dengan penampilan mereka saat diundang ke sebuah acara di stasiun televisi.
Bernyanyi dalam video amatir nan diunggah sendiri seperti itu mungkin ialah hal nan menarik dan mengasyikkan sebab dilakukan dalam keadaan santai, tak tertekan, dan tak terikat dengan anggaran rumah produksi apapun.
Mereka dapat dengan bebas dan tak terkekang tujuan entertainment mengeluarkan sisi orisinil dari diri mereka. Oleh sebab itulah, video amatir tersebut terlihat lebih menarik bagi penonton dibandingkan dengan penampilan anjung nan kemudian menuai kontroversi dari masyarakat pecinta hiburan di Indonesia.
Lain halnya dengan bernyanyi ketika kita dalam posisi sebagai penghibur atau seniman nan memang diundang secara sengaja buat menghibur para penonton. Dalam keadaan seperti ini, seorang seniman dituntut buat memberikan performa terbaik mereka sehingga jika hal itu tak dilakukan dengan baik, maka akan muncul rasa kecewa dari para penonton mengenai hal-hal nan dianggap tak menghibur tersebut.
Jika sebelumnya Sinta, Jojo, dan Norman Kamaru dapat berkespresi seimajinatif mungkin, itu lantaran tak ada pihak nan menyuruh mereka buat berbuat demikian sehingga kebebasan tersebut tercurah seluruhnya kepada mereka.
Namun, saat ketiga seniman dadakan tersebut diundang ke sebuah acara televisi, maka akan terlihat disparitas nan cukup signifikan di antara keduanya. Misalnya saja, saat Norman Kamaru diajak buat ikut melawak dalam acara lawak di sebuah stasiun televisi nan di dalamnya juga terdapat komedian Sule, Norman tampak canggung.
Dalam penampilannya di atas anjung OVJ tersebut, Norman hanya sedikit bergerak dan berbicara sehingga terkesan tak memiliki peran nan krusial dalam situasi lawak tersebut.
Begitu juga dengan Sinta dan Jojo nan memulai tren "lipsing" juga menampilkan performa serupa saat dihadapkan pada layar anjung global hiburan nan sebenarnya.
Tidak ada kenaifan, kepolosan, kecentilan, dan hal lain nan sebelumnya ditawarkan oleh kedua gadis tersebut dalam video amatir mereka. Kini, mereka seperti seniman dadakan nan dipaksa harus memberikan performa nan mereka sendiri sebenarnya kurang mampu.
Bagaimana Selanjutnya?
Lantas, bagaimana selanjutnya para seniman dadakan seperti itu dapat bertahan di jagat global hiburan Indonesia? Hanya mereka nan dapat menjawab pertanyaan tersebut.
Jika para seniman tersebut memang memiliki keinginan nan besar buat dapat hayati di global hiburan Indonesia, maka sebaiknya mereka juga memperkaya ilmu, pengetahuan, wawasan, dan skill mereka di bidang hiburan.
Hal tersebut dilakukan demi meningkatkan kualitas mereka agar setara dengan seniman lain nan menempuh jalan lebih lama buat dapat hayati di kancah global hiburan. Dengan kemampuan nan terbatas, para seniman tersebut kemungkinan akan terlindas oleh seniman lain, bahkan dapat saja tertindih oleh seniman dadakan lainnya nan juga muncul secara tak sengaja.
Oleh sebab itu, global hiburan di Indonesia juga sebaiknya melakukan seleksi secara serius terhadap para selebritas di Indonesia agar mereka memiliki kualitas nan dapat dibanggakan sebagai seorang seniman hiburan.
Dengan kualitas global hiburan nan baik, otomatis global hiburan di Indonesia juga dapat bersaing dengan global hiburan di luar negeri sehingga kita dapat masuk ke global internasional sebab berbagai prestasi nan telah dikontribusikan oleh para selebritas di Indonesia.
Jangan sampai global hiburan di Indonesia terkenal sampai ke mancanegara sebab sesuatu nan bersifat negatif. Hal tersebut bukan hanya mencoreng nama baik negara kita ini, tapi juga berpotensi menurunkan derajat negara dan budaya Indonesia dalam bidang global hiburan dan pariwisata.