Tipe Hutan Hujan Tropis Berdasarkan Ketinggian Tempatnya

Tipe Hutan Hujan Tropis Berdasarkan Ketinggian Tempatnya

Dari pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, sudah sering disebutkan bahwa negara Indonesia memiliki banyak sekalihutan hujan tropisyang tersebar baik di Pulau Sumatra, Kalimantan, hingga Irian Jaya. Hutan hujan tropis ialah kekayaan alam botani nan merupakan anugerah bangsa Indonesia, sebab dengan adanya hutan ini maka negara kita dianugerahi keanekaragaman hidup dan ekosistem, baik flora maupun fauna.



Pengertian dan Loka Hutan Hujan Tropis

Hutan hujan tropis ialah hutan nan penuh dengan pohon-pohon nan tinggi dengan curah hujan tinggi nan terjadi di wilayah hutan itu. Namun, iklim di sekitar wilayah itu tetap hangat sebab matahari tetap menyinari wilayah tersebut.

Menurut Zaenuddin nan tertulis dalam bukunya mengatakan bahwa hutan hujan tropis ialah sebuah hutan nan keanekaragaman tumbuhan di dalamnya sangat tinggi dengan pohon-pohon nan tinggi, iklim nan lembap, serta curah hujan nan tinggi pula.

Hutan ini banyak terdapat di negara-negara di benua Asia, Afrika, Australia, dan Amerika yaitu Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Jika dirinci lebih lanjut maka hutan ini banyak terdapat di negara-negara seperti Bolivia, Indonesia, Venezuela, Papua Nugini, Kolombia, Brazil, Kongo, Peru, Meksiko, dan Suriname.



Ciri-ciri Hutan Hujan Tropis

Walaupun masing-masing hutan memiliki karakteristik khas dan keunikannya tersendiri, tetap saja ada ciri-ciri nan sama nan akan ditemukan di setiap hutan hujan tropis ini. Ciri-ciri tersebut yaitu sebagai berikut.

  1. Curah hujan nan terjadi di hutan ini cukup besar dengan intensitas nan deras setiap tahunnya.
  1. Hutan hujan tropis berada di kawasan tropis nan mendapatkan sinar matahari nan cukup banyak dengan curah hujan nan tinggi.
  1. Memiliki keanekaragaman hidup baik berupa hewan maupun tumbuhan nan sangat banyak. Bahkan bisa dikatakan jenis keanekaragaman makhluk hayati di hutan hutan tropis ini sangat banyak dan sangat beranekaragam.
  1. Hutan ini memiliki kanopi yaitu epilog di bagian atas hutan ini nan terbuat dari penumpukan ranting dan dahan pohon pohon nan saling menyilang sehingga berbentuk seperti tudung.
  1. Ada banyak habitat hewan seperti jenis katak, burung, kadal, kucing, dan monyet nan hayati di kanopi hutan ini.
  1. Tanah di bawah kanopi nan berada di hutan ini umumnya gelap, lembap, dan basah. Namun, permukaan tanah tersebut menjadi loka pembusukan nan sangat baik sehingga nutrisi dan unsur hara di hutan ini selalu tersedia dengan baik. Karena itulah, tumbuhan dan pepohonan di hutan ini bisa tumbuh dengan fertile dan rindang.
  1. Iklim nan terdapat pada hutan ini basah dengan curah hujan nan merata. Terdapat bermacam-macam jenis tanah di dalam hutan ini.
  1. Mayoritas tumbuhan nan dapat ditemukan di hutan ini ialah tumbuhanberbatang kurus nan tak memiliki banyak cabang dan berkulit tipis, serta pepohonan berkayu dengan ketinggian di atas rata-rata pohon nan tumbuh di hutan-hutan lain selain hutan hujan tropis.Tumbuhan nan terdapat di hutan ini kebanyakan ialah pohon-pohon nan bisa diambil getahnya sepanjang tahun.


Tipe Hutan Hujan Tropis Berdasarkan Ketinggian Tempatnya

Tidak semua hutan hujan tropis berada pada ketinggian loka nan sama. Masing-masing hutan nan hampir tersebar di benua-benua besar di global akan memiliki ketinggian nan berbeda-beda. Berdasarkan ketinggian tempatnya tersebut maka hutan hujan tropis nan ada di Indonesia bisa dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.



1. Hutan Hujan Bawah

Hutan hujan bawah terletak pada ketinggian nol hingga seribu meter dari permukaan laut. Hutan ini tersebar di pulau Sumatra, Jawa, Kalimatan, beberapa pulau besar di Maluku, Sulawesi, dan Irian. Dengan kita lain bisa dikatakan bahwa hutan hujan bawah ini hampir tersebar secara merata di pulau-pulau besar nan ada di Indonesia.



2. Hutan Hujan Tengah

Hutan hujan tengah ialah hutan nan terdapat pada ketinggian antara seribu hingga tiga ribu meter di atas permukaan laut. Biasanya hutan nan masuk dalam zona tengah ini dapat ditemukan di wilayah Kepulauan Sulawesi, sebagian wilayah Timor, Aceh, Sumatra Utara, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.



3. Hutan Hujan Atas

Pada ketinggian antara tiga ribu lima ratus hingga empat ribu lima ratus termasuk sebagai zona hutan hujan atas. Hutan ini hanya dapat ditemukan di wilayah Kepulauan Irian Jaya serta sebagian wilayah Indonesia Barat. Hutan nan satu ini sedikit berbeda dengan dua tipe hutan lainnya sebab hutan nan masuk dalam tipe ini terdapat belukar dan padang rumput nan sangat luas nan terdapat di dalam bagian-bagian eksklusif hutan.



Hutan Hujan Tropis nan Semakin Langka

Pada zaman dahulu, mungkin akan sangat mudah bagi kita menemukan daerah-daerah hutan nan masih asri dan murni serta belum terjamah tangan-tangan manusia. Seperti di Kalimantan misalnya, hutan di Pulau Kalimantan terkenal hutan nan paling lebat dengan kerimbunan pohon tinggi nan menaungi tanah serta habitat hewan langka nan sangat lengkap.

Dua puluh tahun nan lalu, hutan-hutan sejenis hutan hujan tropis ini bisa ditemukan dan masih menjadi sumber mata pencaharian masyarakat lokal nan mengandalkan berbagai hasil hutan buat menunjang kehidupan mereka.

Namun sejalan dengan perkembangan industri, baik industri perhutanan, pertambangan, dan perkebunan, hutan ini semakin sporadis ditemui sebab program pembukaan hutan nan banyak dilakukan baik oleh instansi pemerintah maupun perusahaan-perusahaan swasta.

Eksplorasi hutan nan tak disertai dengan peremajaan kembali akan membuat hutan hujan tropis nan ada di Kalimantan satu per satu hilang. Belum lagi dengan pembukaan tambang batu bara nan memakan areal sangat luas dan merupakan proyek perusakan huma hutan secara besar-besaran.



Kerusakan Hutan Hujan Tropis Dampak Pertambangan

Ada banyak hutan hujan tropis nan berada di berbagai wilayah di Indonesia nan mengalami kerusakan sangat parah. Wilayah nan dulunya terdapat hutan ini sangat lebat dengan habitat tumbuhan dan hewan. Saat ini telah berganti dengan lubang besar nan menganga hingga ke dasar bumi.

Bahkan jeda nan dulunya ialah permukaan tanah, saat ini sudah mengalami kedalaman hingga ratusan kilometer dampak pengerukan nan tak disertai dengan reboisasi.

Kerusakan hutan seperti ini membuat banyak tumbuhan dan hewan langka nan dulunya hayati di dalam hutan mengalami kepunahan. Padahal hewan dan tumbuhan langka tersebut harusnya dilestarikan sebagai kekayaan alam Indonesia.

Selain itu, mata pencaharian penduduk sekitar hutan pun mengalami perubahan sebab tak adanya sumber hutani nan dapat dimanfaatkan sebagai sumber penghidupan. Harga rotan menjadi meningkat sebab sulitnya buat mendapatkan tanaman penghasil rotan. Bala alam seperti banjir dan tanah longsor juga menghantui masyarakat sekitar wilayah tersebut.

Bisa dibayangkan jika hal ini terus berlanjut tanpa adanya usaha pemugaran maka permukaan bumi kita akan penuh dengan lubang-lubang menganga nan tak dapat ditutup lagi.



Hal nan Harus Segera Dilakukan

Untuk mengembalikan kondisi wilayah nan terlanjur rusak tersebut memang tak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Namun, jika tak dimulai dari sekarang maka kemungkinan besar di masa depan, manusia akan kehilangan sumber penghasil air. Bagaimanapun juga hutan ialah sumber penghasil air bagi kehidupan manusia.

Untuk itulah, reboisasi atau penanaman kembali hutan harus segera dilakukan, baik secara berdikari oleh masyarakat maupun melalui program pemerintah.

Ekplorasi hutan dan lingkungan alam harus mulai dibatasi pula. Termasuk di dalamnya ialah usaha pengolahan kembali wilayah nan sudah terlanjur dijadikan areal pertambangan menjadi perkebunan.