Ceramah Agama nan Melahirkan Penceramah Selebritas
Ceramah agama Islam sudah merupakan makanan sehari-hari bagi masyarakat muslim di Indonesia. Setiap pagi dari pulul 5 hingga pukul 7, hampir setiap stasiun televisi mempunyai program spesifik buat ceramah agama Islam ini. Untuk ceramah agama Kristen/Katolik, biasanya setiap hari Minggu siang.
Tapi tak semua stasiun televisi mempunyai program ceramah agama Kristen/Katolik ini. Mungkin pangsa pasar nan tak terlalu besar dibandingkan jumlah penduduk nan menganut agama Islam. Untuk ceramah agama Hindu, Budha, dan keyakinan lainnya, cukup sporadis ditemui kecuali di TVRI.
Metode Ceramah Agama Islam
Mengingat kemajuan zaman dan perubahan nan begitu cepat berubah, para penceramah agama Islam terus berpikir keras mencari metode nan tepat sehingga isi ceramah agama nan mereka bawakan bisa dinikmati dan didengarkan oleh banyak orang.
Walaupun mereka sangat paham bahwa ceramah agama nan mereka bawakan belum tentu efektif dan akan membawa pengaruh hebat di hati para pendengarnya, metode nan tepat, efektif, dan efisien tetap saja harus direncanakan dengan baik dan dengan sepenuh hati.
Hanya ceramah agama nan berasal dari hatilah nan akan menyentuh hati. Oleh sebab itu berbagai media informasi termasuk koran, majalah, televisi, radio, berlomba-lomba membuat acara ceramah agama semenarik mungkin. Banyak hal nan akan mereka dapatkan ketika banyak orang nan mendengar, membaca, ataupun menonton acara nan mereka buat.
Ceramah Agama - Laba Finansial dan Kepuasan Batin
Para pengolah televisi berusaha sekuat tenaga buat menampilkan ceramah agama terutama ceramah agama Islam nan menarik dan tentunya nan sangat menguntungkan. Untuk itulah didatangkan para penceramah nan harus lucu, menarik, tapi tetap berilmu tinggi serta menguasai pendengarnya.
Isi ceramahnya kalau dapat mampu mengaduk-aduk emosi para pemirsa sehingga ceramah agama ini akan semakin dicintai oleh pemirsa sekaligus akan meningkatkan rating . Rating naik, pengiklan pun datang. Itulah hukum pasar ekonomi.
Ceramah agama pun dapat menjadi komoditi nan laris manis. Suatu dilema? Tidak juga, sebab bagaimanapun semua orang, baik nan alim, tak alim, orang awam, orang berilmu, semua butuh makan dan kalau sumber pendapatan dapat diperoleh dari sesuatu nan tak melanggar anggaran agama, mengapa harus dipermasalahkan.
Jadi, agak terlalu hiperbola kalau para penceramah agama nan sering tampil di TV tersebut dikatakan menjual 'ceramah agama' nan dibawakannya atau nan lebih ekstrem lagi mengatakan kalau para penceramah selebritas itu tak bedanya dengan jual ayat-ayat Allah Swt. demi kepentingan perut dan nafsu duniawi mereka saja.
Kalau ingin dikatakan kontroversi, dapat saja. Namun, harus dipikirkan imbas dari ceramah agama Islam tersebut. Tidak ada nan pernah tahu seberapa banyak orang nan terilhami dan terbuka hatinya sehingga kembali ke jalan nan benar.
Kalaupun para penceramah itu mendapatkan uang dari apa nan mereka lakukan, itu wajar-wajar saja. Mereka butuh hidup. Bukankah kalau para penceramahnya kaya, niscaya juga banyak nan dapat tertolong sebab biasanya para penceramah itu ialah orang-orang nan baik dan sangat pemurah.
Ceramah Agama nan Melahirkan Penceramah Selebritas
Saking luar biasa bagusnya rating ceramah agama nan dibawakannya, tak sporadis para penceramah agama tersebut menjadi laris juga sebagai bintang iklan. Penggemar dan pendengar mereka nan tersebar di seluruh Nusantara ini tentunya menjadi bidikan para pengiklan. Benar-benar teknik pemasaran nan cukup jitu.
Selain sebagai bintang iklan para penceramah nan cukup populer itu juga diajak bermain dalam sinetron, film, atau diajak berkolaborasi dengan penyanyi atau bahkan ada nan benar-benar menjadi penyanyi. Suara latif mereka tak hanya bagus didengar ketika mereka berada di acara ceramah agama, tapi juga suara emas mereka sedap didengar saat mereka bernyanyi.
Hal nan harus dipertimbangkan ketika mereka menjadi seorang selebritas ialah adanya mata-mata kamera atau moncong-moncong speaker nan tak hanya mencari info tentang isi ceramah agama nan akan dibawakan, tapi juga urusan pribadi sang penceramahpun diutak-atik.
Hal inilah nan menjadikan isi warta infotainment menjadi sangat miris, manakala isu nan disebarkan ialah isu keluarga atau pribadi sang penceramah agama nan seharusnya terjaga dari hal-hal nan akan menyerempet fitnah. Bukannya ingin terlalu mengagungkan para penceramah agama tersebut, namun apa nan telah dikatakan oleh mereka dalam ceramah agama nan dibawakannya harusnya sudah mereka jalankan dengan baik.
Tapi, kalau ada isu nan tak sedap tentang pribadi mereka maka para pendengar dan pemirsapun akhirnya meninggalkan acara ceramah agama nan mereka bawakan. Hal ini selain akan membuat orang terjebak ke dalam lembah gosip juga seolah telah menghukum para penceramah nan bermasalah tersebut.
Pasti ada pengaruhnya baik kepada para pemirsa maupun kepada sang penceramah. Misalnya, apa nan terjadi kepada Aa Gym nan akhirnya harus kehilangan banyak hal dalam hidupnya termasuk bercerai dengan istri pertamanya nan telah mendampinginya selama puluhan tahun.
Bila dibayangkan bagaimana galau dan resahnya Aa Gym dan Teh Ninih ketika harus melakukan ceramah agama dengan topik nan menyangkut pernikahan dan kebahagiaan suami istri. Kalaupun dikembalikan kepada Allah Swt. maka semua itu ialah jalur hayati Aa Gym nan harus dilaluinya.
Tapi, di global nan penuh dengan majemuk bentuk rupa kehidupan dan manusia seperti nan ada di Indonesia ini, kejadian nan menimpa Aa Gym sangat disayangkan. Mereka nan dahulunya sangat menghormati dan menghargai da'i nan bahagia olehraga ekstrem ini, akhirnya kini tetap merasa agak kaku dan enggan bila mendengarkan ceramah agama dari beliau.
Apapun dan bagaimana pun kata-kata nan dirangkai oleh da'i nan pernah akan dicalonkan sebagai Presiden Republik Indonesia ini, masih saja ada nan risih nan mendengarkan ceramah agama Aa Gym. Itulah salah satu dampak dari popularitas nan didapatkan oleh seseorang nan melakukan ceramah agama di TV.
Popularitas nan luar biasa membuat kehidupan sang penceramah menjadi sorotan. Sebenarnya masyarakat Indonesia haus akan tokoh-tokoh nan dapat dijadikan teladan paripurna dalam hayati mereka. Tentu mereka tahu dari ceramah agama nan sering dengarkan bahwa teladan nan primer umat Islam itu ialah Rasulullah saw.
Akan tetapi, bagi sebagian orang melihat dan mengetahui ada orang-orang terkenal nan berusaha hayati seperti Rasulullah saw, mereka niscaya ingin melihat dan berbuat sama dengan tokoh nan dikenalnya tersebut.
Tapi, bila sang tokoh dianggap hanya dapat menasihati orang lain lewat ceramah agama nan dilakukannya tanpa dapat menerapkannya dalam hidupnya sehari-hari maka rasa kecewa akan membuat sang penggemar berat menjadi sang pembenci nan tidak mampu memaafkan.
Citra dan pencitraan ialah sesuatu nan sejalan seiring buat para penceramah nan sering tampil di TV. Kesederhanaan dan keikhlasan menerima takdir kehidupan harus benar-benar tercermin di dalam diri para penceramah itu.
Kasus nan menimpa ustadz Solmed nan pada awalnya dikira masih bujang, tapi ternyata ialah seorang duda, menjadi sorotan luar biasa. Kehidupan ustadz muda nan menikahi seorang seniman sinetron ini digali sedalam-dalamnya hingga melibatkan pengacara nan dibawa oleh mantan istrinya.
Komentar miring begitu banyak terdengar dan terbaca. Tanggapan negatif itu membuat banyak orang merasa sangat miris dan sangat menyayangkan mengapa hal nan seharusnya tak harus diungkapkan akhirnya harus diketahui oleh banyak orang. Ceramah agama nan dibawakan oleh ustadz Solmed akhirnya seolah berselimut sedikit kabut.
Bukan ingin terlalu mendewa-dewakan penceramah agama, tapi sekali lagi bahwa imbas dari kehidupan nan dianggap tak sinkron dengan anggaran agama, seharusnya tak ada dalam diri orang nan tahu dan berilmu dalam ceramah agama.
Oleh sebab itu, demi ketenangan umat dan pencitraan nan baik, seharusnya pencari warta dapat memilih dan memilah warta nan tak membuat masyarakat banyak merasa kecewa sehingga kekecewaan mereka itu akan berdampak pada keimanan mereka.